16. Her Smile🌞

416 19 2
                                    


Rasanya, ada yang hilang - 𝐆𝐚𝐯𝐢𝐧 𝐒𝐡𝐚𝐪𝐮𝐢𝐥𝐥𝐞

🥀

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Truth or dare?" Tanya Aylin girang pada Dika saat bagian atas botol air mineral mengarah pada lelaki itu.

Saat ini mereka tengah duduk di salah satu meja bundar yang tersedia di ballroom acara dan memainkan permainan ToD.

Sesuai ucapan Narendra tadi, setelah mereka keluar dari toilet tidak ada setetes pun air mata Aylin yang mengalir.

Saat ini gadis itu hanya sibuk bermain untuk mengalihkan rasa sakit dihati dan melupakan kesedihannya.

"Karna gue laki, gue pilih dare." Jawab Dika bangga.

"Kalo gitu tembak itu emak-emak disono." Tunjuk Marco pada seorang wanita paruh baya dengan sanggul yang terlihat besar, bibir semerah darah, mengenakan gaun merah darah, body nya seperti gitar spanyol─depan belakang menonjol.

"WAAH GILA LO?" Teriak Dika tak terima, sedangkan Aiden, Marco dan Aylin sudah tergelak ditempatnya.

"Katanya laki?" Cibir Aiden.

Dika menghela napas gusar, "Yaa gue laki! Tapi dare nya jangan yang itu lahh!"

"Yaudah lo kalah! Berarti lo harus traktir kita semua makan selama sebulan." Tutur Marco.

Mata Dika membola tak percaya, "Anjir lo meres gue?"

"Nggak! Orang lo gak ada tetek nya gimana mau diperes?" Seru Marco santai.

Pletak

Narendra menyentil dahi Marco seraya memberikan tatapan tajamnya, membuat lelaki keturunan Indo-China itu meringis nyeri.

"Sakit anying!" Kesal Marco.

"Jaga omongan lo! Ada Aylin!" Peringat Narendra galak.

Aylin mengerjapkan matanya lucu, ia mengerti, namun mencoba untuk tidak mengerti.

"Jadi mau terima atau ngaku kalah?" Tanya Aiden angkat suara.

"Terima aja bang, Tante Ratna baik kok."

Dika menatap Aylin dengan mata berbinar, "Beneran, Ay?"

Aylin mengangguk lucu, "Iyaa, coba aja sana. Paling nanti lo langsung dikawinin, soalnya dia janda kaya raya."

"Pfftt." kedua bahu Dika merosot lemas, sedangkan Marco dan Aiden tengah sekuat tenaga menahan tawa.

Dika berdiri dari duduk nya seraya mengucapkan bismillah. "Do'ain gue selamet yaa." Ia menjeda sebentar langkah kakinya dengan tangan yang menengadah keatas, "Yaallaah, ampuni semua dosa hamba jika gugur dimedan peperangan."

"Gaya lo kek yang mau perang aja." Cibir Aiden.

Dika menatap Aiden sinis, ia melangkahkan kakinya menuju ke arah wanita paruh baya yang tampak glamour itu.

"Permisi, Tan." Dika gemetar takut, sementara teman-temannya sudah terbahak di tempat duduk mereka.

"Iyaa ada apa ganteng?" Tanya wanita itu centil, Dika meneguk salivanya kasar, kakinya gemetaran.

"T-tante mau jadi pacar saya satu detik gak? Ini cuma ToD kok, Tan." Suara Dika terdengar bergetar, sungguh ia tengah menahan gugup.

"Sedetik doang? Saya bisa kok nikahin kamu sekarang juga."

AYLIN : BAD DESTINY'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang