1. My World : Gavin

679 32 1
                                    

Ketika dunia meruntuhkan, kamu hadir (sebagai penambah luka) - 𝐀𝐲𝐥𝐢𝐧 𝐀𝐞𝐥𝐚𝐧

🌹

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Aylin melangkahkan kakinya dengan riang menuju gerbang depan, ditangannya terdapat paper bag berisi kotak makan yang ia masak sendiri khusus untuk seorang lelaki yang sudah dikejarnya selama beberapa tahun belakang ini.

Gadis itu tersenyum senang, seakan tak ada beban yang ia pikul di pundaknya. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri saat hendak menyebrangi jalan untuk menuju rumah tetangga yang bersebrangan dengan rumahnya.

Senyumannya semakin mengembang tatkala melihat pemuda yang disukainya tengah bermain ponsel diatas motor didepan rumah.

"Good morning Kak." Sapa Aylin riang.

Sementara lelaki itu hanya meliriknya sekilas tanpa ada niat untuk membalas sapaan Aylin.

"Mau ngampus ya kak? Nih gue bikinin lunch buat lo. Makanan kesukaan lo." Aylin tampak mengulurkan tangannya yang memegang paperbag itu tepat didepan Gavin dengan senyuman yang tak luntur dari wajah nya.

Lagi-lagi Gavin hanya meliriknya sekilas, tidak tertarik dengan isi paper bag yang dibawa gadis itu.

Aylin mencebikkan bibirnya sedikit kesal, "Isss terima kek! Oh iyaa, gue nebeng boleh kan? Jalan ke sekolah gue sama ke kampus lo kan searah kak. Plisss gue nebeng yaaa, biar cepet nyampe sekolah kak! Hari ini gue upacara tau!"

"Gak!" Satu kata yang membuat Aylin memberengut kesal, namun ia tidak akan menyerah begitu saja.

"Eh! BUNDAAAAA!" Sapanya saat melihat seorang wanita paruh baya keluar dari dalam rumah.

Aylin berlari riang menuju wanita tersebut dan memeluknya hangat.

"Loh kok Aylin belum berangkat? Nggak takut telat?" Tanya Karin-Mama Gavin-ramah, ia membalas pelukan Aylin tak kalah hangat.

"Aylin tadinya mau nebeng Kak Gavin Bun, tapi Kak Gavin gak mau nebengin Aylin." Adunya, membuat Gavin menatap tajam kearahnya.

Sementara Aylin hanya terkekeh melihat raut wajah Gavin yang mengeruh. Rencananya berhasil. Gavin memang tidak bisa melawan dan membantah Karin.

Karin menatap Gavin serius, "Loh bang? Kok gak mau nebengin Aylin? Kalian searah juga kan? Udah siang ini kalo Aylin naek angkot ntar malah telat."

Gavin menghela napas pasrah, bagaimana lagi jika sudah sang ibunda yang memberikan perintah.

"Bun, sekalian bilangin kak Gavin dong terima makanan dari Aylin, gak Aylin racunin kok." Bisik Aylin, Karin menatap paper bag yang Aylin jinjing sejenak lalu menganggukkan kepalanya.

"Ayo!" Ajak Gavin dingin setelah ia menghidupkan mesin motor nya.

"Bang, itu makanan dari Aylin terima yaa, lumayan hemat uang jajan kamu, sehat juga daripada makan dikantin takut gak higienis." Ucap Karin lagi membuat Gavin lagi-lagi menghembuskan napas lelah dan mengangguk pasrah.

Sementara Aylin tengah tersenyum kesenangan dan langsung menyalimi tangan karin.

"Aylin sama Kak Gavin berangkat dulu ya Bun. Makasih banyak."

AYLIN : BAD DESTINY'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang