Chapter V ~ do you have a lover ?

7 2 9
                                    

Kalimatnya sama, tapi saat mendengarkannya itu sangat terasa berbeda.

~ Indira Katharina ~

🕊️🕊️🕊️


Hamparan dedaunan hijau yang menyejukkan, juga warna bunga yang menambah kesan segar ditempat ini sungguh memanjakan mata.

Indira, Mika serta Fattan kini tengah berada di cafe dengan konsep semi outdoor, yang dilengkapi dengan meja kursi kayu yang khas. Membuatnya semakin terasa tengah berada dialam.

Indira menatap ke sekililingnya, lalu matanya menangkap seseorang disampingnya yang sedari tadi fokus memainkan handphonenya, mengabaikan Indira yang nampak bosan.

Mika pergi, setelah menawarkan diri untuk memesan makanannya. Kini tinggallah Fattan dan Indira.

Indira menyandarkan punggungnya, lalu ia menatap Fattan.

"Katanya mau luangin waktu, tapi malah asik main handphone." Ucapnya, membuat Fattan terkekeh.

Tangan Fattan bergerak mengusap rambut Indira, sambil meletakkan handphonenya diatas meja. Indira yang mendapat perlakuan seperti itu, tak bisa untuk tidak tersenyum.

Fattan membalikkan kursinya, untuk menghadap kearah Indira. "Yuk ngobrol!" Ucapnya yang membuat Indira tertawa.

"Kita mulai dari, gimana kuliah sama kerja lo?" Tanya Fattan, Indira menatap lurus kedepan.

"Baik." Fattan berdecak kesal dengan jawaban Indira.

"Raa!!"

"Kerjaan gue ringan, kuliah gue ga seberat lo ataupun mika. Tapi, karena gue lakuin kedua hal itu secara bersamaan, itu cukup buat otak, waktu dan energi gue lumayan terkuras." Fattan mengangguk mengerti, "keadaan disekolah sama rumah lo gimana?"

Indira diam sejenak, "lo tau orang-orang disekolah pada baik sama gue, yah ada beberapa yang ngga. Cuman lebih banyak baiknya. Kalo rumah, aman kok." Tangannya bergerak mengusap kepala Indira.

"Kalo capek, istirahat yah. Bukan malah muter-muter jalan, terus makan seblak Mbak Yul level setan. Otak lo udah capek, jangan bikin tubuh sama lambung lo capek juga!"

Bibirnya terangkat sempurna, lalu kepalanya ia anggukkan. Hanya kata-kata seperti itu, jika Fattan yang mengucapkan itu terasa beda.

Ia menatap mata Fattan, masih seperti dulu, hangat dan bersinar.

"Lo juga! Kalo stress bukannya malah maraton buat ngerjain tugas!" Fattan terkekeh gemas, lalu mencubit pelan pipi Indira.

"Kalo ada apa-apa bilang ke gue yah?" Indira mengangguk, "lo juga, gue ada disini buat lo." ucap Indira menambahkan, yang membuatnya tersenyum.

Keduanya menatap kedepan, menghirup udara segar yang menenangkan. "Tan, kita temenan udah berapa lama sih?"

Fattan nampak berpikir, "mau enam tahunan kan?" Indira mengangguk.

"Mau sampai berapa tahun?"

"Hah?" Fattan menatap Indira dengan kaget, namun sedetik kemudian ia kembali tenang dan menjawab pertanyaan Indira.

"Sampai tuhan menghendaki aja Ra!" Suara tawa Indira kembali terdengar, saat kata-kata itu terlontar dari Fattan.

"Gue bener kan??" Indira mengangguk, lalu mengacungkan kedua jempol nya "Lo bener banget Tan!"

Fattan tersenyum, entah kenapa ia sangat suka dengan tawa lepas dari seorang Indira. Rasanya beda.

Indira menghela nafasnya, lalu menatap Fattan. "Gue kangen sama lo!"

My Choice - Ini tentangmu, Fattan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang