Part 6

63 9 4
                                    

Doyoung pulang ke rumah dengan keadaan yang cukup berantakan. Tekanan demi tekanan selalu datang setiap hari, baik dari pekerjaan atau pun orang tuanya.
Doyoung mendapati Reese tidur di sofa depan TV. Bisa dipastikan jika Istrinya tersebut kembali menunggunya hingga ketiduran. Padahal Doyoung sudah berulang kali melarang Reese untuk menunggu kepulangannya.

Kakinya bergerak tanpa suara ke arah Reese yang terlelap. Diusapnya pucuk kepala sang Istri dengan penuh kasih sayang.

"Sayang, bangun... pindah ke kamar aja ya?" Titah Doyoung.

Mata Reese perlahan terbuka. "Kamu udah pulang?"

"Udah." Doyoung mengambil posisi duduk di sebelah Reese.

"Kamu kenapa nungguin aku lagi? Badan kamu pasti sakit kalau terus-terusan tidur di sofa." Ucap Doyoung seraya mengusap kepala Reese.

Sedangkan Reese hanya menggeleng lalu tersenyum. "Gapapa kok. Kamu udah makan malam? Aku tadi ada masak bulgogi kesukaan kamu. Kalau mau biar aku panasin dulu."

"Aku udah makan, sayang."

Mendengar jawaban seperti itu, Reese hanya mengangguk. Tapi, sekian detik setelah itu Reese dikejutkan oleh perlakuan Doyoung yang tiba-tiba.

Grepp!

Doyoung memeluk tubuh Reese dengan sangat erat seolah tidak ingin melepaskannya. Tentu saja hal itu membuat Reese bingung. Doyoung tidak pernah seperti ini ketika pulang bekerja. Tanpa bertanya, Reese justru membalas pelukan Doyoung sambil mengelus punggung lebar suaminya tersebut. Ia yakin jika saat ini keadaan Doyoung sedang tidak baik-baik saja.

Setelah dirasa cukup, barulah Doyoung melepas dekapannya pada Reese.

"You good?" -Reese.

Mendapat pertanyaan seperti itu dari orang yang Ia sayangi membuat air mata yang sejak tadi ditahan akhirnya jatuh juga.

Doyoung menggeleng pelan. "I'm not..."

"Kenapa? Kerjaan kamu berat ya di kantor? Cerita aja sama aku. I'm here for you." -Reese.

"Ree, ini bukan soal kerjaan."

"Ada apa? Kok kayaknya kamu gugup gitu?"

Doyoung mengambil nafas panjang sebelum berbicara. Mungkin sudah saatnya memberitahu Reese. Dia tidak ingin berbohong terus-terusan di belakang Istrinya tersebut. Reese harus tau. Ya, harus tau..

"Maaf... Sebelumnya aku minta maaf." Ucap Doyoung dengan pandangan yang tertunduk ke bawah dan dengan tangannya yang menggenggam tangan Reese.






















.
.
.
.
.
.
.
.


































"Aku... selingkuh dari kamu, Ree."

Kedua bola mata Reese bergerak ke kiri ke kanan menatap mata Doyoung. Namun setelahnya, Reese justru tertawa padahal tidak ada yang sedang melawak saat ini.

"Kamu belajar ngelawak dimana sih? Aneh-aneh aja." -Reese.

"Ree..."

"Hahaha... lagian sekarang bukan hari ulang tahun aku."

"Reese..."

Panggilan Doyoung tidak dihiraukan oleh Reese karena Ia masih sibuk terbahak bahkan matanya mulai berair sekarang akibat tidak berhenti menertawakan ucapan Doyoung yang menurutnya itu sebuah 'lelucon'.

"Aduuh... sampai berair gini mataku." Reese mengusap sudut matanya sambil sesekali masih terkekeh.

"Reese! Aku gak becanda. Aku serius, Ree.."

"....."



























Spontan Reese menghentikan tawaannya. Sudut bibir yang tadi terangkat kini berubah jadi datar. Sorot matanya  juga ikut berubah menatap kosong pada Doyoung.

"Sayang... Aku minta maaf." Ujar Doyoung.

Sungguh. Bagi Reese saat ini rasanya sulit sekali untuk sekedar menelan saliva. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa mendengar pernyataan dari Doyoung. Mati-matian Reese menahan tubuhnya yang mulai bergetar. Jarinya meremat sangat kuat hingga kuku bukunya memutih.

Reese berusaha untuk menahan air matanya yang sebentar lagi akan turun. Pandangan yang tadinya kosong kini perlahan kembali terisi walaupun harus dipaksakan.

"Oh ya? Sejak kapan?"

Doyoung termangu melihat respon dari Reese yang tidak sesuai ekspektasinya. Ia mengira istrinya tersebut akan marah hingga memakinya secara menggebu-gebu.

"Ree? Are you okay?" -Doyoung.

Lantas Reese tersenyum tipis. "Bohong kalau aku bilang aku baik-baik aja." "Sejak kapan?" Lanjutnya.

"Ceritanya panjang... Aku dijebak sama papa dan mama."

"Kamu mau cerita sekarang atau besok aja? Soalnya aku mau lanjut tidur."-Reese.

"K-kamu gapapa? Gak marah?" Doyoung sedikit bingung melihat raut wajah Reese yang sangat tenang.

"Aku marah. Tapi, aku harus apa? Semuanya udah terjadi. Ceritanya besok aja ya? Sekarang kita tidur dulu walaupun aku gak yakin bakal bisa tidur dengan tenang mulai hari ini."

"Kamu jangan ngomong gitu. Aku minta maaf..." -Doyoung.

Lagi dan lagi Reese tersenyum sembari telapak tangannya mengelus pipi Doyoung. "It's okay."

Reese berjalan menuju kamar terlebih dahulu meninggalkan Doyoung yang masih membeku di ruang tamu. Bukan tanpa alasan Doyoung terdiam seperti itu. Sorot mata Reese barusan membuat Doyoung khawatir sekaligus takut. Meskipun bibir perempuan itu tersenyum, namun terlihat jelas jika matanya berkata lain.



"Hati-hati, Doyoung. Istri lo itu belum sepenuhnya normal. Dia bisa berubah seperti dulu lagi waktu masih jadi bagian dari kita, bahkan mungkin lebih parah dari sebelumnya."

•••

ada yg masih nungguin cerita ini ga siii?
btw, aku sengaja mempercepat bagian doyoung yg ngaku selingkuh soalnya bukan perselingkuhan doyoung yang jadi inti cerita. ini baru awal aja hehehe
permasalahan sebenarnya ada di part selanjutnya hingga akhir.

main tebak-tebakan yuk?
selain jaemin, siapa yang bakal muncul di part selanjutnya?

THEM IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang