alunan

5 0 0
                                    

Sepuluh menit berlalu begitu cepat, Rindu menyender mesra kepada Raja sambil memakan biskuit coklat yang ia pegang, biskuit dari spanyol sungguh nikmat untuk dimakan.

Nadin duduk disamping Rindu, memainkan gadgetnya. Sesekali ia keluar, melihat awan dan memotretnya lalu masuk kembali. Air putih Nadin telah habis, namun Ale belum kunjung kembali.

Nadin bosan melihat teman disampingnya sedang bermesra tanpa memikirkan perasaan orang yang disebelahnya. Bener ya kalo udah sama pasangan, dunia tuh seakan milik berdua.

Nadin menghela nafas, memainkan gadgetnya kembali. Kali ini ia bermain game, game ludo.

Belum sempat ia memenangkan permainan yang berada di gadgetnya tersebut, terdengar suara alunan biola dari dalam kamar.

Alunan biola yang indah memenuhi kediaman Ale, alunan biola yang cantik membuat Raja berangkat dari tempat duduknya. "mau coba?" Tawar Ale. Raja mengangguk semangat.

Raja memainkan biola dengan lihai, ia menyukai biola sedari kecil, Rindu sudah mengetahui itu. Nada demi nada, irama demi irama telah Raja keluarkan di biola itu, ia mempersembahkan lagu dibiola itu untuk orang yang ia cintai setelah ibunya, Rindu.

https://t.me/flowerbbu/70 (musik alunan biola raja)

Nadin mendekati Rindu, khawatir. Rindu tersenyum kaku mendengar Raja akan mempersembahkan alunan biola untuknya, alunan biola yang dibuat oleh Raja dengan tangannya sendiri. Rindu senang mendengar Raja membuatkan alunan khusus untuknya namun, disisi lain Rindu menggenggam erat jari jemari Nadin dengan rasa cemas serta takut didalam.

"ndu, gapapa?" Bisik Nadin sambil mengelus tangan Rindu yang berkeringat. Rindu mengangguk memberi isyarat tidak apa-apa. Nadin cemas terhadap Rindu, sedangkan Raja begitu senang memainkan biola yang ia pegang tidak sadar jika kekasihnya sedang ketakutan.

Ale tersenyum melihat Rindu tersenyum walaupun senyum Rindu kaku, Ale merasa Rindu salah tingkah dibuat Raja. "gimana ndu, indah?" Ale tersenyum "Raja emang lihai, tapi masih lihaian saya main nya" Gurau Ale dengan bibir memperlihatkan giginya, tertawa.

Rindu mengangguk pelan, tersenyum, ia tidak memilih berbicara, masa lalunya terus menghantuinya.

Nadin cemas melihat wajah Rindu semakin pucat. Nadin menawarkan minum kepada Rindu namun, Rindu menggeleng cepat, masih melihat Raja.

Keringat dingin yang berada di kepala Rindu bercucuran, wajah yang pucat, tangan yang dingin, namun bibir masih sempat tersenyum atas pertunjukan kekasihnya.

"mau aku suruh Raja berhenti mainin?" bisik Nadin. Rindu menggeleng lagi untuk kesekian kalinya, ia tidak mau Raja tau jika dia tidak menyukai biola, itu bisa menghambat bakat dan hobi Raja dalam bermain biola, Rindu tidak mau.

Selang beberapa menit, tatapan Rindu menjadi gelap, tenggorokannya sakit seperti tertusuk duri, Rindu tidak sadarkan diri di pangkuan Nadin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MALI A VIOLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang