In My Dream

77 9 1
                                    

//ga, jisungfem, fiksi, royalty.

"Iya sayang, papa lagi nyetir nih lanjut nanti ya telfon nya."

Suara rengekan si kecil terdengar di seberang sana, disusul suara halus dari perempuan cantik yang berstatus sebagai istri si pengemudi.

"Kamu hati-hati nyetir nya, love you J."

"Love you too na," Jeno menunduk untuk mematikan telfon nya, tak sadar jika didepan sana ada mobil truk besar yang terus membunyikan klakson nya.

Jeno dengan panik memutar stir nya belok ke arah yang berlawanan, mobil truk itu hilang kendali dan tetap menghantam mobil hitam milik Jeno. Mobil yang dikendarai Jeno hancur di bagian depan, dengan Jeno yang terluka parah didalam nya.

Orang-orang disekitar lokasi terjadinya kecelakaan buru-buru memanggil bala bantuan, sebagian ada yang mencari identitas dua korban kecelakaan itu. Jeno dan supir truk, dibawa ke rumah sakit terdekat setelah ambulan datang.

.

.

.

Karina berlari tunggang langgang di lorong rumah sakit setelah mendapat kabar mengenai suaminya, padahal baru saja mereka selesai bertelepon tak lama ia mendapat kabar jika suaminya tengah dibawa ke rumah sakit karna kecelakaan mobil.

Tanpa membawa putra mereka, Karina buru-buru pergi ke rumah sakit untuk memastikan keadaan Jeno.

"Keluarga pasien?"

"Saya istrinya dok!" sang dokter mengangguk, dan menyuruh Karina untuk mengikuti nya kedalam ruangan pribadi sang dokter.

Dokter menjelaskan secara rinci mengenai keadaan Jeno, kecelakaan yang Jeno alami bukan lah kecelakaan kecil. Kepala nya terkena benturan keras stir mobil, menyebabkan sedikit kerusakan di area kepalanya. Tangan kiri nya juga mengalami kerusakan namun tidak sampai harus diamputasi.

"Karna luka di kepala pasien cukup parah, kemungkinan untuk nya bangun sekarang ini agak mustahil. Sekarang kami hanya bisa memberikan nya perawatan, dan menunggu pasien hingga terbangun sendiri nanti."

"Nunggu? Apa dokter gila! Suami saya sekarat dok, tolong usahakan apapun! Buat dia bangun dok!!"

"Membangun kan orang yang koma itu, tak semudah membangunkan orang yang sedang tidur." sang dokter menghembuskan napas nya, dan kembali berujar "Meski begitu, kami akan tetap memberikan perawatan kepada pasien."

"Ini hanya soal waktu."

.

.

.

Ruangan yang didominasi warna putih tulang itu terasa sunyi, hanya terdengar monitor icu yang suaranya mendominasi ruangan. Selang infus yang terpasang ditangan kanan nya, nebulizer terpasang di bagian hidung dan mulut nya.

Jeno sudah terbaring di sana selama lima hari lama nya, tidak ada perubahan dari kondisi nya terakhir kali. Dokter sudah berusaha membuat kondisi nya membaik, tapi tetap tidak ada perubahan.

Karina selalu menangis setiap malam, menemani Jeno yang terbaring lemah di rumah sakit, hingga mengabaikan diri nya sendiri.

Kerabat dekat nya sudah menyuruh Karina untuk beristirahat sejenak, tapi perempuan itu tetap kekeh ingin menemani Jeno sampai kondisi nya sedikit membaik. Meskipun kemungkinan untuk nya terbangun dari koma masih sangat sedikit.

.

.

.

Jeno membuka mata nya perlahan, merasa terganggu dengan cahaya yang menyembul dari balik tirai jendela. Kepala nya sedikit pusing, pemandangan yang pertama ia lihat adalah kamar yang bernuansa kerajaan.

SWEETCANDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang