Part 10

1K 96 7
                                    

Handika duduk di emperan gedung fakultas menunggu Dhea yang belum juga selesai dari kelasnya ia bahkan ditemani oleh Leon yang sedari tadi merengek minta makan persis seperti anak anjing yang tak sabaran.

"Ayolah gue laper nih kantin dulu" ucap Leon menarik-narik tangan Handika.

"Bentar tunggu cewek gue dulu napa" ucap Handika mengecek ponselnya lagi siapa tau Dhea mengabarinya lagi.

"Lama anjir udah tiga puluh menit kita disini lo bilang tunggu-tunggu mulu dari tadi" Leon mendesah sebal.

"Lo diam deh nanti gue traktir mie ayam Mang Ujang" siapa tau Leon tertarik dan mau bersabar, secara makanan kan Leon mana mungkin bisa menolak.

"Kurang" Leon mencoba menegosiasi.

"Gue beliin lo liquid sebotol sama sebat sebungkus deh" kata Handika, ya Leon tentu senang lah mana mungkin ia menolak begitu saja.

"Kalau ini gue suka nih makasih Dika ganteng" Leon menoel-noel pipi Handika membuat Handika geli sendiri dan mendorong tubuh Leon.

"Geli anjing!" kesal Handika.

"Marka mana ya kok gue gak liat dia dari tadi" Leon celingak-celingukan siapa tau ada Marka yang berjalan di sekitar lobi.

"Sama si centil kali" balas Handika, Handika sedikit kesal dengan Yerim karena kan si Yerim kemusuhan abadi sama Chania.

"Sandy juga kemana itu anak ngilangnya" ucap Handika ia baru ingat kalau Sandy hilang entah kemana sejak jam kelas selesai.

Sandy bahkan tak berpamitan padanya.

Handika melihat-lihat wajah manusia di sekeliling yang kebetulan lewat sambil mencari, Marka, Dhea dan juga Sandy dan saat Handika menoleh ke arah gedung Handika langsung memicingkan matanya guna mempertegas penglihatannya.

Dhea baru saja keluar gedung dengan teman prianya Dhea terlihat senang dengan pria itu terbukti saat tak henti-hentinya Dhea melemparkan senyum manis menanggapi ucapan sang pria itu.

"Kak Kev tau gak? Aku sampe gak bisa tidur loh mikirin itu" Dhea terkekeh.

"Ohh ya? Ya kamu sih kalau bercanda suka kelewatan jadi kepikiran kan" ucap teman Dhea sebut saja namanya Kevin.

"Aku gak sengaja tau makanya asal ceplos gitu aja, huh sampe malu tau aku kalau ketemu dia" ucap Dhea.

"Tapi lucu tau pas dia nge-frezze gara-gara ucapan kamu, kalau aku sakit hati sih dan langsung pulang tapi hebatnya dia masih mau nungguin kamu" ucap Kevin lagi.

Handika gerah melihat interaksi keduanya, "Ekhm" dehem nya.

Dhea sadar ternyata si Babang udah stan by di depan gedung fakultasnya.

"Ehh Dika ngapain kamu disini?" tanya Dhea, tak tau kah Dhea kalau Handika menunggunya sedari tadi.

"Jemput kamu lah" jawab Handika memandang tajam Kevin.

"Kan aku mau anter Kak Kevin beli kado jadi kamu pulang duluan aja sana" terdengar seperti mengusir.

Dhea wajib banget nih di tatar mulutnya ehh jangan dia kan kesayangan Handika.

"Dhea lo gak tau diri banget sih gue sama Dika udah nunggu tiga puluh menit loh disini, udah ayok pulang lagian ngapain sih lo sok-sokan mau nganter dia" ucap Leon, Kevin ini kating loh tapi ya namanya juga Leon mana takut dia sama kating jangan kan kating dosen aja kalau emang nyebelin Leon mah berani nge-review itu dosen di depan orangnya langsung alhasil Mami Bianca atau Papi Chandra di panggil pihak kampus tapi yang namanya Leon ya pasti di lindungi Bapaknya lah ya kan Bapak ber-uang.

Suh Family [ Sequel Mommy For Handika ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang