TranAnt 08

8.7K 527 2
                                    

Vote ⭐

Komennn💬

~HAPPY READING~
==================

"Lucu ya? ternyata gue cinta sama Albara. padahal baru 1 bulan gue di dunia ini,"ucap Alena yang memandang langit malam dari balkon kamarnya.

1 Bulan yang lalu, ia merasakan perasaan sesak. Dan ia pun mencari tahu di internet. Karna tidak ingin ketipu, ia pun membuktikannya. 1 bulan sudah cukup untuk ia membuktikan bahwa apa yang ia rasakan, adalah rasa cintanya ke Albara. Dan Albara sekarang lebih dekat dengan Arcila dan jarang bersama Alena.

Alena pun menghela nafas nya.

"Ayo le jalanin kehidupan Seperti biasanya. Gue bakal berjuang untuk ngerahasiain perasaan ini,"ucapnya pada dirinya sendiri.

Ia pun menutup pintu Balkonnya dan menuju kasurnya.

-

-

-

-

"ALEEE BANGUN!!!"pekik Arnan.

"IYAAA BANG ALE UDAH BANGUN DARI TADI,"teriak Alena yang keluar kamar.

Ia sudah siap dengan seragamnya, dan rambut yang di di gerai.

"Ayo berangkat kita udah telat nih,"ucap Arnan.

"Yok,"ucap Ale.

Mereka pun menuju luar rumah, dan sudah ada mang Terjo yang tengah memanaskan mobil.

"Udah siap mang?"tanya Arnan.

"Sudah den,"ucap Mang Terjo.

Mereka pun memasuki mobil itu, dan menjalankan mobilnya untuk menuju ke sekolah.

25 Menit. Kini mereka telah sampai di sekolah, dan mereka terlambat akibat terjebak macet.

"Yah,, bang udah ditutup,"lemas Alena.

"Tenang,"ucap Arnan, ia pun menyembulkan kepalanya dari jendela mobil.

"Mang buka,"titah Arnan.

"Oke den,"sahut mang Dadang.

Dengan gesit mang Dadang membuka gerbang itu.

"Makasih mang,"ucap Arnan dengan tersenyum pada mang Dadang.

"Sama-Sama den,"balas mang Dadang.

Arnan pun memarkirkan Mobilnya, mereka berdua pun keluar dengan Gaya Slowmonya.

Janji gak slowmo><

"ARNAN WIRANTA, ALENA FIONKA WIRANTA. HORMAT DI TIANG BENDERA SAMPE JAM ISTIRAHAT!!"titah Pak Satboy.

"Ya,"malas Arnan.

Mereka pun melangkah menuju lapanga, dan hormat.

Saat tengah hormat Ale tak sengaja melihat Albara dan Arcila tengah bercanda tawa sambil memakan Es Krim.

Alena pun menghela Nafasnya. Ternyata sulit ya, untuk mengontrol Perasaannya. Ia pun menunduk, karna merasakan sesak didada nya.

Arnan menatap bingung Alena.

"Bang, masih lama gak bang?"tanya Alena pada Arnan.

"10 menit lagi. Kenapa lu? lemes? lebai banget,"ucap Arnan.

"apaan!! enak aja lu ngatain gw lebaii!! gw ini tahan banting asal lu tau. Gw tuh sebenernya laper pengen makan,"ujar Alena dengan cemberut.

"Boong!! pasti lu cemburu kan liat Albara sama Arcila?"tebak Arnan.

"Apaan si? gajelas lu!"cetus Alena yang membuang pandangannya.

"Ahayyy cemburuu nihh,,"ejek Arnan.

"Sumpah, gajelas lu ege,"sinis Alena.

"Yaudah jangan sensian gitu dong kalo gak cemburu,"ujar Arnan.

Alena memutar bola mata malasnya.

"Kalo lu gak kuat, ayo kita pergi aja,"ucap Arnan yang menatap adiknya itu.

"Gak. Tanggung bentar lagi,"ucap Alena yang masih hormat.

"Halah, gausah bohong lu sama gw. Gw ini Abang lu le, jadi gw tau apa yang adik gw rasain sekarang,"ucap Arnan yang menatap Alena.

"Kenapa jatuh cinta semenyakitkan itu ya bang? kalo tau bakal sesakit ini, gw gabakal naruh perasaan gw sama dia,"ujar Alena dengan cemberut.

Arnan yang gemas dengan penuturan Alena, ia pun mengacak-ngacak rambut Alena.

"BANGGG!!!!"pekik Alena dengan kesal.

"Tuh kan!! jadi berantakan!! gw gamau tau benerin rambut gw kayak semua!!"titah Alena dengan menatap tajam Arnan.

"iya, iya! galak banget buset dah,"ucap Arnan yang menata kembali rambut Alena.

"Udah nih. Ayok lah ke kantin,"ucap Arnan yang menarik tangan Alena.

"Pelan-pelan anjir!!"ucap Alena dengan kesal.

Arnan tidak menanggapi ucapan Alena.

Alena yang kesal menendang pelan kaki Arnan.

"Apaa lagi Alena!!!"geram Arnan.

"Pelan-pelan asu!!"cetus Alena.

Cetakk!!

Dengan tidak berperasaan, Arnan menyentil mulut Alena.

"Gk boleh kurang ajar lo sama abang lo,"cetus Arnan.

"Lagian lunya ngeselin sihh!!"kesal Alena.

"Udah gk usah kesel lagi. Nanti pulang gw terakhir es krim deh,"ucap Arnan.

"Bener ya?"ucap Alena dengan wajah sumringah.

"iyaaa,"balas Arnan.

"Yaudah ayoo ke kantin,"ucap semangat Alena dan menarik tangan Arnan.

Arnan pun tersenyum.

"Setidaknya Lo gak sedih lagi Len,"batinnya.

Mereka pun melangkah menuju kantin..

********

Transmigrasi || Antagonis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang