Di kediaman Pramanda, seorang anak kecil berlari menuruni anak tangga. Dia tak sabar untuk menyambut ayahnya yang baru pulang kerja.
"Daddy!! " teriak anak kecil itu. Dia melompat ke dalam pelukan ayahnya.
"Aduh, anak siapa ini? Sudah mandi, belum? " goda Satria.
" Anak daddy sama mommy. Sudah dong! " jawab anak itu dengan senyum lebar menampakkan sepasang giginya yang putih dan bersih tanpa noda.
" Pinter, " puji Satria. Pipi anak itu bersemu karena mendapat pujian dari ayahnya. Dia menatap sekitar dengan alis mengerut. ' Tumben wanita itu tidak muncul. Tidak biasanya, ' batinnya heran.
"Oh, ya dimana mommy? " tanya Satria.
" Mommy? " Anak itu berpikir sejenak. " Dari siang, Jujun tidak melihat mommy. Jujun cuma ditemani sama tante cantik, " ungkapnya.
" Tante cantik? " Arjuna mengangguk. " Iya, Daddy. Jujun suka sama tante cantik itu, " jawab Arjuna.
" Siapa dia? Kenapa tidak ada pembantu lain? " tanya Satria pelan. Namun, Arjuna bisa mendengarnya.
"Mommy bilang kalau tante cantik itu pengasuh baru untuk Jujun. Jujun sangat menyukai tante itu. Jujun nggak mau yang lain, " akunya. Dia khawatir ayahnya akan mengganti pengasuh barunya.
"Sekarang tante itu dimana? " tanya Satria.
"Tante itu.... " Belum sempat Arjuna melanjutkan kalimatnya, tiba- tiba seseorang menyela obrolan mereka.
"Eh, Sayang. Sudah pulang? " Wanita itu menghampiri suaminya. Dia mengecup pipi anak bungsunya. Ketika mau mengecup bibir Satria, pria itu malah memalingkan muka.
Wanita itu mendesah kecewa. Satria menatapnya kembali dengan pandangan tajam dan menusuk.
" Darimana? " tanya Satria datar membuat wanita itu tersentak. Pertama kali dia melihat ekspresi suaminya yang biasanya menatapnya dengan lembut. Dari nadsnya, dia bisa menebak kalau suaminya sedang menahan emosi.
"Sayang, maaf, " ucapnya dengan wajah memelas.
"Aku tidak butuh maafmu. Darimana kau sampai pulang di jam segini? Kenapa tidak pulang saja sekalian? Kau malah memberi pengasuh baru yang tidak jelas asal-usulnya pada anak kita. Bagaimana kalau wanita itu orang jahat yang menyamar, ha? Dimana otakmu saat itu!? " bentak Satria. Dia lupa kalau Arjuna masih dalam gendongannya. Dia langsung sadar saat mendengar tangisan anaknya.
"Temui aku di kamar! " titahnya. Untuk sekarang, dia harus mengontrol emosinya. Dia tidak boleh keblablasan di depan anaknya. Dia segera ke kamar untuk memenangkan Arjuna.
Wanita itu mengeratkan kepalannya. Semua ini salahnya. Harusnya dia ingat waktu supaya suaminya tidak marah. Saat dia mau berjalan menuju anak tangga, tiba- tiba ponsel di dalam tasnya berbunyi.
"Ck, siapa lagi ini? " gerutunya kesal. Dia mengambil ponselnya dan menekan tombol tersebut.
"Halo..., " ucapnya. Dia mendengar apa yang diucapkan oleh Si penelepon. Ekspresinya mulai serius dan matanya membelalak seakan- akan baru saja mendapat kabar buruk.
"Apa? Bagaimana mungkin? " tanyanya kaget. Dia langsung membanting ponsel mahalnya ke lantai dengan emosi yang memuncak.
Dia mondar- mandir sambil menggigit kukunya. " Ini tidak dibiarkan. Aku harus melakukan sesuatu agar rencanaku tidak gagal, " gumamnya panik.
"Rencana apa? "
Deg!
Tbc.