Yibo mendorong Xiao Zhan hingga pemuda itu terpental. Kekuatan Yibo seolah bertambah dua kali lipat.
"Aww! Kenapa kau mendorongku sangat kuat padahal aku telah membantumu, hah?" pekik Zhan sambil mengusap pantatnya yang sakit.
"Apa aku memintamu mengalirkan energi untukku?" ujar pemuda itu ketus mencoba menyembunyikan rasa terkejutnya ketika sentuhan lembut itu menyapa bibirnya. Hangat dan terasa nyaman. Hampir saja Yibo terlena dibuatnya jika dia tidak menyadari gelombang energi yang masuk begitu besar.
Xiao Zhan menghela napas berat demi menahan emosinya.
'Sudah untung aku bantu menyembuhkan lukanya. Cih, dasar tidak tahu diri!' umpat Zhan dalam hati.
Zhan tak beranjak dari tempatnya bukan karena tak ingin, tapi seperti biasa energi yang Zhan berikan pada Yibo sepertinya masih belum bisa dia kendalikan sehingga energi itu meluap tak terhingga.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tambah Yibo tak suka dilihat terlalu intim oleh Xiao Zhan.
Xiao Zhan merentangkan tangan meminta bantuan Yibo. "Bantu aku berdiri. Rasanya kepalaku mau pecah."
Yibo akhirnya berjongkok dan menunjuk bahunya sendiri. "Naiklah! Anggap ini rasa terima kasihku padamu."
Xiao Zhan tersenyum dan menggoda Yibo. "Bilang saja kau malu mengatakan terima kasih padaku, 'kan?"
"Naik atau aku tinggalkan kau di sini sendiri," ancam Yibo.
'Aish, ya! Menyebalkan sekali." Xiao Zhan akhirnya berdiri dan memeluk Yibo dari belakang.
"Tanganmu."
Xiao Zhan melirik pada tangannya yang melingkar di leher Yibo.
"Hah? Kau mau tanganku memegang ke mana, hah? Jika aku tidak berpegangan padamu aku akan terjungkal."
"Bahuku."
Xiao Zhan menghela napas. Tak ingin berdebat lebih lama dengan Yibo akhirnya tangan Zhan memegang bahu Yibo.
Mereka berjalan menyusuri lorong yang tampak sepi dan gelap. Beruntung Yibo adalah pengendali api sehingga dia bisa memanfaatkan kekuatannya untuk menerangi setiap langkahnya.
"Tempat apa ini?" ujar Xiao Zhan sambil memerhatikan lorong yang ditumbuhi akar-akar yang membentuk seperti gapura yang kokoh meski tampak sudah berusia puluhan tahun.
"Diamlah. Suaramu sangat berisik," ujar Yibo yang mendengar suara Xiao Zhan yang menggema.
"Aku hanya bertanya. Apa salahnya?"' cebik Zhan tanpa memedulikan ucapan Yibo.
Tes
Tes
Suara tetesan air terdengar dan menyapa indra pendengaran Yibo. Pemuda itu berhenti melangkah demi memastikan apa yang ditangkap indra pendengarannya tidak salah.
"Ada sumber air di dekat sini," ujarnya pelan.
'Tunggu sebentar!" cegah Xiao Zhan saat mendengar suara langkah seseorang. "Kau mendengarnya?"
Yibo mengangguk, dia kemudian menurunkan Xiao Zhan dan bersiap mengambil ancang-ancang menyerang.
"Yibo! Ada ular!" teriak Xiao Zhan sambil menunjuk pada ular yang mulai mendekati mereka.
Dengan gerakan cepat, Yibo melempar bola apinya hingga membuat ular itu terbakar.
"Tempat ini menakutkan sekali," ujar Xiao Zhan bergidig ngeri.
Yibo berjalan mengitari tempat itu, memastikan jalan keluar yang bisa dia lewati.
"Sepertinya tak ada jalan keluar," ujar Xiao Zhan yang langsung berbalik menatap Yibo.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret of the Bloodstone [End In pdf]
Fiksi PenggemarSebelum menyentuh sebuah batu di museum kuno saat karya wisata, Xiao Zhan hanyalah mahasiswa biasa. Namun bermula dari tanda lambang matahari yang tiba-tiba muncul di telapak tangannya, kehidupan Xiao Zhan berubah. Seorang pencari bakat terken...