Siang itu, suasana kantin sekolah begitu ramai dipenuhi oleh siswa-siswi yang ingin mengisi perut mereka yang sudah berteriak kelaparan. Namun keramaian tersebut tidak dapat membuat seorang gadis omega mengurungkan niatnya untuk mengungkapkan perasaanya pada Sultan, seorang alpha yang menjadi 'most wanted' di sekolahnya. Ia hanya ingin, setidaknya ia dapat mengutarakan perasaan yang telah di pendamnya selama tiga tahun ini.Kini gadis itu sudah berdiri tepat di hadapan sebuah meja panjang yang diduduki oleh Sultan dan beberapa teman alphanya. Kedua tangannya saling meremat seakan berusaha saling menguatkan, sebelum akhirnya ia berkata.
"A-aku suka sama kamu, Sultan." ucapnya tiba-tiba yang mampu membuat keheningan sejenak di meja tersebut.
Beberapa teman alpha Sultan melirik gadis omega dengan name tag "Rona Rekananta" itu dengan tatapan seolah berkata "Seriusan?! Berani banget lu?!".
"Hah, lo ngomong sama Sultan?" ujar Hwi, teman Sultan sejak SMP.
"Seriusan? omega kayak lo?" timpal Ryo.
"Gila aja, omega kayak lo berani ngomong kayak gitu ke Sultan. Lo ngerendahin Sultan apa gimana?" Alfin juga menanggapi.
Rona hanya mampu menundukkan kepalanya mendengar kata-kata kejam yang dilontarkan oleh teman-teman Sultan.
Sementara Sultan yang mendapatkan pengakuan entah keberapa kalinya itu hanya mendengus. Namun dalam sekejap dengusan itu berubah menjadi kekehan yang terdengar mengerikan dan merendahkan.
Brakk
Sultan tak main-main saat ia menggebrak meja dengan tangannya, sehingga menimbulkan suara yang lantang dan menyebabkan seluruh atensi penghuni kantin tertuju pada mereka.
"Lo omega?" suara Sultan terdengar dalam dan penuh tekanan.
Rematan pada kedua tangan Rona semakin mengencang. Jujur ia ketakutan. Seluruh warga sekolah sudah tahu bagaimana kebencian Sultan pada omega, pada kaum yang Sultan anggap sebagai kaum rendahan itu. Namun kini ia yang berstatus omega justru dengan berani mengutarakan perasaannya pada alpha itu.
"I-i-iya Sult-!"
"Jangan berani sebut nama gue pake mulut kotor lo!"
Belum selesai Rona dengan kata-katanya, teriakan Sultan telah berhasil menghentikannya. Kini tangan alpha itu terulur pada wajah Rona, ia berhenti di pipi omega itu dan merematnya begitu kuat.
"Mulut kotor lo ini pasti udah berkali-kali nyepongin kontol om-om! Cih, dasar murahan. Gue muak sama kaum rendahan kayak lo."
Jleb
Seketika dada Rona berdenyut begitu nyeri. Mungkin saat tadi teman-temannya yang berkata demikian, Rona masih dapat menahannya. Namun kali ini Sultan, orang yang begitu ia puja dan kagumi selama tiga tahun ini justru menghinanya dengan begitu kasar.
Tubuh Rona gemetaran. Ia takut, tapi ia juga tidak tahan dengan amarah yang tiba-tiba tersulut dalam dirinya saat Sultan mengatakan hal kotor tentang dirinya yang sama sekali tidaklah benar. Alhasil, tanpa sadar tangan Rona terangkat dan tanpa sadar ia telah memberikan tamparan yang sangat keras pada Sultan.
Plakk
Bahkan karena suasana kantin yang sedari tadi telah berubah sunyi, bunyi dari tamparan yang dilakukan Rona telah menggema di seluruh penjuru kantin.
Seketika Sultan melepas cengkeramannya pada Rona dan memegang pipinya. Sangat perih.
"Gue emang omega, tapi gue gak murahan Sultan!" teriak Rona.
Sultan yang ikut tersulut emosi pun tanpa sadar menampar balik Rona, bahkan dengan kekuatan yang lebih besar sehingga menyebabkan Rona terjatuh ke lantai. Namun bahkan saat Rona sudah tersungkur, Sultan masih memberinya pukulan dengan menendang-nendang gadis itu brutal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Destiny
RomanceMate yang selama ini ia nanti-nantikan justru merupakan pelaku pembully adiknya.