MK. 50

8.5K 352 36
                                    

* end?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


* end?

"Gue hancur banget, bahkan jauh dari kata baik baik aja." gumam Mahen.

"Cerita sama kita hen."

"Gue gak mau kalian ikut terbebani."

"Lo ngomong apa sih, kita ini keluarga. Kita juga gak mau lo mikul beban sendirian. Kita itu saudara bro, lo gak boleh mikir gitu karen jatuh bangun kita sama sama. Susah seneng kita kudu ngerasain sama sama."

"SETUJU!!"

Ucapan itu mampu menarik hati Keisha dan membuatnya terharu. Apalagi saat puluhan atau bahkan ratusan orang ini bilang setuju, jujur Keisha sangat merinding.

Mahen tersenyum, ia bangga mempunyai LC yang pengertian.

"Sekarang cerita, lo kenapa?"

"Gue capek mikir bunda, tapi gue juga gak bisa mikir bunda doang. Ada papa yang masih Jadi papa gue. Di sisi lainnya gue ngerasa bersalah banget sama Hendra. Karena gue yang notabennya musuh MD, dia jadi kena imbas. 2 tahun yang lalu kematian di palsukan, di sekap selama 2 tahun, dia di siksa, nahan rindu sama gue sama yang lain, semua itu bikin gue ngerasa bersalah banget. Gue udah jadi saudara yang gak ada gunanya, yang cuma bisa jadi beban Hendra doang. Gue, gue jujur gak terima kalo Hendra meninggal. Lebih baik gue aja yang meninggal, jangan Hendra. Bunda aja jadi gitu waktu tau Hendra meninggal. Gue, berantakan."

"Semua pasti ada jalannya bro. Semua juga gak salah lo. Seiring berjalannya waktu, semuanya juga terbongkar kan?" ucap Gilang.

"Gak tau, gue gak tau harus gimana lagi. Gue, gue ngerasa bodoh jadi saudara kembarnya Hendra. Semua kesengsaraan cuma di rasain Hendra, dan imbasnya ke Bunda. Lah gue? Selama ini gue ngerasa baik baik aja, dunia gak adil banget sama Hendra."

Keisha yang melihat mata Mahen mulai berkaca kaca, ia pun berdiri dari duduknya dan duduk di dekat Mahen. Ia memegang pundak Mahen untuk menguatkannya agar bisa bercerita dengan jelas.

"Gue kadang mikir, Kenapa ya gue lahir ke dunia. Kayak apa gitu tujuan gue lahir ke dunia. Gue aja pembawa sial gini." lanjutnya.

Anggota LC menundukkan kepala mendengar cerita ketua mereka. Selama ini memang Mahen memiliki pribadi yang kocak, baik, solidaritasnya tinggi, peduli, dan banyak lagi. Tapi ternyata di balik itu juga ada masalah yang datang menimpanya.

"Gak ada yang bilang lo pembawa sial." ujar salah satu anggota.

"Kalo lo ngerasa gitu bang, terus selama ini yang lo lakuin ke kita kita ini sampe sekarang bisa jadi perkumpulan yang positif gini apa?"

"Lo bang, lo yang buat kita kita ini bisa ketawa dan lupa sama semua masalah yang ada di rumah."

"Lo juga yang bikin kita kita gak ada temen atau minder, bisa gabung jadi satu di Lapendos Color. Dan lo bilang lo pembawa sial?"

MAHENDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang