Chapter 19

155 16 0
                                    


"Kami sudah tahu kau akan keluar malam ini," kata Shinichi

Saat itu Shinichi dan Shiho sedang duduk bagian belakang mobil ambulan. Mereka baru saja dicek oleh petugas kesehatan. Lengan Shiho yang terkena goresan peluru sudah diperban. Pipinya yang ditampar Rum sudah dikompres dengan es.

"Eh? Bagaimana bisa?" Shiho bingung.

"Inspektur Yui melihatmu diancam Vermouth di toilet wanita. Dia memberitahu Inspektur Yamato dan Inspektur Morofushi. Akhirnya Inspektur Morofushi menceritakan semuanya bahwa kau bukan adik sepupunya,"

"Lalu kalian merencakan semua ini?"

"Sebenarnya terjadi perdebatan. Pihak FBI menginginkan kau tetap keluar ditangkap Vermouth sebagai pancingan, namun Inspektur Morofushi tidak setuju. Dia tidak ingin membiarkanmu dalam bahaya. Namun karena FBI didukung oleh kepolisian metro dan PSB, akhirnya Inspektur Morofushi mengalah dengan catatan, ia juga ikut mengatur strateginya. Dan semua yang terjadi subuh ini adalah strategi Inspektur Morofushi. Kir dari CIA berhasil menangkap Vodka, akhirnya aku ikut menyamar menjadi Vodka, sehingga aku dan Amuro-San bisa ikut bersiaga. Kir juga siap dengan motornya kapan saja diperlukan untuk menyergap Chianti,"

Shiho mencengkram mantel bagian depan dadanya seraya mengingat kejadian malam itu di benaknya. Percintaannya dengan Takaaki. Orang terakhir yang ingin dilihatnya sebelum mati. Takaaki-Kun...

"Aku memang koma beberapa minggu," lanjut Shinichi, "kemudian aku sadar, dan aku frustasi mengingat... aku gagal menyelamatkanmu di laut... tapi aku sungguh lega ketika mendengar kau diselamatkan oleh Inspektur Morofushi,"

"Oh iya, jadi bagaimana akhirnya kalian bisa saling berkomunikasi?"

"Akai-San menangkap basah agen CIA yang dimintai tolong Inspektur Morofushi untuk menyelidiki kondisiku di Amerika. Dari keterangannya akhirnya kami tahu kau masih hidup dan dilindungi oleh Inspektur Morofushi. Lalu kami meminta agen CIA tersebut menyampaikan pada Inspektur Morofushi bahwa aku baik-baik saja tapi harus tetap dirahasiakan dari semuanya termasuk dirimu,"

"Jadi selama ini Taka... maksudku Inspektur Morofushi tahu kau masih hidup?"

"Eh," Shinichi mengangguk.

"Sialan kau!" Shiho memukul lengan Shinichi.

"Aduh!"

"Aku kepikiran tahu!"

"Gomen gomen... Tapi untuk menipu musuh memang harus menipu teman sendiri dulu kan... hehehe..."

"Takuu,"

Dari kejauhan terlihat mobil sedan hitam baru saja datang. Shinichi dan Shiho melongo tampak ingin tahu.

"Siapa itu?" tanya Shiho.

"Entahlah," sahut Shinichi.

Tampak Takaaki menyambut kedatangan mobil tersebut dan menyambut dua orang yang keluar dari dalamnya. Seketika Shinichi dan Shiho terlonjak berdiri.

"Haibara... Itu kan..." Shinichi tak sanggup menyelesaikannya.

"Tidak mungkin..." Shiho diam terguncang.

Dua orang yang sedang berbicara pada Takaaki itu tidak lain adalah Miyano Atsushi dan Miyano Elena. Dari jauh terlihat Takaaki menoleh pada Shiho, polisi senior Nagano itu meminta kedua orang tua Shiho menunggu sebentar, sementara ia berjalan menghampiri Shiho untuk menjelaskan kondisinya.

"Shiho..."

"T-Takaaki-Kun... Itu..."

Shinichi menaikkan sebelah alisnya mendengar panggilan Shiho terhadap Inspektur Morofushi yang tampak sudah akrab. Ia jadi bertanya-tanya apakah hubungan mereka sudah sedekat itu?

"Eh, mereka orang tua kandungmu," kata Takaaki.

"T-Tapi bagaimana bisa?"

"Kebakaran di laboratorium itu adalah rekayasa mereka, orang tuamu. Mereka tahu organisasi tidak akan memeriksanya lagi bila sudah hangus tak bersisa. Salah satu petugas forensik saat itu telah bergabung dengan USMS, dalam dokumen rahasia tercatat tidak ditemukan bukti-bukti adanya DNA orang yang tewas terbakar di sana, artinya gudang itu terbakar dalam keadaan kosong," jelas Takaaki.

Shiho terperanjat mendengarnya.

"USMS melakukan pencarian dan mereka berhasil menemukan Miyano Atsushi dan Miyano Elena di Nepal. Sejak saat itu mereka masuk dalam program perlindungan saksi oleh USMS,"

Shiho menutup mulutnya tak percaya.

Takaaki yang mengerti berkata, "kalau kau masih tak percaya, kenapa tidak memastikannya sendiri?" ia pun mengajak Shiho dan membimbingnya menemui kedua orang tuanya.

Shinichi melihat dari kejauhan, awalnya Shiho tampak ragu-ragu dan canggung. Namun kemudian air matanya mengalir, ia dan Elena berpelukan sembari berlinang air mata kemudian ayahnya memeluk mereka berdua.

Syukurlah Haibara... batin Shinichi tersenyum.

Takaaki juga ikut tersenyum lega, Kau tidak sebatang kara lagi Shiho...

Love of The StrategistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang