Chapter VIII ~ Thank you to being here

12 1 13
                                    

Dan kini, aku menemukan hal baru dari dirinya yang tak diketahui banyak orang.

~ Indira Katharina ~

🕊️🕊️🕊️

Davi kini tengah berjalan seorang diri di tengah ramainya jalan Malioboro. Ia menghela nafasnya, menyesal karena harusnya ia diam saja di hotel.

Namun, matanya tak sengaja menangkap seorang gadis yang ia kenal. Secara otomatis, langkahnya perlahan bergerak menghampiri gadis itu.

Ada yang aneh sepertinya gadis itu akan menyebrang, tetapi jika dilihat jalanan saat ini sangat dipadati oleh kendaraan yang berlalu lalang. Ia terus memperhatikan langkah gadis itu yang terus berjalan hingga sampai ditepi jalan, tanpa melihat keadaan jalan.

Davi membulatkan matanya, saat kaki gadis itu mulai menyentuh jalan, ia melihat mobil dari kejauhan yang melaju kencang, ia berlari secepat mungkin tepat saat klakson mobil itu bersuara Davi berhasil meraih tangan gadis itu, dan menariknya kedalam pelukannya.

Semua orang yang melihatnya terlihat khawatir, Davi hanya mengucapkan bahwa gadis ini akan baik-baik saja, dan meminta maaf atas kecerobohannya. Sedangkan gadis ini masih diam, Davi mengerti mungkin dia masih syok.

Setelah dirasa gadis ini cukup tenang, Davi mulai membuka suara "Indira, kamu ga papa?"

Terlihat gadis itu tersadar, lalu memundurkan sedikit langkahnya untuk bisa melihat siapa yang menolongnya. "Pak Davi?"

Davi mengangguk, jujur ia sangat khawatir saat ini, bagaimana bisa Indira seceroboh ini. Tangannya bergerak memegang kedua bahu Indira, "kamu kenapa? Ngelamun lagi?" Yang ditanya hanya diam, Davi menghela nafasnya lalu menarik tangan Indira untuk duduk di kursi.

"Kamu tunggu dulu disini yah." Indira mengangguk.

Indira hanya bisa menghela nafas, ia tak tau mengapa dirinya seperti ini. Ia juga tak mengerti dengan perasaannya saat ini. Apalagi, saat Davi menarik tangannya dan menatapnya dengan khawatir, itu benar-benar membuat Indira semakin termenung.

Davi terlihat sudah kembali, membawakan minum untuk Indira. Ia tersenyum saat menerimanya, lalu ia meneguknya. "Makasih Pak."

Cukup hening, dan cukup lama mereka terdiam. Indira yang berusaha untuk menenangkan diri, juga disisi lain Davi yang kini tengah menunggu Indira untuk menenangkan dirinya.

Keheningan diantara mereka terhenti, saat Davi tiba-tiba berdiri dari duduknya, Indira mengerutkan keningnya lalu sedikit mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah Davi.

"Kamu ikut saya aja. Udah kepisah juga kan sama yang lain?" Indira nampak berpikir, lalu menyadari bahwa ia memang sendirian sekarang.

Indira langsung berdiri dan mengangguk, mereka mulai melangkah menyusuri jalanan Malioboro dimalam hari tanpa sepatah katapun. Mungkin keduanya kini, masih terus bergelut dengan pikirannya masing-masing.

"Indira." Panggil Davi, yang memecah keheningan.

"Iya pak Davi?" Davi menoleh kearah Indira sebentar, lalu kembali menatap kedepan.

"Kenapa bisa kepisah sama yang lain?"

"Tadi pas lagi jalan, aku ga sengaja liat tas bagus banget. Jadi aku mampir beli, dan ga sadar kalo ternyata kak Syifa ga denger aku."

"Tas?" Indira mengangguk, lalu mengangkat paper bag yang berada ditangannya. "Bukan tas buat aku sih, buat adik aku." Davi mengangguk paham.

"Indira." Panggilnya lagi, tapi kali ini Davi menghentikan langkahnya yang membuat Indira juga berhenti.

My Choice - Ini tentangmu, Fattan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang