~Part 8~

70 4 0
                                    

~happy reading~
***

Tidak terasa dua hari lagi menjelang hari pernikahannya, ia sekarang pusing bagaimana caranya menggagalkan perjodohan ini, ia sudah melakukan berbagai cara tetapi selalu saja gagal.

"Sayang Azka sudah nunggu loh dari tadi, kamu susah siap belum" tanya bundanya setelah mengetuk pintunya beberapa kali.

"Iya sebentar" teriak Nara

Setelah melihat penampilan nya ia turun ke bawah menemui Azka, hari ini Azka mengajaknya lagi keluar dan ia tidak memiliki alasan untuk menolak, terpaksa ia menerima ajakan itu.

"Silahkan masuk calon istri" Nara mendengus saat mendengar ucapan Aska

"Kita mau ke mana?"

"Ngak tau, kamu punya rekomendasi tempat yang bagus?"

Nara kesal, bagaimana bisa Azka mengajaknya keluar dan tidak tau mau ke mana.

"Jadi kamu ngajak aku keluar tapi ngak tau mau kemana? Kalau tau begini mending tadi aku ke cafe aja"

"Ayolah sayang jangan marah-marah, sebentar lagi kita menikah"

"Sebenarnya apa alasan kamu menerima perjodohan ini?"

Ia penasaran kenapa Azka dengan mudahnya menerima perjodohan mereka.

"Karena aku cinta sama kamu"

"Ngak mungkin kamu pikir aku percaya?"

"Kamu pasti pernah dengar jatuh cinta pada pandangan pertama"

"Kamu ngak usah bercanda, pokoknya aku mau bata...." Ia tidak jadi melanjutkan perkataannya saat mendengar handphone Azka berdering.

"Baik saya akan segera kesana" ucap Azka setelah memutus panggilan secara sepihak.

Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, Nara sangat panik berkali-kali ia bertanya ada apa tetapi Azka diam saja, apa terjadi sesuatu.

"Kamu gila ya aku belum mau mati, kalau mau mati ngak usah ngajak aku" kesalnya saat sampai di sebuah parkiran.

"Turun!" perkataan Azka semakin membuat Nara kesal.

Azka menarik tangan Nara dan berlari, Nara baru sadar ternyata ia sedang di rumah sakit, siapa yang sakit?

Nara menatap Azka yang kini sedang memakai baju dokternya dengan terburu-buru, ia baru tahu ternyata Azka seorang dokter.

"Kamu tunggu disini okey, ada pasien kecelakaan lalu lintas dan harus di operasi sekarang juga" setelah mencium kening Nara, Azka berlalu meninggalkan Nara yang kini mematung di ruangan sendirian.

Ia memegang keningnya, jantungnya berdebar, sekuat tenaga Nara mengelak tentang perasaannya tetapi tidak bisa, bahkan belum tujuh hari ia menggagalkan perjodohan itu ia sudah mengaku kalah dan gagal karena nyatanya ia sudah jatuh dalam pesona Azka.

*****
Ia menatap Azka kini berjalan ke arahnya, niatnya tadi ingin keluar karena bosan menunggu terlalu lama tetapi sepertinya operasinya telah selesai.

Tanpa permisi laki-laki itu memeluknya begitu erat rasanya sedikit sulit bernafas membuatnya berusaha mendorong tubuh laki-laki itu.

"Sebentar sayang aku butuh mengisi energi" ujarnya membuat perempuan itu memutar bola matanya.

Kini laki-laki itu menatapnya dengan senyuman membuatnya semakin tampan.

Sial kenapa Azka sangat tampan dengan baju dokternya
"Kenapa? terpesona ya?"

"Ngak! Biasa aja bahkan idola aku lebih ganteng dari pada kamu"

"Oh ya memang idola kamu siapa?" Tanyanya sambil menarik tangan Nara berjalan menuju parkiran.

"Taehyung"

"Kamu suka banget ya sama dia?" Tanyanya lagi setelah memasangkan Nara seat belt, Nara menahan nafasnya.

"Iyalah!" Ia mati-matian menahan rasa gugupnya

"Ngak papa kamu suka sama dia toh mau kamu jungkir balik pun kamu ngak akan bisa sama dia, tau kamu hidup aja ngak" ujarnya yang kini telah menjalankan mobilnya.

Perkataan Azka membuatnya benar-benar emosi
"Kamu!" lama-lama berdekatan dengan Azka membuatnya darah tinggi, ia tidak tau lagi harus berkata apa.

"Apa sayang, lagian bagaimanapun juga aku tetap pemenangnya karena sebentar lagi kamu bakalan jadi milik aku seutuhnya, aku bisa peluk kamu, cium kamu dan juga genggam tangan kamu kaya gini, sementara dia ngak bisa"

Nara melepaskan genggaman Azka
"Di dunia ini ngak ada yang tidak mungkin dan bisa aja terjadi, siapa tau aku beneran berjodoh sama Taehyung"

"Boleh aku cium kamu biar kamu sadar?" Tanyanya sambil menahan kepala gadis didepannya dengan kedua tangannya, ia benar-benar gemas dengan gadis didepannya.

"Apasih!" Kesalnya sambil menepis tangan Azka, ia bersyukur saat lampu sudah berubah menjadi hijau.

Rasanya sangat malas mantap wajah Azka akhirnya ia menatap luar jendela mobil, ia lebih baik diam dari pada harus berdebat dengan Azka yang ujung-ujungnya membuat nya darah tinggi.

"Kamu marah? Maaf ya" Azka semakin merasa bersalah saat gadis di samping nya diam saja.

"Nanti deh kalau kita udah nikah kita ke Korea ketemu Taehyung, kamu mau ngak?" Akhirnya gadis itu menatap nya juga saat mendengar perkataan nya, hal itu membuatnya tersenyum, ternyata sangat mudah membujuk gadis itu.

"Memangnya boleh? Emang kamu mampu bayar buat ketemu Taehyung, biayanya mahal loh" gadis itu tersenyum mengejek.

"Kamu ngak perlu ragu sama aku, apapun yang kamu mau aku akan turutin, petik bintang di langit pun aku sanggup, lagian apasih yang ngak buat kamu" detik itu juga Nara meyakinkan dirinya untuk tidak terlalu percaya ucapan Azka.

******
Bergabung..........




















TUJUH HARI MENGGAGALKAN PERJODOHAN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang