19. Different

470 21 3
                                    

Senyummu berarti luka, tawamu tak bahagia, dan mata mu mengatakan segalanya - 𝐆𝐚𝐯𝐢𝐧 𝐒𝐡𝐚𝐪𝐮𝐢𝐥𝐥𝐞

🥀

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Jadi lo milih Naren nih, Ay?" Sorak Dika semangat.

"Gak ada!"

Semua orang menoleh ke arah sumber suara.

"Hah? Nyambung aja lo!" Cibir Dika menatap Gavin malas.

"Waah rame banget, tumben, ada apa?" Syera mendudukkan dirinya di sofa dengan tersenyum senang.

Hening, tak ada yang menjawab.

Elgara dan Narendra kembali sibuk mengajarkan Aylin materi yang gadis itu belum kuasai.

Dika dan Marco kembali dengan acara ngerumpi mereka.

Tersisa Aiden yang kini tersenyum simpul menatap kedatangan Gavin dan Syera. "Kita-kita lagi jenguk Aylin, soalnya kita denger kemaren Aylin sakit, kebetulan juga Aylin lagi belajar bareng temen-temennya."

Syera menganggukkan kepala mendengar jawaban Aiden.

"Dari mana lo?" Dika bertanya pada Gavin, namun matanya hanya melirik sekilas lelaki yang dipenuhi tatto itu.

"Abis jalan." Saut Gavin santai.

"Lahh! CALON ADIK IPAR lo baru aja sembuh lo sama kakaknya udah jalan aja?" Sarkas Marco membuat Gavin terdiam.

"Eh maksud Gavin kita jalan-jalannya sehabis jemput aku pulang kerja kok. Jadi sekalian pulang gitu." Balas Syera membuat Dika dan Marco mendengus malas.

"Jadi gimana? Masih belum paham?"

Aylin menoleh tersenyum menatap Narendra, "Udah ngerti kok kak. Makasih yaa."

Sementara Gavin tertegun, sejak kapan senyuman gadis itu terlihat menawan dimatanya?

Beberapa jam berlalu, jam dinding menunjukkan pukul 23.45. Semua orang kini sudah pulang, di ruang tamu hanya tersisa Syera dan Aylin yang kini tengah merapikan buku-buku pelajarannya.

"Ay, besok jalan-jalan sama kakak yuk? Besok kamu liburkan?" Ajak Syera memulai pembicaraan.

Aylin menghentikan aktivitas nya sekejap lalu kembali merapikan buku-buku diatas meja, "Gue sibuk." Balasnya cepat.

"Atau sepulang kamu sekolah aja gimana Ay? Nanti kakak jemput." Syera mengembangkan senyumnya, mencoba meyakinkan sang adik. "Kita udah lama gak quality time berdua kan?"

Gadis berusia delapan belas tahun yang hendak melangkah meninggalkan ruang tamu itu menghentikan langkahnya, ia menatap sang kakak datar. "Quality time? Berdua? Bukannya bertiga maksud lo?"

Syera tergagap dengan mata yang berkejap cepat, "Ay, kakak-"

Aylin melanjutkan langkahnya, ia tidak berniat meladeni Syera karna sudah lelah dan ingin mengistirahatkan tubuhnya.

Sementara Syera menghela napas lelah, ia tidak mengerti bagaimana cara agar hubungan antara dirinya dan Aylin kembali membaik dan akur seperti dulu.

Syera menatap kepergian Aylin dengan pandangan sendu, "Maafin kakak, Ay. Kakak cuma mau mewujudkan cerita cinta pertama kakak yang ke tunda dulu."

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

"Kak, kenapa kucing bunyinya ngeong?" Seorang anak perempuan kecil menatap anak lelaki kecil disamping nya dengan mata yang berbinar. Sementara tatapan anak laki-laki disampingnya hanya tertuju kearah depan, tepat dimana seorang remaja tengah membelikan mereka minuman.

AYLIN : BAD DESTINY'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang