Sore nya Chania di antarkan ke bandara bersama kedua orang tuanya dan Jason serta Jeju minus Sandy dan Handika karena Sandy dan Handika ada kelas jadi tak bisa menghantar Chania ke bandara.
Awalnya Jonathan bersikukuh agar Chania naik jet pribadi saja tetapi Chania menolaknya sebab itu sangat berlebihan toh Chania tak mau naik jet pribadi sendirian.
Jonathan pun tak henti-hentinya memberi wejangan pada Chania bahkan dari rumah hingga ingin sampai ke bandara pun Jonathan tak henti-hentinya untuk menceramahi Chania.
"Disana jangan ke club, kemana-mana harus sama Linzy, gak boleh jalan-jalan kalau udah malam pokoknya kamu disana jagain Grandpa, ingat ya disana kamu gak liburan" ucap Jonathan untuk kesekian kalinya.
"Ck! Daddy ngomong gitu udah keseratus kali tau" decak Chania yang bosan mendengarnya.
"Chaca" tegur Chitta.
"Maaf Mom, Chaca dengerin kok ucapan Daddy Chaca juga tau apa aja yang mesti Chaca hindari disana belum apa-apa Chaca jadi males kesana nya" ucap Chania pelan namun dapat di dengar oleh Jonathan.
"Bukan gitu Cha, Daddy tuh khawatir sama kamu wajar dong kalau Daddy begini" ucap Jonathan melirik Chania dari kaca depan mobil.
"Jason ikutan aja boleh gak Mom? Jason juga kangen Grandpa" ucap si bungsu.
"Nggak boleh ya sayang Jason kan harus sekolah" huh Jason menghela nafasnya, tak jadi deh liburannya.
"Jason kok kamu pengen ikutan sih nanti sekolahnya gimana? Ingat ya kita kan mau daftar masuk SMA masa kamu lupa sih" ucap Jeju, ahh iya Jason ingat mereka kan akan memasuki dunia Sekolah Menengah Atas, Jason dan Jeju berniat ingin masuk ke sekolah yang sama.
"Iya ya gak deh Jason mau cari info-info sekolah aja" ucapnya.
"Gak seru dong, di Chicago Kakak mah enak jalan-jalan sama Grandpa habis itu beli barang apapun yang Kakak mau" ucap Chania dengan sombong.
"Ihh curang Jason kan mau ikutan Mom" adu Jason menunjukkan wajah melasnya.
"Kakak kesana buat jagain Grandpa yang lagi sakit ya bukan buat jalan-jalan" lerai Chitta alhasil kedua anaknya seketika diam, habis kalau gak di lerai bisa lanjut sampai ribut.
Pusing Chitta tuh anaknya hobi banget berantem apalagi Chania.
Mereka sampai di bandara, Chania turun dengan membawa satu plastik cemilan serta aneka susu kotak yang sengaja ia bawa untuk di pesawat nanti, biasa orang Indonesia kalau jalan-jalan wajib bawa cemilan dari rumah.
Sedangkan Jonathan membawa koper-koper Chania untuk di geret ke ruang tunggu.
"Masih ada waktu 15 menit lagi, kamu mau makan?" tanya Jonathan, habis Chania orangnya suka laperan siapa tau Chania lapar.
"Chaca mau minum Starbucks Dad" ucap Chania.
"Oke, Jason sama Jeju ikut Daddy ya" Jonathan membawa dua remaja itu untuk membeli minuman pesanan Chania.
Chania dan Chitta duduk disalah satu bangku tempat tunggu yang jaraknya tak jauh dari area pesawat.
"Udah pamitan sama Haga belum?" tanya Chitta.
"Belum, ngapain kayak penting aja" ucap Chania, wahhh apa-apaan Chania bukankah Haga itu kekasihnya.
"Ya setidaknya pamit dulu nanti kalau dia nyariin kamu gimana, coba telepon dulu mumpung masih di luar" suruh Chitta namun Chania menggelengkan kepalanya.
"Mommy apaan sih biarin aja kalau dia ke rumah bilangin aku ada di Chicago" Chania tak mau ambil pusing.
"Kok gitu gak sopan banget kesannya" ucap Chitta lagi, gemes banget respon Chania rasanya pengen Chitta geplak bibirnya tapi nggak deh kasian anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suh Family [ Sequel Mommy For Handika ]
RomanceSeputar kisah rusuh keluarga Suhantara dan antek-anteknya Lanjutan kisah cinta anak-anak Suhantara yang dipenuhi banyak drama-drama kekeluargaan. 03 Jan 2023