01. Pretend

293 33 4
                                    

"Kapan kamu menikah, Wonwoo?"

Suara jari dan keyboard yang beradu seketika berhenti. Seorang wanita tua yang duduk agak jauh darinya menyesap kopi hitam menunggu jawaban Wonwoo.

"Kamu lagi berkunjung ke Nini aja masih sibuk sama kerjaan. Gak kebayang kamu di rumah kayak gimana," ujar Nini—sebutan nenek Wonwoo.

"Menikah, biar seenggaknya ada yang urus kamu,"

Wonwoo menutup laptopnya lalu tersenyum manis pada Nini. Ikut menyesap kopi miliknya, mengulur waktu untuk menjawab.

"Lagipula kalau ditunda terus, takutnya Nini gak bisa liat kamu menikah,"

"Ni..."

Nini mendekat, menggenggam tangan Wonwoo yang ada di atas paha laki-laki itu.

"Usia Nini udah terlalu tua. Kapan kamu bawa calon istri, Wonwoo?"

Wonwoo menghela nafas. Dia masih terlalu muda untuk menikah(pikirnya). Nini selalu mendorongnya untuk menikah dan ini sudah empat tahun begitu.

"Iya ini lagi usaha cari yang terbaik, Ni" jawabnya bohong. Mana ada dia mikirin soal pasangan. Otaknya cuma diisi oleh kerja, kerja, dan kerja.

"Atau mau Nini kenalin ke cucu temen Nini?"

Wonwoo sontak menggeleng cepat. Kalau diurus oleh neneknya, yang ada malah kacau balau. Ditambah Wonwoo ini gak suka hal-hal seperti blind date, membuang-buang waktu menurutnya.

"Udah Nini jangan banyak pikiran. Serahin semuanya sama aku ya?"

"Nini gak percaya sama kamu," jawabnya memicingkan mata.

Setelahnya mereka berbincang tentang hal lain setelah Wonwoo berjanji akan membawa calon istri secepatnya. Pembahasan seperti kerjaan, kehidupan, keluarga. Memang Wonwoo adalah cucu yang paling dekat dengan Nini dibanding yang lain. Wajar Nini sangat mengharapkan Wonwoo menempuh hidup baru di usianya yang telah 27 tahun itu.

Selang beberapa saat kemudian adalah waktu Nini untuk istirahat. Wonwoo mengantar Nini ke kamarnya dan dia langsung bersiap untuk pulang.

Di perjalanan, pikiran Wonwoo terus berpusat pada permintaan Nini. Jika saja permintaan itu ditunjukkan untuk adik sepupunya, mungkin saat itu juga permintaan Nini terkabul. Wonwoo ini belum pernah memiliki hubungan dalam waktu yang sangat lama.

Dan karena itu pula pikirannya melambung pada Yerin. Perempuan Jung yang terkenal workaholic dan menyeramkan itu baru-baru ini mendatanginya dengan permintaan gila. Entah darimana perempuan itu tau problem keluarganya sehingga menargetkan dirinya untuk menjadi pasangan.

Wonwoo menggelengkan kepalanya, mencoba tersadar akan pikirannya barusan. Wonwoo gak akan menerima permintaan Yerin, sekalipun terdesak oleh permintaan Nini.

Di tengah perjalanan Wonwoo memutuskan untuk mampir ke toko roti. Aroma wanginya membuat Wonwoo tergiur untuk mencicipi. Anggap saja dia mencoba mengalihkan pikirannya yang dipenuhi oleh permintaan Nini serta perempuan bernama Yerin itu.

Namun sayang seribu sayang, dunia yang begitu luas ini mengharuskan dirinya bertemu Yerin. Perempuan itu tiba-tiba berdiri di sebelahnya dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada, dress hitam panjang serta kacamata hitam bertengger di kepalanya.

"Selamat siang Tuan Jeon. Gak disangka-sangka ketemu disini, jodoh banget sih" ucapnya basa-basi sambil berlagak malu. Sedangkan Wonwoo mencoba untuk gak menghiraukan.

"Another day another disuruh cepet nikah ya?" tebakan Yerin tepat sasaran, Wonwoo langsung menoleh ke arahnya.

"How did you know?"

Lie Before Love ⨾ wonwoo, yerin.  ❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang