BAB 4

213 12 0
                                    

Pelayan membawakan makanan mereka ke kamar dan menyiapkannya di balkon kamar tuan Ho Gyeong. Pakaian untuk Yoona juga sudah mereka siapkan di atas ranjang yang sudah mereka ganti spreinya dengan yang baru. Mereka melakukannya dengan cepat selagi Yoona dan sang tuan masih menghabiskan waktu mereka di kamar mandi.

Tuan Ho Gyeong masih memanjakannya. Dia bahkan membantu Yoona mengeringkan rambutnya. Menggendong Yoona setiap kali mereka akan berpindah tempat. Hingga akhirnya mereka menuju ke balkon untuk sarapan bersama.

“Kulihat hidupmu di Italia sangat mengenaskan. Saat pertama kali aku melihat fotomu aku tidak menduga kau sangat menjaga tubuhmu. Kau memang menjaganya?”

“Menjual diri adalah rencana terakhirku jika aku masih saja gagal keluar dari kemiskinan. Siapa yang menyangka seseorang justru lebih dulu mendapatkan keuntungan itu dengan menjualku.

Tunggu, kau melihat fotoku saat masih di Vernazza?” matanya membulat penuh tanya, sementara tuan Ho Gyeong hanya tersenyum.

“Lepaskan aku!!! Lepass!!!!!!” terdengar suara teriakan seorang gadis dari lantai bawah.

“Habiskan sarapanmu supaya kau punya tenaga kalau-kalau kau menginginkannya lagi” ucap tuan Ho Gyeong beranjak dari tempat duduknya dan mengecup kening Yoona sebelum kemudian meninggalkan Yoona di kamarnya.

Suara gadis itu sudah tidak terdengar lagi tapi masih terngiang di telinga Yoona. Seolah suara itu menyadarkannya pada situasinya saat ini. Ini bukan saatnya dia terlena dengan pesona dan imajinasinya dengan tuan Ho Gyeong. Sejak awal dia tahu tuan Ho Gyeong bukan orang biasa dan dia tidak bisa menjamin hidupnya akan selalu baik-baik saja.

Hingga malam menjelang tuan Ho Gyeong tidak kembali ke kamarnya. Yoona pun hanya memilih untuk tetap di kamar karena masih belum nyaman untuk banyak berjalan. Bahkan sampai Yoona tertidur pun tuan Ho Gyeong belum kembali ke kamarnya.

Lewat tengah malam Yoona terbangun dan memutuskan untuk keluar dari kamar. Suasana di dalam rumah sangat sepi, sepertinya mereka lebih mengutamakan berjaga di luar.

Yoona berjalan menuruni tangga megah itu perlahan. Dia mencari dapur untuk mengambil air minum. Di tangga terakhir, sisi kiri adalah arah dapur itu berada sementara di sisi kanan ada sebuah lorong dengan pintu di ujung yang sepertinya itu sebuah kamar.

Baru berjalan beberapa langkah menuju dapur, Yoona mendengar suara desahan seorang gadis dan juga suara pria dari arah belakangnya. Dia yakin suara itu berasal dari kamar itu.

Rasa penasarannya yang sangat tinggi menggerakkan langkah kakinya mendekati pintu itu, dan bahkan membuka pintu yang tidak terkunci itu.

Dia mendapatkan pemandangan yang sangat tidak disangka. Seorang gadis yang tangan dan kakinya terikat di ranjang. Dan dua pria tanpa busana sedang melakukan aktivitas erotis mereka pada gadis itu. Bukan suara kenikmatan yang dia dengar dari gadis itu, tapi sepertinya dia merasa kesakitan.

Yoona terkejut saat seseorang lagi membuka pintunya lebar-lebar dan berdiri di hadapannya tanpa mengenakan sehelai kain pun. Lebih terkejut lagi ketika Yoona melihat pria yang sedang duduk di sofa di dalam kamar itu adalah tuan Ho Gyeong.

“Maaf.. sepertinya aku mengganggu kalian.” Jantungnya berdegup sangat kencang. Yoona segera meninggalkan tempat itu dan kembali ke kamar.

Jantungnya serasa berhenti mendadak saat seseorang menghentikannya menutup pintu kamar. Yoona yang mulai bergetar berjalan mundur sedikit demi sedikit, sementara pria di hadapannya akhirnya masuk dan mengunci pintu kamar.

“Sekarang kau takut padaku?” ucap tuan Ho Gyeong dengan suaranya yang sangat mengintimidasi dan semakin membuat Yoona gugup.

“Aku tidak bermaksud mengganggu kalian. Aku kira itu kau dan aku hanya.. aku..”

“Hanya apa? Memangnya kenapa kalau itu aku?” tuan Ho Gyeong berhasil menarik Yoona ke dalam pelukannya. Tatapan matanya pada Yoona tidak seperti malam kemarin. Dia seolah sedang menunjukkan sebesar apa kuasa yang dia punya dari tatapan matanya.

Tuan Ho Gyeong membawa Yoona ke ranjang dan mengurungnya di bawah tubuh besarnya.

“Kau tidak menjawabku Lee Yoona. Kenapa? Kau ingin aku melakukan hal yang sama padamu?” nada bicaranya sangat mengintimidasi Yoona dan berhasil membuat Yoona takut.

“Apa aku boleh bilang tidak?”

“Tentu saja. Tapi bukan berarti aku akan melepaskanmu begitu saja. Kebetulan sekali kau belum tidur” ucap tuan Ho Gyeong kemudian dengan cepat melepas semua pakaiannya dan pakaian yang Yoona pakai.

Adanya tuan Ho Gyeong di kamar itu memang untuk menghukum gadis yang terikat di ranjang itu. Dia dan para pengawalnya harus berhasil membuat tuan Ho Gyeong ikut terangsang karena mereka. Tanpa ada yang boleh memasukkan benda miliknya kelubang milik gadis itu. Karena tuan Ho Gyeong yang akan melakukannya jika mereka berhasil memancingnya. Tapi jika tidak ketiganya yang akan melakukanya pada gadis itu.

Dan Yoona muncul saat tuan Ho Gyeong mulai terpancing. Tentu dia tidak bisa membiarkannya begitu saja. Batang kejantanannya sudah mengeras dan dia masih ingat dengan kenikmatan yang Yoona berikan untuknya. Dengan segera dia mengatur ritme hentakannya.

Tapi malam ini ada yang berbeda dengan tubuh Yoona. Tidak seperti malam sebelumnya dimana milik tuan Ho Gyeong terasa terus terhisap. Yoona bahkan tidak bereaksi seperti kemarin.

The Possesion of Yoona Lee (Part 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang