PART-2

14 2 0
                                    

Di sebuah ruangan berlatarkan putih itu tubuh berlian terbaring lemah.

Tertanam sekang infus ditangan kecilnya, wajahnya tertidur damai. Mata yang kemarin banyak mengeluarkan air mata itu kini hanya terpejam.

Pintu ruangan terbuka, pria berjubah putih masuk bersama 1 orang perawat disampingnya.

" keadaannya sudah cukup membaik, luka jahitannya pun sudah kering. Hanya saja.... " dokter itu menatap berlian yang masih tidur lalu kembali menatap kedua orang tua berlian yang menunggunya untuk melanjutkan ucapannya.

" kondisi psikis nya masih terguncang, trauma pasca kecelakaan dan juga tekanan batin memicu stress. Saya sarankan agar putri anda rutin melakukan rehabilitasi bersama dokter psikologi "

Ayah dan ibu saling bertatapan, si ibu memandang sedih pada putrinya yang masih terbaring ditempat tidur.

Padahal putri nya ini orang yang sangat periang, meski sifatnya yang menjengkelkan tapi berlian tetaplah putrinya. Putri yang ia kandung selama sembilan bulan lamanya. Putri yang ia rawat sedari kecil hingga sebesar ini. Ibu mana yang tak teriris batinnya melihat putrinya seperti ini.

" lalu kapan kita bisa membawanya pulang dok? "

" Lisa sudah boleh pulang, seperti yang saya sarankan tadi putri ada harus melakukan rehabilitasi tapi apabila putri anda mau berbagi cerita mengenai apa yang dia rasakan itu akan lebih baik   lagi " tutur dokter Ryan.

" baik dok, kami akan usahakan sebaik mungkin "

Dokter Ryan dan perawat keluar dari ruangan, tak berselang lama ruangan kembali terbuka.

Garda dan kiara masuk, mereka menghampiri ayah dan ibu berlian.

" Tante, bagaimana kata dokter? " tanya Kiara menatap ibu berlian.

" kondisinya sudah membaik dan lusa sudah boleh pulang, hanya saja.... "

" hanya apa tante?? " desak kiara.

Ibu berlian terdiam sedih, mimik mukanya jelas terlihat sekali.

" dokter mengatakan kejiwaannya berlian terguncang, tante..... hiks Tante tidak tau apa yang menimpa berlian hingga seperti ini " ujar ibu berlian tak kuasa menahan air matanya.

" apa kalian tau apa yang sebenarnya terjadi pada berlian? " tanya ayah berlian.

" maaf om, seperti yang sudah saya ceritakan kami hanya tau sebatas itu. Selebihnya kami tidak tau " jawab garda.

Semenjak berlian bangun dari komanya, ia memilih bungkam. Ia hanya terdiam diatas ranjangnya, ia hanya berkata satu hal.

" jangan biarkan Deo mengunjungi nya "

" saya sudah mencoba menghubungi Deo berulang kali, tapi ngak pernah diangkat. Sekarang hanya Deo yang bisa menjelaskan semuanya " sambung garda.

" om paham, orang orang om sudah mencari dimana keberadaan Deo. Jika semua ini memang karena perbuatan nya, om tidak akan membiarkan nya begitu saja "

************************


2 bulan kemudian....

Prangggg!!!

Suara gaduh dari dapur memicu keributan di malam hari.

Ayah dan ibu yang sedang tertidur pulas terbangun karena mendengar keributan .

" hahahha....sialan emang lu! lu pikir gue murahan apa??!! " teriak berlian.

Tubuhnya oleng, matanya setengah terbuka. Dengan wajah marahnya ia berteriak teriak memarahi tembok.

Jodoh terahir dari allahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang