50. Omong Kosong

5.9K 489 2
                                    

"Maafkan aku."

Sebuah kalimat singkat yang berhasil membuat Kivandra meragukan pendengarannya. Seorang putri kekaisaran sedang ... meminta maaf?

Dhipa memasang wajah sungguh-sungguh, "Aku tahu ini canggung, tapi maafkan aku. Sikapku yang tidak layak ini pasti membuatmu tersinggung, a-aku benar-benar minta maaf."

Kivandra dengan gugup menjawab, "Terkutuklah saya jika mendapat permintaan maaf putri ...!"

"Tidak!" Dhipa beranjak dari kursinya dan mendekat, "Aku bersalah. Kedatanganmu di Istana benar-benar membantu pertahanan posisiku di dunia sosial, tapi dengan bodohnya aku menyalahkanmu ... padahal kamu saudaraku."

"S-saudara?"

Usha menenangkan Dhipa yang tampak berantakan, "Yang lebih penting sekarang ... aku juga minta maaf."

Kini Kivandra dihujani permintaan maaf.

Ethan pun turut menundukkan kepalanya, "Maafkan aku, Kivandra."

Dua pangeran terhormat kekaisaran menundukkan kepala di hadapannya, tentu Kivandra gelagapan. Gadis itu tidak sempat membalas segala hal, pintu ruang tamu terbuka.

Kaisar datang.

"Kivandra," kedatangan Kaisar mengambil alih perhatian anak-anaknya, "Aku ingin menunjukkan sesuatu."

Sebuah kalung lusuh muncul diambil dari sebuah saku, Kaisar menyerahkan kalung itu pada Kivandra yang kebingungan. "Buka kalungnya." ujar Kaisar.

Kivandra menurut dan membuka kalung tersebut. Di dalamnya terdapat sebuah lukisan tua, lukisan seorang wanita dengan rambut bergelombang. Terasa familiar.

"Dia adalah sang ratu, dan juga ... i-ibumu,"

Kivandra tersentak, "Apa?"

Kaisar tersenyum sedih, "Benar, dia ibumu dan kamu anakku, Kivandra, kita keluarga."

Awalnya kedatangan Kivandra ke Istana untuk meminta maaf atas sikapnya, dan kembali pulang ke Mansion. Namun semua ini, bukankah mereka terlalu mempermainkan Kivandra?

"Maafkan saya, baginda." Kivandra mengembalikan kalung tersebut, "Saya tidak punya waktu untuk omong kosong."

Hatinya berkobar marah. Kivandra adalah gadis jalanan yang menjalankan hidupnya tanpa merasakan kasih sayang orang tua. Baginya, ibu dan ayah adalah sosok yang menghilang dan tidak pernah ada. Namun hari ini, ada seorang pria yang seenaknya mengaku seorang ayah?

Bahkan setelah semua ini terjadi?

"Omong kosong." Kivandra mengulang kalimatnya dan bersiap untuk pergi.

"T-tunggu!" Kaisar meraih lengannya, "Apa kamu tidak percaya?"

"Haruskah saya percaya? Belasan tahun saya hidup susah payah di jalanan tanpa orang tua, dan hari ini ada yang seenaknya mengaku sebagai ayah saya. Keluarga? Omong kosong apa ini, baginda?"

Kaisar tampak terpaku sebentar. Lalu sebuah kejadian rumit terjadi, pria mulia itu bersujud memegang kaki Kivandra. "Kumohon maafkan pria kotor ini. Tidak, tubuh ini bahkan lebih terkutuk dari iblis! Maafkan tubuh terkutuk ini, maafkan aku, aku--"

"Saya tidak butuh permohonan maaf anda!" Kivandra berteriak kencang.

Tak pernah ia pikir di hidupnya, seorang Kaisar yang amat mulia bersujud di kaki kotor ini. Kivandra menatap sekitar, Dhipa yang hampir menangis, Usha dan Ethan pun tampak ingin melakukan sesuatu namun tidak bisa.

"Permohonan maaf itu tidak saya perlukan, baginda. Omong kosong yang tiba-tiba anda sebutkan membuat kepala saya berat. Bukankah anda harus sedikit menjelaskan apa yang terjadi?" ucap Kivandra dengan rumit.

"Oh, benar, " Usha mengangguk dengan tergesa, "Penjelasan. Aku akan menjelaskan semuanya, Kivandra. Kumohon jangan pergi dulu, i-ini duduklah."

Kursi yang dipersembahkan oleh pangeran mahkota, kaisar di masa depan. Kivandra dengan setengah hati duduk di atasnya.

"Um, dari mana aku harus mulai? Oh, s-sejak kehadiranmu yang tiba-tiba hilang dari Istana. Saat Dhipa bangun dari sakit panjangnya."

Princess SurrogateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang