BAB 8

8 1 0
                                    

Malam ini setelah ba'da isya, arrayan duduk bersama kedua orang tuanya.

Dimeja makan yang sudah di siapkan beberapa hidangan makan malam, arrayan mulai membuka pembicaraan.

" abbi, ummi, sebenarnya ada yang ingin arrayan ucapankan " kata arrayan membuka percakapan nya.

Abi yang semula sedang mengayunkan sendok miliknya  untuk makan perlahan menurunkan sendok yang berada digenggaman nya.

" katakan nak " tuturnya.

" Abi, arrayan sudah membulatkan niat arrayan, arrayan juga sudah menemukan jawaban atas doa doa arrayan yang selama ini selalu arrayan langitkan. Tanpa ingin mengukur waktu lagi, arrayan ingin melamar berlian sebagai calon istri buat arrayan "

" kenapa bisa berlian? " tanya umi yang langsung bereaksi terhadap pernyataan yang arrayan ucapkan.

Berbeda dengan umi, Abi justru hanya diam. Tak ada raut terkejut dari wajahnya.

" kita lanjutkan makan dulu, baru kita panggil berlian dan lanjutkan pembicaraan ini " tukas Abi.

.................................

" assalamualaikum berlian, mas fawwaz " salam Cendana yang baru memasuki perpustakaan.

Berlian memalingkan wajahnya, melihat Cendana berada di ujung pintu.

" waalaikumsalam Cendana, masuklah " balas berlian yang saat itu sedang memilah buku bersama mas fawwaz.

" waalaikumsalam " balas fawwaz.

" ada apa Cendana? " tanya berlian setelah Cendana berada disampingnya.

" aku mendapat pesan dari pak kiyai, kalau kamu disuruh datang kerumah pak kiyai sekarang " jawabnya.

" aku?? ada apa ya? " kata berlian bertanya tanya.

" aku juga kurang tau, aku hanya mendapatkan pesan itu saja "

" sebaiknya kau segera kesana berlian, biar sisanya aku saja yang menyelesaikan nya " turu mas fawwaz.

" iya berlian, biar aku yang membantu mas fawwaz "

" baiklah kalau bgtu, aku pamit dulu assalamualaikum " pamit berlian yang langsung melangkahkan kakinya pergi dari perpustakaan.

Kini hanya tersisa Cendana dan juga fawwaz didalam perpustakaan, suasana pun kembali hening. Keduanya sama sama menyibukkan diri menyusun buku demi buku.

" kira kira ada perlu apa ya pak kiyai sama berlian? seperti nya serius sekali "   kata Cendana.

" tidak tau, sudahlah lagi pula bukan urusan kita " balas fawwaz singkat.

Dapat terlihat sedikit ekspresi tidak suka diwajah fawwaz, aku bisa melihat itu dengan jelas.

" apa sudah sedalam itu rasa suka mu pada berlian mas?? " batin Cendana pilu.

Iya pun tak buta, ia jelas tau perasaan mas fawwaz untuk berlian. Iya bisa merasakan bahwa pria dihadapannya ini bukan lagi sekedar kagum tapi suka. Sepandai apapun kau menyembunyikan rasa suka mu itu, sepandai apapun kau mengelabuhi orang orang itu tak berlaku untukku mas.

Tok tok tok.....

" assalamualaikum "

Berlian diam beberapa saat menunggu pintu rumah pak kiyai terbuka.

" waalaikumsalam nak " balas Bu nyai membukakan pintu untuknya.

" masuk nak, Abi sudah menunggu didalam " tutur Bu nyai merangkul pundak berlian untuk masuk bersamanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jodoh terahir dari allahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang