Chapter IX ~ by my side?

13 2 6
                                    

Hamparan ombak tenang menemani ragaku yang lelah, sedangkan jiwaku ditemani kamu dengan ada disisiku.

~ Indira Katharina ~

🕊️🕊️🕊️

Hari terakhir di Yogyakarta ini tidak bisa dilewatkan begitu saja, setelah mengunjungi wisata di Telogo Putri juga makan siang, kini mereka telah sampai di tempat terakhir yaitu Pantai Siung.

Pantai yang terkenal menyajikan fanorama indah laut, dan alam menjadi satu. Belum lagi, saat matahari terbenam ataupun matahari terbit, keindahannya bisa berkali-kali lipat juga untuk orang-orang yang suka menikmati ketenangan, pantai siunglah jawabannya.

Bisa dilihat, para murid SMA Nusa 27 Bandung kini tengah menikmati sore dipantai ini, menunggu datangnya matahari terbenam.

Begitupun dengan Indira, kini ia berada di sebuah tempat duduk yang berada di sisi pantai. Ia tersenyum, melihat suasana bahagia yang terpancar dari para siswa disana.

Indira hanya berdiam saat ini, rekan lainnya tengah bermain air. Mereka awalnya mengajak Indira, tapi ia menolaknya dengan alasan ia hanya ingin menikmati laut indah sore ini.

"Bu Indira!" Indira mengdongkakkan kepalanya, melihat siapa yang memanggilnya.

Ia mengerutkan keningnya, "ada apa?"

"Saya Nisa kelas 11 IPS 1, saya disuruh Bu Dinda menyampaikan ini ke ibu." Jelas siswi bernama Nisa itu.

Indira menggigit bibir bawahnya, dan menghela nafas, "apa katanya?"

"Bu Indira disuruh ke sana--" Siswi itu menunjukkan tempat Bu Dinda dan yang lainnya berkumpul.

"--katanya, ada yang penting." Indira mengangguk, lalu tersenyum "Iya saya kesana, Makasih yah Nisa." Siswi itu tersenyum lalu pergi.

Indira tau mengapa Bu Dinda ingin ia menghampirinya. Ia berdiri, setelah meyakinkan diri akhirnya kakinya melangkah untuk pergi ketempat itu.

Senyuman sangat terukir jelas, diwajah Bu Dinda saat Indira menghampirinya. Bukan senyum ramah yang terlihat, tapi senyum remeh karena Indira sudah datang padanya.

"Bu Indira, makasih loh udah dateng kesini." Ucapnya, membuat para guru yang berkumpul dengannya pun ikut menatap kearahnya.

"Iya Bu, ada apa?" Bu Dinda nampak saling pandang dengan yang lain, termasuk Bu Silvi.

"Gini, saya mau minta tolong. Boleh?"

Kalimat andalannya sudah terucap, seperti yang ia perkirakan.

"Boleh Bu, ada apa?" Ucap Indira, dengan masih mempertahankan senyumnya.

"Di deket parkiran bus, ada restoran kan? Nah katanya restoran mereka itu, makanannya bisa dipesan buat makan disini. Jadi, saya mau minta tolong buat Bu Indira pesenin kami makan." Indira menghela nafasnya panjang, ia sangat kesal saat ini. Tapi ia pun tak bisa berbuat apa-apa, selain menurutinya.

"Aah iya, pesan apa aja?"

Merek tersenyum, lalu mulai menyebutkan apa yang diinginkannya.

"Saya udah tau pesanan yang lain, jadi saya sebutin ke kamu yah." Indira mengangguk, lalu mengeluarkan handphonenya untuk mencatat apa saja yang dipesan mereka.

"Kerang bumbu tauco nya 2, lobster sauce Padang 1, udang asam manis 1, cumi saus pedas 2, kalo bisa yang 1 pedesnya banyak,--"

"Sebentar Bu." Sela Indira yang kesulitan untuk mencatatnya, karena Bu Linda terlalu cepat menyebutkannya. Serasa sudah, Bu Linda kembali menyebutkan pesanan lainnya.

My Choice - Ini tentangmu, Fattan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang