Lima Tahun Lalu Aku Remaja 17 Tahun

20 2 0
                                    

Aku ingat betul hari itu, satu hari sebelum ulang tahunku yang ke-17 tahun. Aku melakukan pemotretan untuk foto KTP yang akan aku gunakan di seperempat hidupku. Bahkan sampai saat ini aku masih memakai KTP dengan foto yang sulit dijelaskan itu.

Perasaanku saat itu?

Hhmnn... bagaimana aku menjelaskannnya jika itu minuman, perasaanku saat itu seperti es doger berwarna merah muda penuh dengan berbagai tekstur. Ada keharuan dan kebimbangan didalamnya, tanpa peduli apapun aku tetap mengambil foto untuk KTP-ku walau dengan wajah kusam penuh keringat sebab berlarian mengambil kartu keluarga di rumah.

Saat itu usiaku belum genap 17 tahun aku masih terombang-ambing oleh orang-orang yang ada disekitarku, lingkungan dan ekspetasi dunia yang melekat padaku. Jika kau belum tahu, aku anak pertama dan juga cucu perempuan pertama di keluarga kami.

Lima tahun lalu aku masih terlalu muda untuk tidak lagi mudah terombang-ambing, seperti salah satu judul buku favoritku, Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin sebagai daun muda yang bebas aku tidak pernah membenci angin dan hujan yang membuatku mencapai titik ini sekarang.

Jadi untuk kamu, kalian, kita yang masih sangat muda dan merasa bingung memilih jalan, tak apa-apa jika tersesat. Jika sudah terlampau jauh kembalilah ke titik nol di mana semuanya berawal. Serahkan segalanya kepada yang Maha Mengetahui.

Terima saja setiap kegagalan dengan lapang dada dan rayakan setiap keberhasilan sekecil apapun sebagai bentuk apresiasi diri. Tak apa menjadi salah dan gagal sebab kita masih sangat muda.

@Ay

B(utuh)~TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang