Bab Enam

91 3 0
                                    

Jangan lupa follow  akun Chocomellow ya.

Dan like and commentnya juga

Terima kasih

###

Arkan

Yakin kau ingin jadi cinderella. Mencari wanita dengan sepatu kaca diseluruh kota. Percayalah, pangeran itu penguntit dizamannya.

***

Arkan keluar dari ruang kerjanya. Aroma enak langsung tercium begitu ia bernafas. Arkan melangkah ke dapur dan mendapati Audrey sedang sibuk dengan panci di kompor, wanita itu membelakanginya, rambutnya digulung dengan longgar ke atas menggunakan sumpit. Arkan bisa melihat beberapa anak rambut yang berterbangan di bawa angin yang masuk dari pintu belakang. Audrey mangaduk, memotong, lalu mengangkat kepalanya, mencari bumbu di rak sebelah kiri dapur. Kemudian kembali ke posnya.

Dia harus mengakui bahwa dia tertarik dengan Audrey. Bukan ketertarikan yang dangkal, tapi ketertarikan kuat. Ketertarikan seksual yang sulit untuk ia tangani. Dia mendapati apapun yang wanita itu lakukan, ujung-ujungnya membuat Arkan harus menenangkan gejolak hasratnya. Menyadari hal itu membuatnya kecewa. Audrey bukan wanita yang bisa ia sentuh seenaknya.

Nyatanya, Audrey bukan tipe wanita yang akan tergiur dengan kencan kilat, menghabiskan malam penuh gairah, dan berakhir saat ia tak lagi berminat padanya. Audrey jelas wanita yang punya pendirian, dan tak akan ingin berakhir dengan cinta sesaat, membara, dan hangus tak bersisa. Arkan yakin, Audrey adalah wanita yang berkencan dengan serius, mengharapkan cinta sejati, dan penuh komitmen. Wanita itu tahu dengan pasti apa yang diinginkannya. Lalu berjuang mendapatkannya. Arkan tak pernah bermain dengan wanita yang serius dan berkomitmen. Tidak, dia tak ingin bertanggung jawab dengan harapan mereka yang tentu saja tak bisa dipenuhinya.

Ini pertama kalinya bagi Arkan, merasakan kebimbangan seperti ini setelah ditinggal oleh Renata. Wanita yang selalu mengisi hatinya selama lebih dari 10 tahun. Renata wanita yang cerdas, sosoknya lembut, rapuh dan membuatnya ingin melindunginya terus menerus. Wanita yang menemaninya selama masa remajanya yang penuh kemarahan.

Dalam kasus Renata, perasaannya terasa ambivalen terhadap wanita itu. Dia sadar, Renata juga menyukainya sama dengan bagaimana Arkan menyukai Renata. Tapi, ketika Renata meminta cintanya, dia tak sanggup memberikannya. Ketika Renata mendambakan komitmen dari kisah mereka, ia merasa tak mampu melakukannya. Arkan takut, jika hubungan mereka hancur, itu artinya ia menyakiti perasaan Renata.

Sedangkan dalam kasus Audrey, meski ia tergoda dan merasakan ketertarikan seksual yang kuat terhadap wanita itu, ia tak bisa mengacaukan hidupnya. Apalagi Arkan selalu memegang pendirian bahwa wanita yang diajakanya berkencan juga sama-sama mengharapkan hal yang sama. Sehingga tak ada yang akan dirugikan dari hubungan singkat mereka. Hubungan percintaan berarti pengorbanan dan kompromi. Dia tak siap melakukan salah satu diantaranya. Sedangkan Audrey, tak siap menjalin hubungan tanpa cinta. Maka dari itu, Audrey terlarang baginya.

Arkan menatap Audrey, memasukan wortel ke dalam panci. Perempuan itu masih sibuk dengan masakannya. Suasana dan emosi yang diarasakan saat bersama Audrey sangat berbeda saat ia bersama perempuan lain, termasuk Renata. Audrey keras kepala, tapi bukan menuntut. Audrey jauh lebih sederhana. Sedangkan Renata, untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun dia sadar. Ada beberapa sifat Renata yang mirip dengan mamanya.

Perfeksionis dan suka menuntut.

Dua sifat yang selalu mengekangnya. Sifat yang membuatnya tak berfikir kisah cinta akan cocok untuk hubungan mereka. Ia tak ingat kapan terakhir kali ia melihat mamanya. Tapi pengaruhnya sungguh luar biasa. Arkan sering bertanya-tanya, sampai kapan mamanya akan mengontrolnya. Sampai kapan Renata akan membayang-bayangi mamanya. Hingga perkataan yang sama dari dua orang yang berbeda kembali menyakitinya.

The Future Diaries Of AudreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang