13. We're All In This Together

154 25 5
                                    

Sedangkan Yerin pagi-pagi buta hari ini mendapat telepon mendesak dari asistennya, Doyoung, yang mengatakan bahwa terjadi kegaduhan di kantor akibat adik tirinya. Siapa lagi kalau bukan Jung Yeeun.

Doyoung bilang berkali-kali mencoba mengusit perempuan itu tapi Yeeun selalu punya seribu satu alasan sehingga banyak satpam disana yang enggan mengusirnya. Yeeun berbicara mengenai haknya sebagai anak kandung dari mantan direktur perusahaan ini, ayah mereka.

Sampai akhirnya Yerin dengan berat hati meninggalkan Wonwoo yang masih terlelap, terburu-buru hingga lupa memberi kabar mengenai kepergiannya di waktu yang masih gelap. Biarlah, Yerin bisa menjelaskannya nanti.

Kedatangan Yeeun ternyata hanya sekedar basa-basi semata. Menanyakan kabar Yerin, Jaehyun, bahkan mama Jung. Yerin berusaha sabar menanggapi setiap ucapan Yeeun, walaupun dia belum menangkap maksud tujuan adik tirinya itu datang ke kantor di pagi hari bahkan disaat matahari belum terbit.

Hingga akhirnya Yeeun mulai bicara pada inti kedatangannya, yang mengatakan bahwa dia dan Joochan membutuhkan uang untuk melanjutkan biaya operasi ibu mereka. Yerin kaget bukan main, setaunya, ayah rutin memberikan uang dalam jumlah besar kepada keluarga keduanya itu, makanya Yerin heran kemana uang itu digunakan.

Juga biaya operasi itu lumayan, seharusnya mereka punya tabungan untuk ini karena penyakit yang diderita ibu mereka cukup lama, bahkan sebelum ayah Jung meninggal. Seharusnya.. seharusnya ayah menyiapkan itu semua untuk istri 'tercintanya' itu kan.

"Bukannya Ayah punya tabungan untuk itu?" Yerin memicingkan mata curiga.

"Ya habis, Kak?? Emang lo pikir biaya rumah sakit murah? Iya tau lo kaya raya makanya gak tau 'mahalnya' gue itu semana,"

Mendengar jawaban Yeeun saja rasanya enggan Yerin membantu. Bahkan tanpa malu sekarang Yeeun menambah embel-embel 'Kak' ketika bicara dengannya. Benar-benar seriga berbulu domba.

"Berapa?" tanya Yerin setelah menghela napas cukup panjang. Mendengar pertanyaan Yerin, Yeeun segera membenarkan duduknya, menerka-nerka nominal yang dibutuhkan.

"Tiga ratus juta,"

"Oke. Gue transfer nanti, sekarang lo pergi." ujar Yerin dengan dingin, bahkan langsung berkutat pada komputer di depannya tanpa menatap Yeeun barang sedetik pun.

Yeeun yang melihat itu mencibir Yerin sebelum beranjak dari duduknya. Sadar diperhatikan Doyoung, Yeeun buru-buru pergi dan menolak ketika Doyoung menawarkan untuk diantar ke lobi.

Sepeninggal Yeeun, Doyoung menutup pintu dan kembali pada Yerin. Dengan raut yang cemas, Doyoung mencoba mengucapkan kalimat yang terkesan sulit keluar. Peka akan hal itu, Yerin berdecak dan mengatakan bahwa Doyoung boleh mengatakan apapun padanya.

"Anu... tiga ratus juta gak kemahalan?" Yerin bungkam.

"Maksud saya gini Bu—" baru Doyoung ingin kembali menjelaskan, Yerin langsung potong.

"Gue tau. Gak mungkin operasi kista ovarium sampe segitu, biarin aja kasih tiga ratus, biar diem pusing gue!" oceh Yerin, menyodorkan tablet pada Doyoung menyuruhnya untuk melakukan transfer.

Doyoung menatap Yerin gak percaya, dia tau situasi Yerin memang rumit dan bukan hanya masalah Yeeun saja yang sedang dihadapinya. Jadi Doyoung mencoba mengalah untuk kali ini dan mengikuti perintah atasannya.

"Oh ya, nanti siang ke kantor Wonwoo ya," pinta Yerin.

"Kantor suami Ibu? Ngapain?"

"Anter bekel makan siang, pesen apa aja dia makannya gampang. Sekalian bilangin kalo saya tadi ada urusan mendesak pagi-pagi jadi pergi duluan,"

Lie Before Love ⨾ wonwoo, yerin.  ❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang