Part 2

99 15 2
                                    

"Ree, liat dasi aku yang warna emerald gak? Aku cari di lemari gak ada."

Kehilangan barang-barang tertentu sudah menjadi rutinitas setiap pagi bagi Kim Doyoung. Lalu, Bae Reese selaku istri yang akan mencari barang-barang tersebut. Pernikahan Reese dan Doyoung sudah berjalan hampir empat tahun. Rumah tangga mereka bisa dikatakan harmonis walaupun masih sering dilanda pertengkaran kecil, namun keduanya bisa menyelesaikan masalah dengan cepat. Meskipun lebih sering Doyoung yang mengalah.

"Udah coba cari di lemari satu lagi?" Tanya Reese yang baru masuk ke dalam kamar.

"Belum." -Doyoung.

Reese mendengus kemudian mulai membuka lemari yang tadi Ia maksud. Dalam hitungan detik, dasi yang sejak tadi menjadi masalah kecil akhirnya ditemukan.

"Ini apa?" Dengan wajah datar Reese bertanya sembari menyodorkan dasi tersebut pada Doyoung.

Sang pemilik dasi lalu tersenyum sedikit panik takut diamuk oleh Reese.

"Hehehehe... aku gak tau ada di situ. Aku kira lemari itu isinya pakaian kamu semua." -Doyoung.

"Makanya kamu biasain dulu cari, kalau gak ketemu baru tanya aku."

"Iya iya."

Waktunya sarapan. Doyoung dan Reese menyantap hidangan ringan buatan Reese pagi ini.

"Kamu hari ini lembur lagi?" Tanya Reese.

"Kayaknya iya. Nanti aku kabarin kalau lembur biar kamu gak nungguin." -Doyoung.

Wajah Reese seketika murung. "Udah seminggu ini kamu lembur terus."

"Aku kan kerja, sayang."

"Kerja sih kerja. Tapi, kamu juga harus mikirin aku sendirian di rumah. Apalagi kalau malam, ini rumah sepi banget."

"Kan ada Bibi Jung." -Doyoung.

"Tetap aja sepi."

"Maaf ya, sayang. Nanti kalau kerjaan aku udah santai lagi, kita pergi liburan." Bujuk Doyoung.

"Janji ya?"

Doyoung mengangguk lalu tersenyum manis. "Aku janji."

~

Siang hari Reese disibukkan dengan pekerjaan rumah. Sebenarnya bukan pekerjaan yang berat, hanya membantu Bibi Jung saja seperti menyiapkan stock bahan makanan di kulkas, memisahkan baju kotor ke dalam keranjang, dan merapikan kamar. Reese tidak ingin ada orang lain yang membersihkan kamarnya dan Doyoung. Karena bagi Reese, kamar pribadi merupakan privasi.

Ketika Reese tengah sibuk memasukkan baju dan celana kotor milik Doyoung ke dalam keranjang, Ia tidak sengaja menemukan kertas kecil dari dalam saku celana kerja yang dipakai Doyoung kemarin.

"Kebiasaan banget nyimpan kertas parkir dalam saku. Bukannya langsung dibuang." Reese bermonolog sembari melihat kertas tersebut.

"Charlotte Hotel?"

Reese membeku sejenak. Ada dua fikiran yang menguasai otaknya detik itu. Berfikir positif— mungkin saja Doyoung rapat di Hotel tersebut atau memang ada urusan pekerjaan. Berfikir negatif— atau bisa saja Doyoung selama ini bermain di belakangnya.

Reese menggeleng-gelengkan kepalanya, menepis semua fikiran negatifnya terhadap Doyoung.

"Mikir apaan sih, Ree? Gak mungkin Doyoung macam-macam. Palingan dia emang ada urusan kerjaan aja di sana." Gumamnya.

~

Waktu sudah menunjukkan pukul 16:30 sore. Itu artinya setengah jam lagi Doyoung akan tiba di rumah. Sejak siang Doyoung belum mengabari apakah Ia akan lembur atau tidak. Reese mengira jika malam ini Doyoung benar-benar tidak akan lembur. Untuk itu, Ia dengan penuh semangat membantu Bibi Jung memasak makan malam kali ini.

THEM IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang