. . .
Arbian mengrenyitkan alis nya saat membaca pesan yang di kirim kan Jinan, kenapa tiba-tiba? Banyak pertanyaan 'kenapa' dalam benaknya. Ia merasa ada sesuatu hal yang aneh sekarang. Kemarin saat dirinya bilang akan mampir dan memakan masakan Jinan lagi, pemuda berpipi bulat itu dengan semangat mengiyakan nya.
Dan, kemarin dia juga bilang akan mengkensel semua urusan nya. Hanya agar bisa membuatkan makanan untuk nya. Tapi kenapa semua berubah dalam sekejap?
Jinan
Bi
Kamu gak usah kesini ya
Aku ada urusan soalnya
09.11Urusan nya mendadak banget ya?
09.20Iya
09.25Singkat sekali balasan nya, udah gitu lama. Arbian jadi semakin overthinking, ada apa sebenarnya? Oh, 'ada apa dengan Jinan?' itu lebih tepat.
Jinan
Kalo masak dulu bisa gak?
Nanti gue ambil deh ke kosan lo
09.25Bisa
Aku titipin ke Miko aja gimana?
09.30Kok dititipkan ke Miko? Arbian kan ingin nya mengambil langsung dari Jinan, dengan datang ke kosan pemuda itu. Gimana sih
Jinan
Eh gapapa
Gue aja yang ambil
Gak usah dititipin ke Miko
09.30Aku titipin Miko aja biar gak ribet
Jadi kamu juga gak harus bulak balik
09.35Emang lo berangkat nya jam berapa sih?
09.35Jam 12.00
09.35Nah masih ada waktu tuh
Gue ke kosan lo sekarang aja dah
Kelas gue mulai jam 1
09.36Setelah mengetik pesan terakhir nya, Arbian buru-buru membereskan alat tulis dan segala macam printilan nya. Pemuda itu sedang berdiam diri di taman kampus, sambil menunggu Jinan mengabari tentang makanan nya yang sudah jadi. Tapi bukan nya kabar soal makanan nya, Jinan malah mengirimkan pesan yang tidak menyenangkan hatinya.
Arbian tidak rela jika makanan yang sudah ia damba tidak jadi dirinya makan, apapun caranya Arbian harus memakan masakan Jinan itu.
"Mau kemana lu bang?" tanya Aji, salah satu adik tingkat nya.
"Mau makan."
"Ke kantin? Nitip kinderjoy dong, sama milku rasa stroberi ya."
"Gue mau makan di kosan pelangi elah, bukan di kantin!"
"Kosan pelangi? Kosan nya bang Miko?"
"Ya iya, kosan pelangi yang mana lagi emang."
"Ngikut dong! Mau ketemu kak Jinan gue, dah lama gak makan masakan dia soalnya." Aji menundukkan wajah nya sedih, dirinya terlihat begitu merindukan Jinan? Dan tentu saja reaksi nya itu membuat kerutan heran di dahi nya.
Mereka saling kenal?
"Lu kenal Jinan?"
"Hooh, kak Jinan yang manis itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETCANDY
Teen Fiction一 JenHan Hanya cerita cerita singkat tentang mereka, yang menjadi mimpi indah si penulis. #oneshort #twoshort #bxb #Jenhan #JenoxHan