CHAP 1

1.3K 141 44
                                    


Selamat membaca, Teman Lama feat. Silent Readers

🎼🎼🎼

Salah satu ruas jalanan Seoul yang ramai di malam menjelang Natal, menjadi lintasan kejar-kejaran yang tak terelakkan.

"BRUUAAK!!"

Satu mobil polisi menabrak tiang lampu jalan.

"KRAAKK!"

Dua mobil polisi yang lain masih mengejar target penangkapan.

Mobil target melaju ugal-ugalan karena haram jika sampai tertangkap, apalagi di malam Natal.

Ketakutan membuat mereka frustrasi sampai terkejut karena terlambat menghindari sebuah mobil Audi hitam tipe R8 terbaru yang melintas di depan dan memotong laju mereka.

Pengemudi mobil langsung banting setir ke kanan demi menghindari tabrakan dengan Audi R8, yang mengakibatkan mobil terguling terbalik dan tak bergerak. Membuat tangki bahan bakar bocor dan mengalirkan isinya.

Melihat kondisi mobil target dalam bahaya, para polisi yang akhirnya sampai di lokasi segera berlari mendekat dan menarik keluar tersangka sekaligus barang bukti dari dalam mobil sebelum kendaraan itu meledak.

Dan benar saja...

"BUUUMM!"

Mobil kurir bubuk putih lantak dengan puing-puing yang berserak.

___


Di layar display smart TV yang dipajang dibalik kaca toko, tampak jelas dua pelaku ditelungkupkan di atas kap mobil polisi beserta barang bukti skala besar, tak jauh dari lokasi mobil tersangka yang terbakar.

Dan hebatnya, barang bukti sebesar itu ternyata masih belum termasuk ukuran kakap. Lokasi kejadian perkara sungguh riuh dan penuh.

"Ah, tak kusangka, ternyata di negeri ini masih ada pengedar narkoba." Dengan wajah polos, Jennie bergumam tak percaya, lalu melihat sekeliling dengan gelisah. "Ck, dia pasti lupa." Yang ia lihat hanyalah orang-orang yang tidak dikenal saling lalu lalang ke urusan masing-masing.

"Siapa?"

"Kamjagiya!" Jennie menoleh. Kaget. "Kau mengagetkanku."

"Benarkah?" Wajah datar sambil menyodorkan papper bag ukuran sedang. "Apple crumble pie, kesukaanmu."

Jennie bergantian melihat si pemberi dan pemberian. "Aku tetap marah padamu." Ia menerima dengan wajah merengut. "Kau telat!"

"Iya." Mengakui kemudian mengajak. "Ayo makan. Kau pasti lapar."

___

Pesona makanan memang mampu membisukan obrolan.

"Kenapa lama?"

Akhirnya obrolan kembali menyala.

"Masih antri di toko kue." Dijawab datar sambil mengunyah ramen.

"Kukira kau lupa."

Dijawab dengan gelengan kepala.

JENSOO, What Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang