2. About Aylin

361 23 1
                                    

Jangan percaya! Terkadang senyuman itu hanya untuk menutupi luka - Aylin Aelan

🌹

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Minggu depan kakak kamu pulang, kamu harus baik-baik sama kakak kamu! Jangan ngerepotin dia!" Gracia melirik anaknya sinis.

Sementara Aylin menganggukkan kepalanya pelan, "Iya Ma."

Aylin menghela napasnya pelan, padahal ia baru saja sampai di meja makan tapi harus melihat sikap Mama nya yang sangat kentara tidak menyukai nya itu.

Aylin sempat berfikir, apa ia bukan anak kandung Mama dan Papa nya? Apa ia hanya anak adopsi atau anak pungut?

Dadanya sesak membayangkan jika kemungkinan itu benar adanya. Ia tidak siap dengan kenyataan bahwa kedua orang di hadapan nya itu bukanlah orang tua kandung nya.

"Padahal kerjaan di Kanada udah bagus banget, kenapa Syera mau pindah kesini sih!" Gerutu Gracia sembari menyiapkan makan malam untuk suaminya Aelan.

"Syera ingin berkumpul dengan keluarga nya. Dia juga sudah terlalu lama di Kanada." Saut Aelan santai.

"Harusnya kamu itu contoh kakak kamu Syera! Dia bisa kuliah sampai s2 di luar negeri. Dokter pula! Mama sama Papa udah rugi keluarin uang buat kamu sekolah kalo kamu gak bisa kayak kakak kamu Syera."

Aylin mengunyah makanan dimulutnya lamat setelah mendengar sindiran Gracia. Apa salahnya? Selama ini ia sudah berusaha menjadi yang terbaik. Sudah memenuhi tuntutan Gracia untuk jadi yang pertama, apakah masih kurang?

"Ma, Aylin pengen jadi penyanyi." Aylin berucap pelan, namun sayangnya hal tersebut didengar oleh kedua orang tuanya.

TRAKKK!

Aylin tersentak saat Aelan menyimpan sendok ditangannya dengan kasar diatas meja, napasnya memburu seolah ia tengah marah, matanya pun turut memerah.

Gracia menatap Aylin tajam, sementara Aelan sudah melenggang pergi menuju ruang kerjanya, ia sudah tidak memiliki nafsu untuk makan.

"Anak gak tau diuntung! Mama sama Papa nyekolahin kamu bukan cuma jadiin kamu sebagai penyanyi Aylin!" Bentak Gracia. "Mau jadi apa kamu kalo cuma jadi penyanyi hah? Gimana masa depan kamu kalo cuma jadi penyanyi!! Gak guna!"

Bugh!

Gracia memukul meja makan kuat, ia terus menyorot Aylin dengan tajam sebelum melenggang untuk menyusul sang suami.

Aylin menutup mulutnya menggunakan punggung tangan, mencoba meredam suara tangisnya. Lantas ia berjalan cepat menuju keluar rumah. Entah kemana kakinya membawa pergi. Yang terpenting ia harus keluar dari rumah bak neraka itu sejenak.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Seorang gadis tampak terduduk di tanah, punggungnya ia sandarkan pada kursi taman, ia memeluk kakinya yang tertekuk, juga tangisannya yang belum mereda.

Dia Aylin.

Berkali-kali ia menghapus air matanya dengan kasar. Berkali-kali juga ia menghela napas dalam dan menghembuskannya berharap dapat meredakan tangisannya namun tetap saja tak berhasil.

"Tata ayin?" Kakak Aylin? Celoteh seorang gadis kecil berusia tiga tahun yang saat ini menghampiri Aylin.

Segera Aylin mengusap air matanya dan tersenyum menatap gadis kecil itu. "Loh? Eya? Eya kesini sama siapa?" Tanya Alin seraya menggendong bocah kecil yang diketahui bernama Freya itu.

AYLIN : BAD DESTINY'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang