Sincerity

482 44 4
                                    

Pagi hari tiba di ruangan sejuk win yg sedang di jaga ketat oleh beberapa orang.

Win tersadar dia melihat atas, samping di mana dirinya? Dia lupa semuanya. Dia masih sedikit ingat tentang dirinya.

"Akhirnya kau sadar juga" -singto

Singto berdiri di sebelah tempat tidur win melihat win yg bangun tidur. Wajahnya sangat cantik jika habis bangun tidur, melebihi wanita.

"K-ka singto?" -win

"Yeah aku singto masih ingat?" -singto

"Tentu saja emang aku sakit apa? Sampai aku harus di rawat di rumah sakit?" -win

"Ceritanya panjang aku tak mau kau sedih mendengarkannya" -singto

"Ayolah bercerita dengan ku ka, mengapa aku bisa disini?" -win

Singto menggeleng kan kepalanya melihat tubuh mungil win, raut wajah win yg sangat gemas, ayolah siapa yg tak tertarik dengan win? Wajah yg menggemaskan, tubuh mungil yg sangat indah.

"Tak apa win kau sarapan terlebih dahulu ya?" -singto

"Humm, Dede bayi juga udah lapar" -win

Win mengusap perutnya sendiri sambil tersenyum melihat ke arah perutnya.

"Ade bayi?" -singto

"Iyaa aku hamil anak ka bright sudah mau 1 bulan" -win

Singto yg melihat itu merasa bersalah karena tak bisa menyelamatkan bayi yg di kandungan win, jika dia beritahu sekarang kondisi win akan kembali turun.

"Kenapa ka singto melamun? Aku serius kalau aku lagi hamil" -win

"Ah iya aku lupa.. makan lah" -singto

Singto memberikan makanan itu semangkuk bubur.

"Mengapa bubur?! Win tak suka dengan bubur" -win

"Win ayolah makan bubur itu enak" -singto

"Gak, kata bunda dulu katanya bubur itu bisa ada racunnya jadi win gak mau bubur racun!" -win

"Racun? Mengapa aku harus mengasih racun di bubur mu?" -singto

"Racun itu membuat mati!! Nanti Dede bayi juga ikut mati gimana? Ka singto mau win keguguran?" -win

"Jika kau ingin mati mengapa harus ku kasih racun di mangkok bubur mu ini? Mengapa aku tak langsung membunuh mu saja, kan tidak repot" -singto

"Jadi ka singto ingin membunuhku?" -win

"Sudah sudah makanlah cepat, aku ada urusan lain jika nanti aku datang buburnya belum habis awas saja kau tak akan ku biarkan kau pulang selamanya" -singto

Singto pun keluar dari ruangan win.

"Dasar jahat, win buang saja bubur itu ke tong sampah dokter nya psikopat banget" -win

Win pun melihat sampah di sebelah tempat tidur win, dia berusaha membuang bubur itu di sampah.

Akhirnya bubur yg di mangkok win sudah habis, ya karena itu di buang di tempat sampah. Win segera duduk di tempat tidurnya lagi dan tersenyum riang.

"Nahh habis dehh, huh dasar dokter bodoh masa ga tau sih win bijak gini" -win

"Oh ya dimana ya ka bright? Biasanya ka bright selalu rindu denganku" -win

Dew masuk ke ruangan win. Win yg melihat kedatangan dew dia terasa sangat tak enak.

"Win, kau sudah sadar?" -dew

"Iya dew" -win

Kenapa dia ga panggil gue ka lagi ya? Batin dew.

"Gimana Lo udah makan?" -dew

Siksaan? ||BrightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang