Chapter VII ~ Dejavu?

9 1 10
                                    

Saat kutolehkan pandangan ini padamu, entah mengapa rasanya aku sangat aman.

- Indira Katharina -

🕊️🕊️🕊️

Hari itu telah datang, hari dimana keberangkatan SMA NUSA 27 BANDUNG untuk Study tour ke Yogyakarta. Bus yang akan dipakai oleh sekolah, sudah berjajar di halaman depan sekolah.

Totalnya ada sepuluh bus yang mereka pakai, satu kelas satu bus. Guru-guru berpencar diantara sepuluh bus ini.

Terlihat, para murid banyak diantar oleh orang tuanya kini mulai memasuki bus nya. Karena 30 menit lagi, mereka akan mulai berangkat.

Indira tampak baru saja turun dari motornya, bersama Fattan.

Yah Fattan, pria yang mengantarkan dirinya hari ini.

"Makasih yah udah nganterin gue hari ini." Ucap Indira sembari menyerahkan helmnya.

Tadinya, ia akan diantar oleh ayahnya. Tetapi ternyata, Harris--Ayahnya harus pergi bekerja. Awalnya ia pikir, akan memakai jasa ojek online saja. Tapi ternyata, Fattan sudah berada di depan rumahnya untuk menjemputnyaa.

Ia sempat heran, kenapa Fattan bisa tepat waktu bahkan tanpa dikabari oleh Indira.

"Sini gue bantu." Fattan berjalan menuju bus 2, yang akan ditempati oleh Indira.

Ia meletakkan tas Indira ditempatnya, lalu kembali menghampiri Indira yang masih berdiri di dekat motornya.

"Makasih." Kata pertama yang Fattan dengar, setelah menghampiri Indira.

Fattan mengangguk sambil tersenyum, lalu perlahan mendekat dan memeluk Indira "hati-hati yah nanti disana. Kabarin gue dan Have fun!"

Indira tersenyum, pelukan Fattan benar-benar membuatnya sangat nyaman. "Hmm, makasih yah Tan."

"Oh iya--" Fattan melepaskan pelukannya, kini ia tengah merogoh sesuatu dari sakunya. Indira yang sedari tadi hanya bisa diam memperhatikan apa yang dilakukan oleh Fattan.

"Nih dari ayah lo!" Indira mengerutkan keningnya, saat Fattan menyodorkan sebuah amplop putih itu kepada dirinya.

"Dari ayah?" Fattan mengangguk, Indira mengambilnya lalu memperhatikan amplop itu.

Ia bertanya-tanya kapan Ayahnya memberikan amplop ini pada Fattan, juga apa isinya.

Uang? Ia menepis pikiran itu, karena semalam Indira sudah berbicara pada Ayahnya bahwa ia punya uang untuk bekalnya, dan mewanti-wanti ayahnya agar tak memberikannya uang.

Jadi, ia kira mungkin isinya bukan uang.

"Ra?"

"I-iya!" Lamunannya tersadar karena Fattan memanggilnya.

Fattan tersenyum, lalu tangannya bergerak mengusap kepala Indira "masuk bus gih, kayaknya bentar lagi jalan kan?"

Indira melihat kearah jam tangannya, dan benar sepuluh menit lagi busnya akan segera berangkat.

Ia mengangguk, dan tersenyum. Lalu pamit pada Fattan. Indira mulai masuk kedalam busnya, dan terlihat Bu Ida melambaikan tangannya. Kemudian ia mendekat

"Kamu disini sama ibu." Ucap Bu Ida dengan semangat, Indira tersenyum lalu duduk disebelah Bu Ida.

"Ini udah masuk semua Bu?" Tanya Indira.

Wanita setengah baya itu mengangguk, "sebagian besar murid udah pada masuk busnya, yah ada beberapa yang belum dateng sama ada beberapa guru juga." Indira mengangguk.

My Choice - Ini tentangmu, Fattan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang