17. It Hurts

502 22 2
                                    

Kalau kata Aruma, sakit yang tak terobati itu belum sembuh sudah tertikam lagi - 𝐀𝐲𝐥𝐢𝐧 𝐀𝐞𝐥𝐚𝐧

🥀

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Tidur nyengak Aylin terganggu tatkala seseorang menarik paksa tubuhnya yang tengah beristirahat.

"IKUT!" Sentaknya terus menarik tangan Aylin dengan kasar.

Mata yang masih mengantuk itu sontak terbuka kala mendengar bentakan sang Mama, ia melirik sekilas jam digital diatas nakas yang menunjukkan pukul 01.34 dini hari.

"Ma." Lirih Aylin tak dihiraukan oleh Gracia.

Bruk

Gracia mendorong kuat tubuh Aylin ke arah bathup kamar mandi, membuat lengan kiri gadis itu membentur pinggiran bathup dan meringis kesakitan.

"Bikin malu nama keluarga aja!" Sentak Gracia murka. "Kamu kekurangan uang sampai harus menggoda sahabat suami saya?!"

Aylin menggelengkan kepalanya ribut, "E-enggak Ma, Aylin cuma ma-"

"Murahan!"

Deg

"Jalang!"

"Gak tau diri!"

"Sampah!"

"Gak berguna!"

"Seharusnya sedari awal saya gak ngelahirin kamu ke dunia ini!"

Air mata gadis itu mengalir, dadanya sesak kala ibu kandungnya sendiri mengatai dirinya.

"Sengaja kamu mau bikin malu keluarga saya?!"

"Ma, Aylin gak mungkin sengaja bikin keluarga Aylin sendiri malu." Lirih gadis itu terisak kecil.

"Keluarga kamu?! Ini keluarga saya, bukan keluarga kamu!"

Plakk

Bugh

Tamparan kuat di pipi kanan Aylin dapatkan, membuat kepalanya menoleh ke kiri dan membentur pinggiran bathup, darah segar mengalir dari pelipis dan juga ujung bibir gadis itu sekarang.

"Dan apa maksud kamu nyanyi di depan rekan-rekan suami saya seperti tadi hm?! Mau cari perhatian? Mau cari muka iya?" Tanya Gracia sarkas, tatapannya kian tajam, napasnya memburu disertai amarah yang memuncak.

"Ma, tadi Aylin cuma-"

Bugh

Lagi, gadis itu mendapat pukulan pada wajah kirinya. "Kamu pikir saya peduli?!" Gracia menghidupkan shower, tangan kirinya menjambak kuat rambut Aylin, sementara tangan kanannya sibuk menyirami Aylin dengan air bersuhu dingin itu. "Ini akibatnya kalau kamu ngebantah ucapan saya!"

"M-ma, a-ampun ma." Mohon Aylin, tangannya berusaha melepaskan jambakan kuat Gracia di kepalanya. "Sakit, ma." Lirihan itu terdengar menyakitkan, namun tidak untuk Gracia. Sesekali wanita paruh baya itu menampar pipi kanan dan kiri Aylin.

"Ma, udah ma." Lagi, gadis itu berkata dengan sangat lirih, wajahnya dipenuhi lebam yang dialiri air mata, namun sepertinya Gracia menulikan pendengarannya.

Tak berhenti sampai disitu, kini wanita paruh baya itu menyeret Aylin keluar dari kamar dengan keadaan basah kuyup, membawa Aylin menuju lantai dasar, tidak peduli gadis itu merasa sakit ditubuhnya akibat diseret, tidak peduli rintihan kesakitan yang terus gadis itu lontarkan, tidak peduli dengan permohonan yang Aylin ucapkan, ia terus menyeret Aylin dengan menjambak rambutnya menuju gudang.

AYLIN : BAD DESTINY'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang