BAB 10

235 9 1
                                    

Sudah dua bulan berlalu dari sejak tuan Ho Gyeong memberinya hukuman dan Yoona masih belum datang bulan juga. Dia meminta alat tes kehamilan pada pelayan Lim dan tentu saja pelayan Lim melaporkannya pada tuan Ho Gyeong.

“Hamil anak siapa lagi kau kali ini?” ucap tuan Ho Gyeong duduk di ranjang Yoona menunggunya keluar dari kamar mandi. Dia merebut alat tes kehamilan Yoona dan hasilnya benar-benar positif.

“Kau harus segera memanggil dokter Yang atau kau akan kehilangan pemasukan terbesarmu” jawab Yoona dingin.

Tuan Ho Gyeong memasukkan Yoona ke dalam daftar gadis di klub miliknya yang memberikan layanan kencan satu malam. Yoona berada di daftar paling atas dengan nominal sekali kencan yang sangat fantastis. Dan tuan Ho Gyeong sendiri yang menyeleksinya. Dia tidak ingin Yoona mendapatkan celah untuk mencari bantuan agar bisa pergi darinya.

“Kau pikir aku tidak tahu kalau kau selama ini hanya bermain-main (no seks)?” sambung tuan Ho Gyeong menahan lengan Yoona.

“Karena itulah kau harus memanggil dokter Yang. Siapa tahu aku jatuh hati pada seseorang dan menginginkannya” jawab Yoona menepis tangan tuan Ho Gyeong.

“Ikut denganku dulu baru ku panggil dokter Yang untuk memeriksamu” perintah ini jelas tidak bisa dibantahnya.

Mereka pergi ke sebuah pertemuan bisnis lagi. Yang tuan Ho Gyeong temui kali ini adalah pengusaha muda yang sedang ramai dibicarakan oleh para pimpinan perusahaan kelas atas. Mereka berhasil mendirikan perusahaan mereka masing-masing dan dalam waktu singkat dan mereka berhasil menjadikan perusahaan mereka dikenal oleh investor asing.

“Maaf tuan Jin, tapi seperti yang pernah kami sampaikan sebelumnya. Kami masih belum tertarik untuk bergabung ataupun menggunakan jasa yang tuan Jin tawarkan. Untuk saat ini perusahaan milik Yoongi hyung sudah cukup untuk menjaga kami. Kami belum sebesar itu” ucap Kim Namjoon. Pria dengan perawakan gagah dan cara bicara yang sangat bijak yang duduk di samping Yoona.

‘Ini pertama kalinya aku mendengarnya. Seseorang berani menolak tawaran Jin Ho Gyeong. Siapa mereka sebenarnya’ gumam Yoona dalam hatinya.

“Baiklah-baiklah aku mengerti, mungkin kalian perlu waktu untuk membicarakannya lagi. Dia (Yoona) akan membantu kalian supaya lebih mengenal kami” jawab tuan Ho Gyeong seperti biasa menawarkan Yoona.

Tapi ada empat pria disini. Meskipun mereka tampan tapi melihat tubuh bugar mereka Yoona merasa akan mati kehabisan tenaga jika harus meladeni keempatnya.

“Tidak perlu tuan Jin, kami semua sudah membicarakannya sebelum kami datang kemari” jawab pria di hadapan Yoona dengan cepat sebelum tuan Ho Gyeong beranjak dari tempat duduknya. Kim Seokjin. 

‘Dari mana dia mendapat wajah tampan itu’ gumam Yoona lagi dalam hatinya. Dia seperti gadis yang baru keluar dari gua.

“Jadi kalian menolaknya?” sambung tuan Ho Gyeong lagi.

“Benar tuan Ho Gyeong. Maaf sekali lagi, tapi sepertinya kami belum bisa menerimanya” Jung Hoseok. Dia sangat menjaga sopan santunnya.

“Satu kesempatan saja, biarkan Yoona membantu kalian mengerti. Aku akan meninggalkannya disini” ucap tuan Ho Gyeong melirik Yoona sekilas kemudian meninggalkan ruangan.

Yoona sibuk dengan pikiran-pikiran di otaknya. Keempatnya tampan, muda, bugar, dan berani menolak tawaran Jin Ho Gyeong. Lagi-lagi Yoona merasa dia bisa mendapatkan bantuan dari orang-orang asing ini.

Mengambil selembar tisu dan pena yang tuan Ho Gyeong tinggalkan untuk mereka menandatangani surat kerja sama. Yoona menulis sebuah pesan yang kemudian dia berikan kepada Namjoon.

“Kami semua tahu apa kegunaan mu di ruangan ini. Tidak perlu berusaha keras karena kami tidak tertarik sama sekali denganmu” kalimat yang terdengar seperti petir yang menyambar di siang hari ini keluar dari mulut pria yang sejak tadi tidak mengucapkan apapun pada tuan Ho Gyeong.

Min Yoongi. Mulut tajamnya ini sangat sesuai dengan tatapan dinginnya itu.

“Bagaimana mungkin? Kalian bahkan belum melihat apapun” ucap Yoona merespon Yoongi.

‘Tidak tertarik katamu?! Tajam sekali mulutmu itu! Tahu apa kau tentang aku!’ gumam Yoona kesal dalam hatinya.

“Sekali lihat saja kami sudah tahu berapa pria yang sudah tidur bersama mu” lagi-lagi mulut tajam itu menyambar telinga Yoona.

Dan berkat mulut tajam dan sikap dingin Min Yoongi itu, Yoona sama sekali tidak punya niatan untuk membujuk mereka. Otaknya sangat sibuk menyampaikan pesan pada Namjoon sementara mulut dan telinganya harus mendengar kalimat-kalimat pedas yang keluar dari mulut Yoongi.

“Kau tahu kan apa akibatnya kalau kau gagal membujuk mereka?!” bentak tuan Ho Gyeong setelah mereka sampai di rumah.

“Apa kau tidak dengar mulut pedas pria itu?! Dimana dokter Yang?! Aku harus memastikannya dulu!”

Dokter Yang sudah menunggunya di lantai dua. Setelah pemeriksaan yang dokter Yang lakukan mereka akhirnya mengganti topik perdebatan mereka.

Usia kandungan Yoona rupanya sudah menginjak dua bulan. Jika mengikuti apa kata dokter Yang maka ayah dari bayi yang Yoona kandung tidak lain adalah tuan Ho Gyeong sendiri.

“Kau yakin itu bayiku?!” bentak tuan Ho Gyeong menarik lengan Yoona.

“Bayimu atau bukan kau pasti akan tetap menyingkirkannya kan?!!” Yoona balas membentak tuan Ho Gyeong kemudian mengunci pintu kamarnya.

“Lee Yoona buka pintunya!!!” teriak tuan Ho Gyeong.

“Tuan.. Maaf sebelumnya, tapi Yoona pernah keguguran sebelumnya. Jika bayi dalam kandungannya memang darah daging tuan dan tuan ingin mempertahankannya, akan lebih baik jika ibu bayinya tidak terlalu banyak mendapatkan tekanan” ucap dokter Yang menghentikan tuan Ho Gyeong.

Tapi apa yang Yoona pikirkan dan apa yang tuan Ho Gyeong inginkan sangatlah bertolak belakang.

The Possesion of Yoona Lee (Part 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang