Pagi pagi sekali Shilla sudah menyibukkan diri dengan menyiram bunga di halaman rumahnya. Hari Sabtu begini ia tetap produktif bangun pagi daripada memperpanjang waktu rebahannya.
Bunga-bunga yang telah ia tanam bersama mamanya tumbuh dengan indah. Shilla sangat senang melihatnya. Mamanya memang hobby sekali menanam bunga dan sepertinya kesenangan mamanya itu menurun kepadanya.
Shilla melihat kearah luar pagar saat melihat seorang laki-laki yang sedang fokus berolahraga. Laki-laki itu sedang berlari-lari dengan airpods menyumpal kedua telinganya. Shilla belum pernah melihat laki-laki itu sebelumnya di komplek ini.
Shilla kembali menyiram bunga lalu mencabuti rumput disekitar pot sambil bersenandung kecil.
"Hai" Shilla menoleh ke sumber suara yang menyapanya. Rupanya laki-laki tadi berdiri di tembok pagar sambil meletakkan dagunya di lipatan kedua tangannya.
"Eh, Halo" jawab Shilla.
"Gue tinggal disebelah, kita tetanggaan" laki-laki itu menunjuk rumah disebelah dengan dagunya.
"Oh ya? Aku kayaknya belum pernah deh liat kamu" Jujur Shilla. Dua setengah tahun tinggal di komplek ini ia samasekali belum pernah melihat laki-laki itu disini.
"Gue baru aja semalem nyampe sini, gue lanjut pendidikan disini jadi ya wajar Lo baru liat gue secara kita baru ketemu"
Shilla menganggukkan kepalanya paham. Ia tahu bahwa laki-laki ini adalah anak TNI disebelah rumahnya yang juga teman papanya. Shilla pernah mendengar jika pemilik rumah disebelah nya ini memiliki anak tunggal yang tinggal di Jakarta, dari logat dan kemiripan wajah laki-laki ini dan orangtuanya yang sering Ashilla lihat ia menyimpulkan bahwa laki-laki inilah anak tunggal tersebut.
"Bunga-bunga Lo cakep, Lo tanem Semua?" Tanyanya sambil memperhatikan satu persatu bunga-bunga segar di depannya yang tertata rapi dan mekar-mekar.
"Engga cuma aku sih. Mama juga ikut nanam terus sebagian lagi di beli" jelasnya.
"Ooh gitu. Btw nama Lo siapa? Kita bakal sering ketemu ga asik gatau masing-masing nama"
Shilla tertawa kecil mengiyakan, "Aku Ashilla, panggil aja Shilla"
"Aku Devan" katanya menjulurkan tangan kanannya. "Yaah ga nyampe" katanya pura-pura sedih. Padahal ia sedang menyinggung.
"Eeh sorry.." Shilla salah tingkah saat menyadari sedari tadi ia tak membuka pagar. Ia lalu membuka pagar dan mempersilahkan Devan masuk.
Devan tertawa, "bercanda kok gue. Lain kali deh gue mampir liat nih gue keringetan" katanya memperlihatkan tubuhnya yang tinggi dan atletis penuh dengan keringat.
"Sorry banget..." Katanya tak enak.
"Santai. Gue Devan" katanya mengulangi menjulurkan tangan.
"Shilla-duh tangan aku kotor"
"Gapapa" Devan menarik tangan kanan Shilla yang kotor karena tanah lalu mereka berjabat tangan dapat Shilla rasakan tangan besar itu berair karena keringat.
"Yaudah, gue balik dulu ya tetangga" pamitnya yang di angguki oleh Shilla.
Devan masuk ke dalam rumah sebelum masuk ia sempat-sempatnya melambaikan tangan ke arah Shilla. Shilla hanya tertawa kecil dengan tingkah tetangganya itu lalu kembali sibuk dengan bunga-bunganya.
Devan berdecak saat mendapati sahabatnya yang masih tertidur pulas di kasurnya.
"Ranu Woiii! Bangun Lo dah siang!" Teriaknya.
"Woi!"
"Ck, ish apanya kau ah"
"Lah ngomel, bangun udah siang anjir katanya mau duel basket"

KAMU SEDANG MEMBACA
Medan & Kisah Kita
Chick-LitTentang kota metropolitan Medan dan caraku membahagiakanmu