CHAP 2

905 117 4
                                    

Selamat membaca, Teman Lama feat. Silent Readers

⚾⚾⚾⚾

Meski di luar suasana cenderung muram bersalju, namun di dalam rumah, tepatnya di ruangan studio yang berdinding kaca—sehingga bisa melihat ke halaman samping—seorang gadis bersweater rajut coklat muda dengan rambut dikepang dua berponi, duduk di depan kanvas.

Ia sedang berimajinasi dan berusaha mewujudkannya dalam media gambar. Ya, yang ia lukis adalah langit biru saat musim semi. Penuh warna dan terasa ceria.

"Hm, senyaman itukah duniamu?" Seseorang yang mengenakan workshirt panjang hitam menghampiri. "Majestic. Just like you."

"Hai." Si Pelukis menoleh. Jeda sejenak sambil tersenyum bahagia. "Kau datang." Meletakkan palet.

"Kau baik-baik saja?" Si Tamu khawatir. Duduk di kursi dekat kanvas.

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu." Melihat sekilas keluar, terlihat mobil Audi hitam R8 sudah diparkir di halaman rumah.

"Ada yang salah?" Nada menyelidik sambil mengikuti arah mata lawan bicara yang mengarah ke mobil.

Gadis pelukis menyentuh pipi si tamu. "Aku mohon, berhentilah." Dari sini, si Tamu sudah sangat paham tentang maksud lawan bicaranya. Ia hendak bersuara untuk membantah tapi gagal. Sebab kalimat terakhir adalah perintah. "Penuhi permintaanku."

"Darimana kau tahu?"

"Apa aku harus memeriksa mobilmu untuk menemukan barang itu?"

Rasa kecewa pada diri sendiri sangat terasa. "Kenapa kau selalu tahu." Pernyataan retoris dengan nada kekalahan.

"Kita berdua memiliki banyak rencana. Tolong jangan kacaukan."

"Sudahlah, dia pasti akan mengacau." Sahut orang lain yang tiba-tiba muncul ke ruangan dengan ekspresi mengantuk. Tampak lucu dengan beannie hat- coklatnya.

Si Pelukis tersenyum kalem untuk menyambut. "Kau sudah bangun?"

Yang baru datang mengangguk. "Dugaanmu benar, Eonnie. Ada sesuatu untukmu." Menyodorkan sebuah barang. "Si Buruk Rupa ini meninggalkanku tertidur sendiri di dalam mobil. Padahal sudah sampai."

Tuan rumah menerima barang itu. Lalu mengacungkan sekotak lintingan herbal milik si Tamu Buruk Rupa yang hanya bisa diam pasrah. "Lihat, kau memang pengacau."

Kau pasti paham kan apa itu lintingan herbal? Tapi tenang, ini bukan ganja.

Tak terima dengan pengkhianatan ini, si Tamu menggerutu kesal ke yeoja ber-beannie hat coklat karena membongkar barang yang dia sembunyikan.

"Ck, Lisa-ya."

Bersambung...

Percayalah, vommentmu itu sangat berarti

⚾⚾⚾⚾

*Alur Chapter Genap itu
tentang kisah lain yang kayaknya bukan seleramu*

⚾⚾⚾⚾

Makasih udah mau ngeluangin waktumu buat baca cerita ini. Dan kalau mau traktir gua kopi, boleh kok 😁☕

JENSOO, What Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang