Part 3

79 13 3
                                    

Sudah lebih dua jam Reese menunggu Doyoung di meja makan. Makanan yang tadinya masih hangat perlahan mulai dingin karena belum tersentuh sama sekali. Reese ingin menelfon suaminya itu, namun ketika Ia hendak menekan tombol panggil, nama Jaehyuk langsung tertera di layar ponselnya.

"Hallo?"

"Ree, apa kabar lo?"

"Baik. Lo sendiri gimana? Gila ya, balik ke Korea gak ngabarin!"

Terdengar suara kekehan dari panggilan tersebut. "Ini baru sempat ngabarin. Sekalian mau nanyain Doyoung juga."

Perkataan Jaehyuk dari sebrang telfon tersebut membuat Reese mengerutkan dahi. "Ngapain nanya Doyoung ke gw? Bukannya tadi kalian ketemu di toko kue?"

"Ha? Ketemu apanya? Gw juga baru nyampe ini, Ree."

Reese terdiam untuk beberapa saat. Ia memutar otak dan ingatannya jika Doyoung sendiri yang bilang jika hari ini Doyoung bertemu dengan Jaehyuk di toko kue. Tidak mungkin Reese mendadak jadi pikun.

"Halo, Ree? Kok diem?"

Kesadarannya kembali lagi setelah mendengar suara Jaehyuk yang memanggilnya di telfon. "Ha? Eh— iya... Doyoung tadi balik ke kantor katanya ada problem dikit. Nanti gw kasih tau Doyoung ya kalau lo udah balik."

"Sure. Kalo gitu telfonnya gw tutup dulu. Bye, Reese."

"Bye, Jae."

Perasaan Reese mendadak berubah tidak enak. Jantungnya yang semula berdetak dengan normal, sekarang berubah berdetak lebih cepat. Kedua matanya terpejam sembari mengatur nafas menghindari stress akibat memikirkan apa yang sebenarnya telah dilakukan Doyoung di belakangnya.

"Gak mungkin... Aku gak boleh curiga sama Doyoung."

Berkali-kali Reese bergumam pada dirinya jika apa yang Ia fikirkan semuanya salah. Tapi, Jaehyuk juga tidak mungkin berbohong 'kan?

"Bi, beresin meja makan ya?" Pinta Reese.

"Loh? Tuan dan Nyonya kan belum makan, masa udah diberesin aja?"

"Masukin kulkas aja, besok kan masih bisa dipanasin. Tolong ya, Bi?"

"Oke Nyonya."

Reese tersenyum pada Bibi Jung sebelum berpindah ke kamar. Sesampainya di kamar, Reese mendudukkan tubuhnya pada tepi ranjang. Fikiran dan perasaannya campur aduk mengenai Doyoung. Kedua tangannya menyapu seluruh bagian wajahnya ke atas.

Kemudian Reese meraih ponselnya yang terletak di nakas berniat menelfon Doyoung. Tidak ada jawaban dari panggilan pertama. Bahkan sampai lima belas kali Reese mencoba namun nihil. Hasilnya tetap sama.

Tangannya mulai gemetar sekarang. Jemari kaki dan tangannya juga ikut dingin. Rasa cemas berlebih selama ini yang Reese kira sudah hilang, mendadak kembali lagi.

"Aku akan terima kamu apa adanya, Ree."















"Aku gak akan nyakitin kamu kayak apa yang udah Jihoon lakuin."















"I love you..."


















"AAAARRGHHH!!!"

Reese membanting ponselnya ke lantai lantaran mengingat beberapa ucapan manis Doyoung dulu saat mereka baru menikah. Dirinya tidak mengerti kenapa bisa sefrustasi seperti sekarang padahal apa yang Ia fikirkan belum tentu terjadi.













THEM IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang