partner, huh!!

36 10 11
                                    

Ricuhan merpati mulai terdengar di kala matahari hendak menampakkan dirinya, angin terasa begitu kencang, suara rintihan hujan kian memasuki telinga lelaki di teras rumah dengan jaket yang menutupi seragam sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ricuhan merpati mulai terdengar di kala matahari hendak menampakkan dirinya, angin terasa begitu kencang, suara rintihan hujan kian memasuki telinga lelaki di teras rumah dengan jaket yang menutupi seragam sekolahnya.

Dreett.. Dreett

Getaran handphone yang tergenggam menunjukkan nama yang sangat dicintanya "me-Rindu❤️" nama yang sederhana namun sangat berarti bagi lelaki tersebut, ia segera mengangkat telepon sang pujangga dengan perasaan yang bahagia.

"RAJAAAA!!!" Lelaki itu sontak menjauhkan handphone dari telinganya begitu mendapatkan teriakan yang begitu kencang di dalam telepon.

"ada apa madam?" Saut lelaki itu bernama Raja

"Madam madam, liat noh dah jam berapa, 10 menit lagi bel bunyi, kamu dimana sih?!!" Tanya Rindu dengan nada emosinya. Wajar jika Rindu emosi, 20 menit yang lalu ia sudah menunggu raja dengan mondar mandir di depan kelas ditemani masakan bekal untuk kekasihnya tak hanya itu, ia mendapatkan hadiah tatapan aneh orang sekitar.

"Di sini hujan sayang, sebentar lagi aku kesana ya, doain agar rajamu ini tidak telat" Raja menjawab perkataan rindu dengan kekehan kecil yang terdengar di telinga gadis itu.

Mendengar kekehan dari Raja, emosi Rindu makin mendarah "Dah pasti telat!" Rindu mematikan telepon tanpa aba aba, Raja yang melihat perlakuan Rindu kepadanya seperti itu sudah menjadi sarapannya setiap pagi. Rindu tidak menyukai kata terlambat tapi malah bertemu dengan sosok Raja.

Rintikan hujan kian mereda, Raja bergegas menuju motor kesayangannya untuk dinaikkan, tak lupa sebelum berangkat ia selalu memakan permen terlebih dahulu sebagai pembuka. Katanya biar kesialan tidak datang kepadanya.

Hanya hening yang menemani Raja di sepanjang perjalanan, hujan membuat jalan raya menjadi semakin padat. Terjadi perdebatan pengendara mobil dan motor di jalan raya, Raja tidak memperdulikan hal itu yang terpenting baginya saat ini adalah, Rindu, apakah Rindu akan memaafkannya lagi?

Hujan memang menjadi penyelamat bagi siswa yang menyukai kata terlambat, karena hujan para guru mengerti apa itu arti toleransi waktu. Raja menghembus nafas lega melihat gerbang masih terbuka lebar, ia berlari kencang menuju kelas, pelajaran kesukaannya pasti sudah dimulai.

Di depan kelas Raja mendapati Rindu dengan raut wajah yang tertunduk masam, tangan yang menggenggam bekal, dan kaki yang menghentak hentak. Melihat kasihnya terlihat malang seperti itu, Raja langsung menghampiri Rindu. Rindu menatap tajam wajah Raja begitu sadar Raja berada disampingnya.

Mati gue, huh lo pasti bisa ja! Batin Raja menguatkan dirinya

"Aku ga telat loh sayang, gerbangnya ga ditutup tadi" Tegur Raja dengan senyumnya yang percaya diri. Rindu sudah bosan mendengar perkataan dari Raja, ia mengambil tangan Raja dan memberikan bekal yang ia pegang sedari satu jam yang lalu tadi. Rindu membalikkan badan menuju ke kelas, Raja tidak mau mencegatnya, ia ingin agar Rindu menenangkan dirinya sendiri terlebih dahulu. Entah ujian apalagi yang akan dihadapi Raja.

MALI A VIOLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang