8. Perasaan tidak bisa ditahan

98 14 5
                                    

Ruman Neon, pukul 10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruman Neon, pukul 10.06 malam, Arka menghampiri Bian di rumah itu, tempat biasanya mereka berkumpul, bercanda, bermain, dan tertawa bersama. Tapi malam ini sangat berbeda dengan biasanya, hal biasanya tidak akan terjadi malam ini, tujuannya kesini ingin menanyakan tentang Bian dan candaannya tadi siang bersama pacarnya. Hal ini begitu mengganggu pikirannya.

Dua orang laki-laki sedang berdiri tegap berhadapan dengan tatapan yang penuh banyak arti, bersama dengan emosi mereka masing-masing.

"Lo tau kan, dia cewek gue?, maksud omongan lo tadi siang itu apa, hah?" dari nada bicaranya terlihat emosi yang membara disana, tangannya yang di balut perban atas ulahnya dengan kaca dikamarnya menggepal kembali, menatap lawan di depannya.

Bian tertawa menyepelehkan, ia melangkah maju lebih dekat dengan lawan bicara yang ada di depannya. "Dan lo, juga tau!, gue yang suka dia duluan" mendorong tubuh didepannya itu dengan telunjuknya, membuat Arka melangkah mundur. "Lo tau hal itu, tapi kenapa masih lo trobas?, bangsat!" Nada bicara yang tak kalah emosi. Kata-kata ini sudah lama ingin ia sampaikan ke Arka.

Arka menepis tangan yang menunjuk ke dirinya itu. Membalas mendorong bahu orang di depannya. "Lo pikir perasaan bisa ditahan, hah?".

"Dan sekarang, gue gak bisa menahannya lagi" balas Bian.

"Dia sekarang pacar temannya lo, bangsat!"

"Teman? Orang yang merebut cewek yang di sukai temannya sendiri. Apa pantas! disebut teman, hah?".

Arka terdiam sejenak menatap lawan di depannya. "Jadi lo mau apa, hah? Mau merebut cewek yang udah jadi pacar teman, lo?".

"Ck, merebut kata lo" tersenyum menyepelekan kata-kata yang di utarakan Arka. " bukannya lo yang merebut, gue hanya ingin mengambilnya kembali dari rebutan, lo!".

"BIAN!" teriak Arka.

"APA?, lo takut gue berhasil mengambilnya kembali, hah?".

BUGH

Arka melayangkan pukulannya di wajah temannya itu dengan tangannya yang di balut perban. "Bangsat lo, Bi".

"Lo, lebih bangsat" Bian pun membalas pukulan dengan pukulan, sudut bibir mereka mengeluarkan darah satu sama lain.

Ini adalah awal di mulainya perkelahian mereka. keduanya sekarang meluapkan emosinya satu sama lain. Tidak ada yang memisahkan perkelahian itu, tidak ada satu orang pun terlihat di malam yang gelap ini, kecuali dua orang laki-laki yang sedang berkelahi.

••••••••••×××ו•••••••••

Aira yang sedang fokus menonton drama korea di ganggu dengan bunyi bel Apartemennya, padahal sekarang sudah menunjukkan pukul 00.09 dini hari. Siapakah yang bertamu selarut ini?.
Ia menuju pintu itu, lalu membukanya dan terlihatlah sosok laki-laki berdiri dihadapannya dengan keadaan bonyok.

TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang