14. Envious

142 22 5
                                    

Yeeun gak mengerti kenapa hidup Yerin selalu mulus, tanpa ada susah sekalipun. Dia dan Joochan perlu bertahun-tahun untuk membangun usaha butik yang sekarang perlahan mulai naik nama brandnya. Sedangkan Yerin? Dia gak perlu susah payah lagi karena berkat usaha ayah mereka, Yerin sudah memiliki nama sendiri.

Yeeun iri.

Bagaimanapun dia juga merupakan putri kandung keluarga Jung. Dia gak pernah meminta untuk dilahirkan dari rahim seorang perebut suami orang, dia adalah anak yang terlahir tanpa bersalah. Tapi kenapa keberuntungan hanya berpihak pada Yerin?

Cantik, pengusaha terkenal dan kaya, memiliki suami yang sama derajatnya.

Kalau memikirkan itu semua, perasaan benci pada Yerin semakin membesar. Yeeun terkadang berpikir, bagaimana kalau ibunya bukan merupakan perebut suami orang? Mungkin hidupnya akan lebih mudah.

Dari kecil dirinya dan Joochan selalu diolok-olok karena ulah ibu mereka. Mengatakan keduanya merupakan anak haram yang gak pantas lahir di dunia. Anak sekecil itu harus menerima hina dan cacian dari orang sekitar, bahkan orang dewasa juga ikut memandang jijik mereka.

Lantas pertanyaannya, apa yang salah pada dirinya?

Yeeun gak pernah berbuat kesalahan sewaktu kecil. Dia merupakan anak yang penurut, seorang kakak yang bijaksana, selalu menemani Joochan bermain dan mengajarinya baca tulis. Yeeun merasa dirinya adalah anak baik.

Semakin dewasa akhirnya Yeeun mengerti. Dirinya dan Joochan menjadi samsak akibat ulah orang dewasa yang egois. Tentu dia menyayangi sang ibu, tapi perasaan dengki di hatinya yang dari kecil terus tumbuh seiring berjalannya waktu membuat Yeeun menjadi pribadi yang seperti ini. Selalu iri melihat kebahagiaan dan pencapaian orang lain.

Ketika mengetahui kepulangan Jaehyun, Yeeun segera menghubungi Joochan menyuruhnya untuk bertemu dengan pria itu. Entah apa rencananya, Yeeun bilang dia hanya ingin Joochan memiliki tali persaudaraan dengan Jaehyun sebagai sesama laki-laki di keluarga Jung.

Sekarang Yeeun baru saja selesai membayar biaya operasi untuk ibu. Ini adalah operasi yang kedua karena kembali muncul tumor yang harus diangkat mengakibatkan terjadinya operasi lagi setelah 9 minggu.

Sisa uang dari transferan Yerin akan Yeeun simpan untuk kebutuhan obat ibu dan keperluan lainnya. Gak ada sepersenpun dia gunakan untuk kepentingan pribadi, toh dia punya penghasilan sendiri yang lumayan untuk sehari-hari dan tabungannya bersama Joochan.

Yeeun duduk sebentar di koridor, dia sangat lelah karena sudah dua hari tidurnya tidak teratur akibat menjaga ibu di rumah sakit paska operasi. Niat mengistirahatkan kakinya sejenak sambil duduk menatap orang lalu lalang di depannya, namun suara presenter berita dari tv yang menyala di atas membuat perutnya tergelitik.

'Semakin mesra! Begini potret bahagia pengusaha muda Jung Yerin bersama suaminya yang juga merupakan pengusaha, Jeon Wonwoo terlihat sedang makan malam bersama di XXX'

Yeeun menyunggingkan senyum. Selalu berita bahagia yang datang dari Yerin. Dia sangat benci itu, hidup tenang bergelimang harta, sedangkan dirinya harus melewati banyak rintangan bersama ibu dan adiknya.

Sungguh ironi, padahal mereka mempunyai kepala keluarga yang sama.

Matanya memberanikan diri melirik ke arah tv, ditampilkannya foto-foto mesra Yerin dan Wonwoo yang ditangkap paparazzi pada malam hari. Yeeun berpikir, bahkan pernikahannya pun bahagia.

Sangat frustasi memikirkan bagaimana cara membuat Yerin terpuruk. Hidupnya selalu diberkahi oleh keberuntungan, mungkin karena dari kecil hidup enak dengan uang yang berlimpah dari orang tua serta diperlakukan layaknya tuan putri. Beda seperti dirinya yang ingin bertemu ayah kandung saja harus satu bulan sekali.

Lama menatap layar tv itu membuat kedengkian di hati Yeeun semakin menjadi. Satu ide muncul di kepalanya yang langsung diiyakan oleh keirian hatinya bahwa, setidaknya pernikahan mereka harus gagal kan?

***

Yerin yang tau Jaehyun menemui Joochan segera menyusul karena dia gak mau mendengar adanya drama baru. Kerjaannya sedang menumpuk, Yerin gak punya banyak tenaga untuk mengikuti alur yang diinginkan adik tirinya itu.

Tapi begitu Yerin datang, yang dilihatnya justru membuat kening berkerut. Jaehyun dan Joochan duduk berhadapan disebuah meja bulat, saling melempar candaan dan tertawa. Hal seperti ini gak pernah terjadi pada dirinya dan Yeeun, makanya Yerin heran karena ini juga merupakan pertama kalinya Jaehyun bertemu dengan Joochan, kan.

"Kak Yerin!" Jaehyun mengangkat tangannya begitu melihat keberadaan Yerin. Mendengar itu Joochan mendadak kaku, dia sedikit sungkan untuk menatap Yerin dan hanya bisa memberi senyum singkat.

"Halo.." sapa Yerin canggung, dia bahkan bisa mengetahui bahwa Joochan gak nyaman dengan kedatangannya.

"Kalian udah kenalan?" tanya Yerin basa-basi.

"Udah Kak, oh ya, mau pesen apa biar aku yang ke sana," tawar Jaehyun, Yerin segera menuturkan pesanannya yang langsung membawa Jaehyun pergi untuk memesannya.

"Halo Joochan, apa kabar?" pertanyaan klise terlontar begitu mereka ditinggal berdua.

"Baik Kak," singkat, tanpa pertanyaan balik. Biasanya orang ditanya kabar, akan bertanya balik kan.

Yerin memandang ke arah lain, berusaha pura-pura mencari keberadaan Jaehyun. Joochan di depannya melakukan hal yang sama, menghindari tatapan mata dan melirik ke sana ke mari.

Akhirnya Yerin memberanikan diri bertanya, "Is your sister asked you to meet Jaehyun?"

Mendengar itu bisa dilihat wajah kaget dari Joochan. Dengan gelagat salah tingkah cowok itu berpikir sejenak sebelum akhirnya ngaku dan mengangguk. Yerin menatap Joochan yang sekarang sedang menundukkan kepala, sedikit helaan napas keluar lalu Yerin mengulurkan tangannya menyentuh tangan Joochan di atas meja.

"Nice to see you today, Joochan. How's your mom?"

Semakin merasa bersalah dibuatnya, Joochan hanya bisa menatap Yerin dengan perasaan menyesal. Yerin yang sedang menatapnya sambil tersenyum sungguh menghangatkan hati Joochan, bagaimanapun dia juga merupakan kakaknya walau beda ibu.

"Kak Yeeun jagain Ibu dari kemarin, Ibu sekarang harus bed rest total karena post-op,"

Yerin mengangguk, tangannya yang masih berada di atas punggung tangan Joochan bergerak untuk mengelus.

"Kalo butuh bantuan bilang aja ya,"

Joochan yang melihat senyum Yerin dan ketulusan dalam tutur katanya akhirnya ikut tersenyum. Gak pernah dia kira rasanya akan seperti ini, menatap keluarganya yang lain, yang sebelumnya belum ada kesempatan untuk bicara tatap muka yang terbilang intim ini.

Jaehyun kembali ke meja, menginterupsi percakapan yang baru dimulai. Mereka bertiga akhirnya berbincang mengenai banyak hal, semuanya terlihat akur dan harmonis tanpa Yeeun.

Sedangkan Yeeun, perempuan itu sekarang sedang melangkahkan kakinya di kantor Wonwoo. Beberapa pegawai mencoba menghentikan tau bagaimana sifatnya karena tempo hari membuat keributan di lobi. Tapi Yeeun acuh dan terus melangkah, dengan menenteng tas berisi makanan, Yeeun menanyakan dimana ruangan Wonwoo.

Langsung masuk begitu saja membuat Wonwoo sangat murka karena pekerjaannya diganggu. Pegawai yang gagal menghentikan Yeeun masuk hanya bisa membungkuk memohon maaf pada Wonwoo.

"Hai Jeon Wonwoo," sapaan centil Yeeun membuat pegawai tadi melirik canggung. Dengan pelan keluar ruangan, menatap pintu ruangan sang pimpinan direktur dengan heran.

tbc.

Lie Before Love ⨾ wonwoo, yerin.  ❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang