Part 9

23 5 0
                                    

Reese menyipitkan matanya untuk memastikan siapa orang yang baru saja menyapanya. Dan benar saja, Reese dibuat terkejut oleh kehadiran laki-laki yang beberapa tahun belakang ini berada di Jepang.

"Riki?"

Ya, dia adalah Nishimura Riki sahabat Jungwon. Riki keluar dari mobil kemudian menghampiri Reese.

"Apa kabar, Ree?" Tanya Riki basa-basi.

Sedangkan yang sedang ditanya malah terpaku melihat penampilan Riki saat ini. Anak itu berubah 180 derajat, mulai dari tinggi, rambut, bahkan cara berpakaiannya juga sudah tidak sama lagi.

"Ree?"

"Eh? Iya.. Gw baik. Lo sendiri gimana?" Tanya Reese setelah kesadarannya kembali.

Riki sedikit mengangkat tangannya. "As you can see, gw juga baik bahkan gak pernah sebaik ini."

"Lo ngapain di sini?" Riki bertanya lagi.

Reese mengangkat bahunya. "Gak tau. Rencananya mau ke hotel. Lo sendiri ngapain?"

"Hotel? Bukannya lo punya rumah dekat sini? Ngapain ke hotel?" -Riki.

"Panjang ceritanya." -Reese.

Riki terkekeh. "Gw punya banyak waktu dan lagi gak buru-buru juga."

"Masalah hubungan gw." -Reese.

Lantas Riki menganggukan kepalanya dengan lambat seolah mengerti.

"Ke Apartement gw aja gimana? Ada dua kamar kok. Lo bisa istirahat di sana malam ini." Ajak Riki.

Reese tampak berfikir sejenak. Sebenarnya Ia merasa tidak enak dengan ajakan Riki. Mengingat bagaimana pertemuan terakhirnya dengan Riki. Reese ingat betul saat itu Riki sudah memperingatinya tapi tidak Ia hiraukan.

"Gimana, Ree? Gw gak akan aneh-aneh." -Riki.

"Yaudah deh."


~

Sementara itu Doyoung dengan fikiran kalut mencari keberadaan sang Istri. Tempat yang pertama kali Doyoung kunjungi adalah rumah Jeje atau Na Jaemin. Sebelumnya Doyoung tidak terlalu mengenal Jaemin, Ia hanya tau jika Jaemin adalah teman lama Reese.

Baru hendak memencet bel, Jaemin membuka pintu rumah karena kebetulan Ia ingin pergi keluar membeli cemilan. Tentu saja kehadiran Doyoung sedikit mengagetkannya.

"Maaf mengganggu, lo Jaemin?" Tanya Doyoung tanpa basa-basi.

Jaemin mengangguk sedikit bingung. "Ya, ada apa?"

"Gw Doyoung, suami Reese. Lo tau Reese 'kan?"

"Tau. Kenapa sama Reese?" -Jaemin.

"Reese ada di rumah lo gak? Tadi dia pergi dari rumah karena kita habis bertengkar." -Doyoung.

Jaemin lantas mengerutkan dahinya. "Kenapa cari Reese ke rumah gw?"

"Karena beberapa hari ini Reese sering bilang dia main ke rumah lo sekalian bantuin lo beberes soalnya lo baru pindah."

"Reese gak ada di sini." -Jaemin.

"Lo tau dia ada dimana? Mungkin tadi dia sempat hubungi lo."

Jaemin sedikit terkekeh. "Lo suaminya 'kan? Harusnya lo lebih tau dia dimana kalau lagi ada masalah. Bukan nanya orang lain."

Setelah itu Jaemin berlalu meninggalkan Doyoung yang masih mematung akibat kalimat yang diucapkan Jaemin.

Doyoung mulai merogoh sakunya mengambil kunci mobil. Ia ingin mengajak orang tuanya membicarakan masalah Yunjin yang akan tinggal serumah dengannya dan Reese. Doyoung bersumpah tidak ingin kehilangan Reese dari hidupnya. Laki-laki itu sangat mencintai Reese lebih dari apapun.


~

"Lo mau wine atau soju?"

Saat ini Riki dan Reese berada dalam unit Apartement milik Riki.

"Soju aja." Jawab Reese.

"Gw dengar-dengar lo nikah sama Doyoung?" Tanya Riki sembari mengambil soju di dalam kulkas.

"Iya."

Riki berjalan ke arah meja makan tepat dimana Reese duduk saat ini. Ia duduk berhadapan dengan perempuan tersebut lalu menyodorkan sebotol soju padanya.

"Lo bahagia?" Tanya Riki.

Reese berdecih. "Semua orang kayaknya penasaran banget gw bahagia atau gak."

"Tinggal jawab iya atau gak aja." -Riki.

"Gw bahagia sama Doyoung. Tapi, gw susah bahagia kalau jalan gw sama dia ternyata harus serumit ini."

"Perkara apa?" -Riki.

"Gw gak bisa ngasih dia anak."

"Lalu?" -Riki.

"Awalnya orang tua Doyoung gak masalah dengan hal itu. Tapi, akhir-akhir ini semua yang gw takuti kejadian juga. Orang tuanya mulai menuntut masalah anak ke gw dan Doyoung."

Riki menengguk soju miliknya sebelum kembali bersuara. "Kenapa baru dibahas tentang anak?"

"Gw juga gak tau." -Reese.

"Trus Doyoung menanggapinya gimana?"

"Gw gak tau." -Reese.

"Jadi ini yang bikin lo kabur dari rumah?"

Reese menggeleng dengan tatapan mata yang kosong menatap ke botol soju yang Ia pegang.

"Trus apa yang bikin lo kabur?" -Riki.

"Dia selingkuh."

"Lo tau siapa selingkuhannya?" -Riki.

"Gak. Tapi gw pernah lihat wajahnya. Masalahnya, itu cewek udah punya anak dari Doyoung dan orang tuanya tau tentang itu. Mereka juga mendukung hubungan tersebut."

Riki kaget bukan main. Ia mengira penderitaan Reese hanya sebatas tidak bisa memberi keturunan pada Doyoung, ternyata Ia salah. Penderitaan Reese tidak ada hentinya sejak dulu.

"What the hell, Ree. Lo diam aja gitu?"

"Gw gak tau harus apa, Rik. Ini gak mudah juga bagi gw. Gw bingung harus ngelepas Doyoung atau gimana. Bagaimana pun juga gw sayang banget sama dia. Gw tau dia juga gak mau semua ini terjadi. Dia sendiri ngaku kalau semua ini perbuatan orang tuanya."

"Udah coba temui orang tuanya?" -Riki.

"Belum."

"Coba temui dulu dan bicarain baik-baik." -Riki.

"Gw takut tentang jawaban orang tuanya gak sesuai dengan ekspektasi gw."

"Kalau gak dicoba lo gak akan tau jawabannya apa. Bisa aja apa yang dibilang Doyoung cuma akal-akalannya aja."

"Gak mungkin Doyoung bohongin gw, Rik."

"Gak mungkin kata lo? Trus yang terjadi sekarang apa namanya?"

•••

THEM IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang