PART 6

11 2 0
                                    

Pagi yang tak ia ingin inginkan pun datang, padahal ia berharap malam semakin panjang hingga pagi tak kunjung datang.

Berlian berusaha semaksimal mungkin untuk tidak bertemu dengan arrayan, bahkan setelah sholat subuh selesai ia buru buru kembali ke kamarnya untuk menghindari kemungkinan bertemu dengan arrayan.

Setiap kali mengingat namanya membuat jantung nya berdegup kencang, padahal tak biasanya ia merasakan hal seaneh ini.

Memang orang yang ahli dalam agama itu menakutkan, tidak ada hujan tidak angin dia datang dan memintanya untuk menjadi istrinya. Semudah ituuu??? benar benar tak disangka sangka.

Berlian menjalankan tubuhnya mondar mandir didalam kamarnya, perasaan gelisah tak dapat ia hilangkan dari hatinya.

Padahal ia tak pernah seperti ini, tapi kata kata pria itu semalam membuat nya benar benar seperti kehilangan akal. Ada apa sebenarnya dengan dirinya ini yaallah.

Berlian terperangah tak kala pintu kamarnya terbuka, ia takut yang datang arrayan padahal itu Nadine dan Cendana. Lagipula ustadz gila mana yang masuk sembarangan ke kamar santrinya. Tapikan dia memang gila.

" ya berlian...wajahmu seperti habis melihat hantu. Pucat sekali " kata Nadine.

" hah?? apa?? " berlian gugup tapi juga lega karena yang datang bukan arrayan.

" kamu ngak enak badan ya? dari semalam kamu sangat aneh " kali ini Cendana yang bertanya.

Gadis itu melangkah maju untuk mengecek kondisi berlian, telapak tangannya ia letakkan pada kening berlian.

" tidak panas tapi kenapa tubuhmu dingin sekali? " kata Cendana mengerutkan dahinya.

Nadine melihat keluar jendela, padahal cuaca sangat terik diluar.

" ohh aku baik baik saja sungguh " kata berlian sedikit gugup.

" jika kau butuh apa apa katakan saja padaku, sekarang istirahat saja "

" tidak tidak! tadi Gus arrayan berpesan padaku kalau kamu ditunggu di parkiran " kata Nadine melarang Cendana membawa berlian keranjangnya.

" hah Gus arrayan? bukannya kamu berangkat bersama mas fawwaz? " tanya Cendana.

Berlian menggeleng kan kepalanya, sembari tersenyum pahit.

" uhmm... aku berangkat dulu ya " kata berlian menyabet yas nya berada diatas meja dengan lesu.

" berlian...kamu belum menjawab pertanyaan ku! " teriak Cendana pelan.

" sudah jelas bersama Gus arrayan, bukan mas fawwaz " kata Nadine.

Diam diam ia tersenyum dalam hatinya.

Padahal sejak semalam ia sudah overthingking dengan berpikir mas fawwaz dan berlian berduaan dalam jangka waktu yang lama, baru membayangkan nya saja sudah membuat hatinya memanas.

**************

" berlian " fawwaz yang sedang berada di lorong kelas memanggil berlian.

" mas fawwaz " panggil berlian dengan lesu, ia benar benar tak ada gairah hidup saat ini.

" sudah mau berangkat? jangan lupa buku buku apa saja yang harus dibeli "

" ohh benar, hampir saja aku melupakan catatan nya " berlian menepuk jidatnya sendiri.

" nah kann "

" yasudah sana berangkat, jangan biarkan Gus menunggu terlalu lama "

Berlian memonyongkan bibirnya dengan mata berkaca kaca.

Jodoh terahir dari allahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang