"Ma, kakak berangkat ya" Shilla menyalin tangan Herli.
"Adek juga ya ma" Azkia juga menyalim tangan mamanya.
"Hati-hati ya, belajar yang bener" Nasihat Herli.
"Cepetan Kak, Dek papa buru-buru nih" teriak Tama dari dalam mobil.
"Iya bentar," Shilla dan Azkia langsung menuju mobil papanya yang kelihatan tak sabaran.
"Pagi Shil.." Shilla menoleh yang ternyata Ranu menyapanya. Laki-laki itu baru saja mengeluarkan sepeda motornya dari rumah Devan. "Mau ke kampus?"
"Pagi, iya nih Ran" jawabnya.
"Samaan aja yok. Kita kan sekampusnya" ajaknya.
Shilla melihat papanya yang melihat interaksi mereka berdua. "Siapa Shil?" Tanya Tama.
"Temen anaknya Om Edy pa, temen sekampus Shilla juga." Jelasnya
Melihat Shilla memperkenalkan dirinya Ranu menunduk sopan dan tersenyum yang di balas senyum tipis oleh Tama.
"Yaudah, kalo mau bareng sana. Titip Shilla Ranu, om buru-buru soalnya" kata Tama dari dalam mobil.
"Iya om" jawabnya.
"Lah, adek gimana?" Tanya Azkia.
"Adek sekolahnya di depan, sama papa aja ayo" kata Dody. Dengan muka tertekuk Azkia masuk ke mobil, Shilla dengan senang hati menjulurkan lidahnya mengejek mengingat Azkia sangat senang naik sepeda motor namun tak bisa ikut dan harus diantar oleh papa menggunakan mobilnya.
Selesai memanaskan mesin sepeda motornya Ranu menyerahkan helm kepada Shilla. "Nanti singgah kita bentar di kosku ya, mau ngambil tas sama buku ku. Bentar ajanya" kata Ranu meminta izin.
"Ohh, okee"
Shilla lalu naik ke sepeda motor Ranu lalu mereka berangkat bersama. Macetnya kota Medan dipagi hari tak perlu diragukan lagi, tapi dengan sepeda motor dan gesitnya Ranu mengambil jalan memudahkan perjalanan mereka. Hingga sebelum Pasar USU motor Ranu berbelok ke suabuh gang lalu berhenti di depan sebuah rumah yang berpagar tinggi.
"Bentar ya" kata Ranu turun dari sepeda motor lalu masuk ke dalam rumah.
Shilla melihat ada beberapa polibag yang berisi tanah di depan kontrakan Ranu namun belum ada tanaman yang di isi.
Tak lama Ranu datang dengan tas ransel di punggungnya. "Dah, yuk" ajaknya memakai helm.
"Yuk" Shilla kembali naik. Motor Ranu tidak mengambil jalan tadi namun motornya tetap lurus Shilla yang tidak tau menau jalan di Medan ini hanya diam mengikuti hingga tak lama mereka masuk ke jalan raya dekat lampu merah pintu satu USU.
"Cepet banget lewat sini" kata Shilla.
"Iya dong, disini tuh banyak jalan tikus ke kampus kita" Jelasnya. Shilla hanya manggut-manggut.
"Eeh, dari pintu dua aja" kata Shilla saat motor Ranu hampir masuk lewat pintu satu. "Lebih Deket"
"Ooh oke" Ranu melanjutkan motornya ke arah pintu dua. "Jam berapanya kau pulang nanti?"
"Aku pulangnya siang sebelum Zhuhur"
"Ku jemput lagi kau nanti ya, sama lagi kita balek" ajak Ranu.
"Kamu masih nginep di rumah Devan?"
"Iya, kami mau latihan nembak hari ini sering-sering nya aku nanti tidur di rumahnya, dia pun gitu sering-sering jugak tidur di kosku" jelasnya.
"Boleh deh, asal ga ngerepotin kan aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Medan & Kisah Kita
Chick-LitTentang kota metropolitan Medan dan caraku membahagiakanmu