Chapter XIII - can only be silent?!

18 2 11
                                    

Pada akhirnya, aku menyadari mengapa kekecewaan itu terasa begitu mendalam. Itu karena, aku benar-benar jatuh cinta padanya.

~ Indira Katharina ~

🕊️🕊️🕊️

Indira tengah duduk dikursi taman, menunggu seseorang untuk menemuinya. Ia membuka ponselnya, menampilkan alasan mengapa Indira disini sekarang, bersama malam yang dingin yang menemani.

Cukup lama ia menunggu, hingga akhirnya seseorang yang ia tunggu datang dengan senyum yang terukir diwajahnya, terlihat kedua tangannya penuh dengan minuman. Membuat Indira sedikit terkekeh.

"Maaf yah lo nunggu lama, nih minuman kesukaan lo!" Ucapnya, Indira melihat minuman yang disodorkan olehnya, lalu terdiam sebentar sebelum akhirnya ia mengambilnya.

Ia cukup terkejut, karena saat menerimanya, minuman itu sangat dingin. Matanya menoleh kearah samping, dimana seorang pria tengah menyeruput minuman dingin itu. Ia menghela nafasnya. Lalu kembali menatap kedepan.

"Gimana Ra, ada apa lo mau nemuin gue, katanya ada hal penting?!" Ucapnya, Indira tersenyum lalu menyodorkan tangannya.

"Selamat dulu buat lo, udah kepilih jadi ketua BEM dikampus lo! Selamat menjalankan tugas, selamat bekerja!" Fattan tersenyum, lalu meraih tangan Indira.

"Lagi Ra, satu impian gue udah terwujud!" Indira yang masih tersenyum, lau menganggukkan kepalanya sambil melepaskan jabatan tangannya.

"Tan" Fattan berdehem sebagai responnya.

"Sebelumnya, boleh ga gue pinjem handphone lo?" Fattan menatap Indira yang kini menatapnya, ia heran tidak biasanya Indira seperti ini.

Tapi tak perlu berpikir lama, Fattan merogoh ponselnya dari sakunya lalu memberikannya pada Indira.

Indira mulai menyalakan ponselnya itu, ia berhenti saat ponselnya harus memakai kode sandi untuk membukanya.

"Apa kode sandinya?" Tanya Indira, Fattan yang masih terus menyeruput minumannya itu melihat kearah ponselnya dengan santai.

"Tanggal lahir lo, bulan lahir gue." Indira mengerutkan keningnya, sambil terus menatap Fattan.

Fattan yang merasa ditatappun, kembali menatap Indira, "gue serius Ra! Coba aja!" Ucapnya, tahu Indira meragukan dirinya.

Indira kembali menyalakan ponselnya, memasukkan kode sandi yang disebutkan oleh Fattan.

1401

Mata Indira beraksi, saat ternyata kode yang ia masukkan benar. Indira sedikit tertawa, ia tak menyangka Fattan menggunakan tanggal lahirnya sebagai kode sandi diponselnya.

"Tuh kan bener!" Ucap Fattan.

Fattan memperhatikan Indira yang memegang ponselnya, "Ra, lo mau apa sama handphone gue?" Tanyanya

"Memastikan sesuatu!" Fattan mengerutkan keningnya, namun detik kemudian kembali seperti biasa.

Indira membuka aplikasi Instagram di handphone Fattan, lalu mengklik story Instagram yang Fattan buat.

Saat story itu ditampilkan, ia terdiam lalu tertawa tak percaya saat melihatnya. Dengan cepat ia mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi yang sama, lalu membuka story Instagram yang Fatttan buat.

Ia menghela nafasnya. Setelah terdiam cukup lama, Indira menatap kearah Fattan.

"Tan, lo bisa jelasin ini?" Fattan menoleh kearah Indira, lalu melihat kedua ponsel yang Indira sodorkan.

My Choice - Ini tentangmu, Fattan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang