Xiao Zhan menghela napas panjang setelah sampai di kamar. Dia lalu duduk dengan wajah yang tampak kesal.
"Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu seenaknya? Memangnya siapa dia?" ujar Xiao Zhan kesal.
"Namanya Yibo. Dia pemilik elemen api," jawab Build.
"Pantas sombong. Lihat saja nanti, orang pertama yang akan kutunjukkan bagaimana hebatnya kekuatanku adalah dia!"
Build menepuk bahu Xiao Zhan demi menenangkan teman sekamarnya ini yang sedang kesal.
"Sudahlah, sepertinya dia memang orang yang sedikit sombong. Lebih baik sekarang kita jalan-jalan mengelilingi asrama ini, bagaimana? Apa kau setuju, Zhan? Siapa tahu kita bisa menemukan teman-teman baru lagi."
Xiao Zhan merebahkan tubuhnya di ranjang. Merasa malas untuk beranjak, tapi otaknya tiba-tiba bekerja dan mendapat ide.
'Apakah ada pintu keluar dari tempat ini?'
"Baiklah, ayo kita berkeliling!" ujar Xiao Zhan yang tiba-tiba terlihat bersemangat.
Mereka pun akhirnya beranjak dari kamar meninggalkan burung grey yang tengah tertidur pulas. Sepertinya burung penghuni kamar itu tak menyadari kedatangan Xiao Zhan dan Build.
Sepanjang lorong asrama, Xiao Zhan dibuat takjub dengan ornamen-ornamen dari berbagai negara. Namun, yang membuat langkahnya terhenti adalah sebuah relief matahari dengan seorang wanita yang memeluknya.
"Apa maksudnya?" ujar Xiao Zhan sambil melihat relief itu.
Build yang menyadarinya kemudian melihat relief itu juga.
"Oh, dia adalah ostium, wanita yang merupakan inti kekuatan alam semesta. Dulu, ostium berkorban untuk menyelamatkan umat manusia dari para iblis yang haus kekuasaan. Kabarnya, jantung ostium dibuang ke bumi dan berubah menjadi batu berwarna merah darah yang bernama bloodstone. Seperti yang aku ceritakan padamu, Zhan. Kita harus mendapatkan bloodstone dan melindunginya dari makluk jahat."
"Kau tahu benar soal sejarah, ya? Aku paling malas dengan pelajaran itu."
Build tersenyum. "Tidak juga. Itu karena kakakku selalu menceritakan semuanya padaku. Hingga dia menghilang karena ingin tahu di mana bloodstone berada," ujar Build mengenang kembali pertemuan terakhirnya dengan sang kakak.
"Jika ingin berniat kabur dengan mengelabuhi temanmu ini, maka lupakan saja niatmu. Kau tidak akan bisa keluar untuk saat ini," ujar seorang gadis yang tampak melihat relief yang sedang Xiao Zhan dan Build perhatikan.
"Eh? Kau bisa membaca pikiranku?!" ujar Xiao Zhan kaget.
"Namaku Giselle. Senang berkenalan dengan pengendali angin dan ...." Giselle tampak mengerutkan kening memerhatikan Xiao Zhan dari atas sampai bawah lalu mendekati pemuda itu hingga Zhan harus mundur selangkah demi menjauh dari hidung mancung sang gadis.
"Kenapa aku tidak bisa melihat sesuatu yang spesial darimu?" ujar Giselle bingung.
"Dia spesial," ujar Build memberitahu.
Giselle menoleh ke arah Build dan mencoba membaca pikiran Build dengan mendekatinya.
Namun, sepertinya pemuda itu tahu bagaimana cara kerja kekuatan Giselle. Biu mundur dan menggelengkan kepalanya.
"Hei, kau mau membaca pikiranku, 'kan?"
"Kau cukup pintar juga, ya, pengendali angin," ujar Giselle sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Namaku Build dan dia Xiao Zhan." Build baru saja akan menyalami Giselle, tapi dia segera menarik tangannya lagi.
"Aish, sedikit menakutkan juga, ya, berkenalan dengan pengendali pikiran," celetuk Build sambil memanyunkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret of the Bloodstone [End In pdf]
FanfictionSebelum menyentuh sebuah batu di museum kuno saat karya wisata, Xiao Zhan hanyalah mahasiswa biasa. Namun bermula dari tanda lambang matahari yang tiba-tiba muncul di telapak tangannya, kehidupan Xiao Zhan berubah. Seorang pencari bakat terken...