"Kak" Panggil Azkia kepada Ashilla. Saat ini ia sedang rebahan di kasur kakaknya dengan kepalanya yang menggantung dibawah kasur.Sedangkan Shilla duduk di meja belajar sambil meringkas materi dari ppt yang telah di share dosennya ke group kelas.
"Hm"
"Adek udah lancar bahasa Inggris loh, kakak mau dengar?" Tanya Azkia. Adik perempuan Ashilla itu sudah duduk di kelas 4 SD dan mengambil les bahasa Inggris. Jarak lahirnya dengan adiknya itu memanglah jauh, tapi Ashilla tak memungkiri bahwa kehadiran Azkia membuat hari-hari nya dirumah terasa menyenangkan dan ramai walau mereka selalu berakhir dimarahin mama atau papa karena selalu berkelahi dengan adu mulut.
"Do you know sist?"
"Tau apa?" Shilla menjawab sekenanya karena jika menyangkut Azkia akan menaikkan tensinya.
"Do you know if you stupid?"
Shilla menghembuskan nafasnya kasar dan menghentikan kegiatannya merangkum materi. Ia berbalik menghadap adiknya yang nyengir tanpa dosa.
"Aku aduin papa tau rasa" ancam Shilla.
"Loh adek kan belajar bahasa Inggris. Kok kakak ngerasa sih" katanya ngeles sambil tertawa.
"Serah" Pasrah Shilla kembali melanjutkan merangkum materi.
"Sepulang Kia dari les, temen kakak nyariin kakak"
"Siapa? Kak Dara?"
"Bukan. Abang-abang ganteng di samping"
Shilla mengerutkan keningnya. Siapa yang datang mencarinya di jam segitu? Abang-abang ganteng disamping adalah Devan dan laki-laki itu sepanjang sore sampai gelap hari bersamanya, jadi tidak mungkin Devan yang mencarinya.
"Namanya bang Ranu" lanjut Azkia menjawab keheranan diwajah kakaknya.
"Ooh, Ranu. Bang Ranu bilang apa aja tadi?"
"Dia tanya kakak kemana, terus Kita jawab gatau"
"Abis itu abangnya pulang?"
Kia menggeleng, "enggak"
"Jadi?" Shilla geram Kia bicaranya setengah-setengah, "ngapain lagi?"
"Kok ketawa? Kenapa, apa yang lucu?" Cecar Shilla tak sabar. Ntah apa yang dilakukan laki-laki itu datang kerumahnya tadi sore.
"Abang itu ajak adek jajan dulu baru pulang" Kata Azkia.
Shilla memicingkan matanya, "kamu nyuruh Abang itu antar jajan?" Tanya Shilla. Azkia sama dengannya, sama-sama doyan jajan. Mengingat tempat jajan hari kedepan komplek baik Ashilla ataupun Azkia kesulitan jajan sendiri. Biasanya mereka menitip jajan dari papa, atau singgah dulu sepulang kuliah ke warung di depan komplek.
"Hehe abangnya mau sih" Cengir Kia.
"Anj- astaghfirullah, is dek kok ngerepotin orang sih?" Kata Shilla dengan suara yang sudah meninggi.
"Apasih kak, lebay orang abangnya mau aja ngantar naik motor"
"Iss nih anakk" Shilla yang kesal menghampiri Kia dan berusaha meraih telinga adiknya itu untuk di jewer.
"Ma, pa, liat kakak bilang adek anjing" Teriak Azkia membuat Shilla semakin brutal memukul Kia.
"Diem Kia"
"Gamau, ma, p-" ucapan Kia terhenti karena Ashilla mendekap mulut adiknya. Mereka berguling-guling di ranjang Ashilla, membuat cover bad nya berantakan.
***
"Dari mananya kau?" Tanya Ranu saat Devan baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basah.
"Biasa jogging tadi"
"Kok sampe malam kekgini"
"Lo kayak emak-emak bawel sadar gak sih Njir" Ketus Devan yang di balas tawa oleh Ranu.
"Gue tuh tadi jogging sekalian ke Danau yang di jalan setapak ujung komplek"
Ranu yang rebahan dikasur dengan melipat kedua tangannya mengenyit heran, "emang ada Danau disini?"
Devan mengangguk, "gue juga baru tau kemarin pas iseng jogging Ampe ujung jalan eh ketemu tuh danau. Hari ini gue kesana lagi tadi, gue ajak cewek sebelah biar ada temen"
"Cewek sebelah? Si Ashilla?" Tebak Ranu.
"Yoi, tau gak sih tuh cewek serem kalo marah" kata Devan sambil tertawa. Ia gemas sekali melihat ekspresi gadis itu yang lucu saat marah.
Sedangkan Ranu akhirnya tau kemana Ashilla yang ia cari sore tadi sepulang dari lahan. Ternyata gadis itu pergi dengan Devan ke Danau dan ntah melakukan hal apa saja berdua disana, memikirkannya membuat Ranu sedikit iri.
"Kenapa dia marah?"
"Gue bawa dia lewat jalan setapak setelah ujung jalan komplek. Disana tuh semak-semak semua. Tuh cewek pasti mikirnya ke gue yang aneh-aneh. Gue tau dia ketakutan tapi masih beraninya marah-marah minta pulang ke gue" Cerita Devan diakhiri tawa. Ranu baru kali ini melihat Devan seantusias itu bercerita, sangat ceria dengan wajah cerah.
"Seru kali Kelen nampaknya"
"Yoi, pankapan kita jogging Ampe sana. Lo juga liat sunset dari sana, pasti Lo seneng liatnya kayak Shilla"
"Hahah, ide bagus tu" Jawab Ranu apa adanya. Pikirannya sudah bercabang ntah kemana, mereka berdua saja pasti telah mencetak keceriaan di wajah gadis itu mengingat Devan sangat ramah orangnya.
Ntah perasaan Ranu saja saat ini karena mengetahui Devan dan Shilla berduaan atau bagaimana, namun ia rasa Devan menyukai tetangganya itu.
Ranu langsung menggeleng mengenyahkan pikiran anehnya itu. Tentu saja siapapun yang mengenal Shilla langsung suka, mengingat perempuan itu selain cantik juga baik dan humle.
"Dah minggir, gue mau turu"
"Eh, Mabar kita. Cemana nya" kata Ranu. Devan tak menghiraukan ucapan Ranu malah langsung mengambil posisi tidur di samping Ranu.
"Besok" ucapnya terakhir kali kemudian tidur.
"Eeh anak ini"
Ranu melihat langit-langit atap. Merasa bosan ia mengambil ponselnya, lalu membuka aplikasi WhatsApp.
Dari banyaknya chat dan group chat ia mengabaikan semuanya. Ia menekan foto profil salah satu kontak yang lebih menarik baginya dari chat lain.
Foto Ashilla yang sedang tersenyum sambil menutup mata dengan tangan sebelah tangannya membentuk love yang di letakkan di pipinya. Cantik.
Ranu lalu membuka chat mereka. Online, saat ini gadis itu sedang online.
Setelah memandang sambil berpikir lama Ranu memberanikan diri mengirim pesan kepada gadis yang hanya terhalang tembok rumah dengannya saat imi
Ranu
Ke kampusnya kau besok?Hula guys. Kunjungi ig-ku : @annisa.ca_
Tengs
KAMU SEDANG MEMBACA
Medan & Kisah Kita
ChickLitTentang kota metropolitan Medan dan caraku membahagiakanmu