5. She's not fine!

297 23 1
                                    

Kata orang jika tidak ingin bersama setidaknya jangan membuat luka, tapi kamu keduanya - 𝐀𝐲𝐥𝐢𝐧 𝐀𝐞𝐥𝐚𝐧

🌹

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Syera mengernyit heran melihat apa yang tengah dilakukan Aylin. Adiknya itu tengah sibuk berkutat dengan bahan dapur, padahal sarapan sudah tersedia di meja makan. "Lagi ngapain, Ay?"

Aylin menoleh sekilas lalu tersenyum, "Lagi bikinin bekel buat Kak Gavin, Kak."

Syera hanya menganggukkan kepalanya sebelum sebuah suara menginterupsi nya, "Syera ayo sarapan dulu sayang." Panggilan lembut itu mengalun begitu indah.

Aylin menghentikan aktivitas nya sekejap dan menatap sandwich di hadapannya dengan nanar.

"Iya Ma." Jawab Syera sedikit berteriak. "Ayok, kita sarapan dulu." Aylin mengangguk dan bergegas merapikan sandwich buatannya ke dalam kotak bekal dan memasukkannya ke dalam paper bag.

"Ayo sarapan dulu, biar kuat nanganin pasien." Gracia tersenyum sembari menyiapkan sarapan untuk Syera di piring.

Sementara Aylin mengambil sendiri sarapan untuknya.

"Makasih Ma." Ucap Syera saat menerima sodoran piring dari sang Mama.

Gracia tersenyum, matanya beralih menatap paper bag diatas meja, "Gavin gak akan mau nerima cewek gatel yang ngejar-ngejar dia."

Suapan Aylin berhenti diudara, ia menatap Gracia sekilas dan kembali meletakkan sendok ditangannya di atas piring.

"Ma, ngomong apa sih?" Tegur Syera.

"Mama bener Syera. Gavin itu suka nya sama perempuan mandiri dan independent kayak kamu, gak kayak Aylin yang gatel ngejar-ngejar Gavin dari dulu. Kamu gak capek ditolak terus sama Gavin?" Tatapan mata Gracia terlihat mengejek Aylin, Aylin menghela napas, kepalanya tertunduk.

"Ma, udah apaan sih!" Syera menoleh menatap Aylin tersenyum. "Kamu berangkat bareng kakak yaa, Ay."

Aylin menggeleng, "Nggak usah kak, Aylin naik angkot aja." Tolaknya halus.

Syera hendak kembali berucap, namun suara Gracia menghentikannya. "Udah biarin aja, Ra! Aylin udah biasa naik angkot, jangan dimanja ntar ngelunjak dia!"

Aylin mengangguk, "Iya kak, Aylin naik angkot aja."

Syera menatap Aylin sendu, ia tak tega sebenarnya.

Hening beberapa saat, sampai suara Aelan memecah keheningan.

"Nanti malam Papa ada jadwal makan malam bersama client, setelah selesai bekerja pulang cepat Syera. Papa ingin membawa kamu dan mengenalkan kamu pada client Papa."

Syera mengangguk antusias, "Iya Pa. Sama Aylin juga kan Pa?" Tanyanya.

Aelan berdiri dari duduknya, "Papa berangkat dulu."

Syera menatap heran kepergian Papa nya.

"Aylin udah selesai, Aylin pergi dulu yaa Kak, Ma. Assalamu'alaikum." Aylin bergegas keluar rumah tanpa mendengar jawaban keduanya.

Ia melangkahkan kaki dengan cepat menuju rumah calon suami nya kelak, siapa lagi kalau bukan rumah Gavin.

"Assalamu'alaikum Bun, Yah." Sapa Aylin saat melihat kedua paruh baya itu tengah berada di halaman rumah.

"Waalaikum salam. Eh Aylin nganterin bekel yaa?" Tanya Karin.

"Hehe iyaa Bun." Aylin memanjangkan lehernya menatap belakang punggung Karin mencari keberadaan Gavin. "Kak Gavin nya mana Bun?"

AYLIN : BAD DESTINY'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang