"Sejak kepergianmu tiba-tiba, aku kacau. Aku mencarimu ke seluruh jalanan di sudut kekaisaran, namun hasilnya hanya sia-sia. Aku tidak tahu kenapa aku sangat khawatir tentangmu-- dan aku menemukan sesuatu." Usha mulai menjelaskan.
Di sisi lain, Ethan dan Dhipa mulai membantu ayahnya bangun.
"Saat itu aku pergi ke kantor ayah, aku mendengar sesuatu tentangmu. Bahwa Kivandra, gadis penjual bunga itu, adalah putri kekaisaran yang hilang bersama ratu. Kembaran Dhipa yang dibawa kabur ibu."
Kivandra hanya duduk diam mendengarkan. Walau banyak pertanyaan di kepalanya, dia hanya diam dan menajamkan telinga.
"Aku merasa semua pertanyaanku terbalas. Tentang mengapa aku khawatir padamu, paras yang sama persis seperti Dhipa, perasaan nyaman itu, semua karena ... kau adikku."
Kini Kivandra tak tahan untuk tetap diam, "Mengapa ratu membawa saya kabur?"
"Karena kamu seorang penyihir." Kaisar menjawab dari kursinya, "Alicia, ibumu, salah mengira jika aku membenci penyihir. Ah, itu memang benar tapi dulu, penyihir pernah membunuh keluarga yang aku sayangi. Namun setelah aku bertemu Alicia, penyihir wanita berparas cantik, hidupku berubah. Aku benar-benar mencintai penyihir sejak saat itu."
Kivandra kembali ingat saat ia bersama Usha dan Ethan, berusaha kabur dari Kaisar yang menceritakan kisah penyihir. Dulu mereka mengira bahwa Kaisar sangat menyukai penyihir. Ternyata ada kisah di baliknya.
Kaisar lagi-lagi tersenyum sedih, "Alicia membawamu kabur karena takut kamu dibenci olehku. Sihirnya yang hebat melindungimu sehingga aku tidak pernah bisa menemukanmu selama ini. Dan entah kenapa, saat kamu mulai menghilang, sihir pelindung dari ibumu hancur. Artinya ada penyihir kuat yang menghancurkannya."
"Aku mengira ... dia adalah Duke Zephyr." Usha mengutarakan pemikirannya.
Kivandra mengerutkan kening, "Lucas?"
"Benar, Duke adalah penyihir dengan kekuatan luar biasa."
"...," Kivandra menghela napasnya, "Lalu sekarang di mana ratu?"
"Ya ... dia-- sudah meninggal." ujar Kaisar yang semakin mengecil suaranya, seperti menahan kesedihan luar biasa.
"Oh," Kivandra tercekat, tidak bisa berkata apa-apa.
"U-um, aku juga ingin mengucapkan terima kasih." Dhipa membuka suaranya, "Penyakitku sembuh oleh sihir penyembuhanmu."
"Aku ... benarkah?"
"Um. Terima kasih!"
Ruang tamu dilahap keheningan. Penjelasan yang disuguhkan Usha maupun Kaisar sudah selesai, kini mereka menunggu respon dari Kivandra.
Kivandra sendiri membuang napas panjang dan berdiri, "Semua ini terlalu tiba-tiba. Saya merasa rumit, saya ingin pulang."
"Pulang?" Ethan bertanya heran.
"Ke Mansion Duke, saya bekerja sebagai dokter."
"O-oh, begitu."
"Iya," Kivandra mengangguk, "Membutuhkan waktu, saya akan kembali dulu."
"Hati-hati." Dhipa berucap tulus dan memegang tanganku, "Sekali lagi aku ingin berkata, maaf dan terima kasih."
"Iya, putri."
"Tunggu," Ethan memberikan sebuah buket bunga raksasa, "I-ini, hadiah ulang tahunmu."
Usha tersenyum, "Benar, walau ini sedikit terlambat, tapi selamat ulang tahun, a ... adikku."
Perasaan hangat muncul dari dalam hati Kivandra. Gadis itu tersenyum dan menerima buket, "Terima kasih."
Kini Kivandra bertatap muka dengan Kaisar, ayahnya. "Saya kembali dulu, baginda."
"Baiklah." ucap Kaisar dengan setengah hati.
"Saya juga ingin mengatakan sesuatu." Kivandra menatap buket bunga raksasa, "Bahwa, saya ingin meminta maaf atas kepergian saya tiba-tiba. Berada di Istana itu menyenangkan, banyak kue dan daging yang enak. Dan tentu saja, saya memaafkan kalian semua. Saya hanya butuh waktu untuk banyak hal."
Suasana ruang tamu berubah banyak, itu tampak menyenangkan.
"Saya pergi dulu, kakak, ayah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Surrogate
FantasyPutus asa sporadis merapah, saat itu kereta berkilau datang menghampiri toko bunga Kivandra. Sang Pangeran mengajak Kivandra, yang tampak lelah, untuk menjadi keluarga kekaisaran. Kivandra seorang gadis miskin yang menjual bunga di pinggir jalanan...