CHAP 9

143 22 0
                                    

Selamat membaca, Teman Lama feat. Silent Readers

🎼🎼🎼🎼

"Siapa Audi?"

Jennie menata napas. Ia harus meyakinkan kekasihnya. Dan itu bagian tersulit dari hubungan ini. "Logonya terlihat sekilas."

"Kau yakin hanya tentang 'logonya terlihat sekilas' ?" Curiga.

Jennie paham maksudnya. Sambil menahan geram, ia membalas. "Kau menuduhku memiliki hubungan dengan si pengemudi Audi?"

"Apapun bisa terjadi."

"Tuduhanmu itu sangat tidak masuk akal."

"Ok." Jisoo menutup pembicaraan dengan membuka tutup botol air mineral dingin, memasukkan sedotan dan menyerahkan ke kekasihnya. Sementara ia langsung meneguk miliknya hingga setengah tandas. Keduanya melepas dahaga karena tegang. "Kajja."

Mobil meninggalkan parkiran supermarket. Ya, setelah insiden Audi tadi, Jisoo memilih untuk menenangkan diri kesana.

"Kau marah?"

Mereka sudah sampai di parkiran basement apartement. Namun masih di dalam mobil.

Jennie memalingkan wajah ke arah luar jendela.

Jisoo menelan ludah. Bingung. "Aku takut kau terluka. Maafkan aku."

Tak bisa ditutupi lagi, pipi Jennie basah.
Jisoo langsung menarik kekasihnya ke rengkuhan. Mau bicara apa, ia takut memperburuk suasana. "Kau jahat!" Sebuah pukulan bersarang di lengannya. Suara bergetar dengan mata berlinang. "Aku hanya mencintaimu tapi kau malah menuduhku!"

Pengakuan itu mengiris hati Jisoo. "Maafkan aku." Direngkuh lebih erat tapi tak menjerat.

Jennie memaksa lepas pelukan. Ia menghapus air matanya sendiri. Jisoo memandanginya sedih.

Ya, Jennie jujur. Dia memang mencintai Jisoo.

Sangat.

_____

Jennie bersama rekan dancer tengah bersantai di kafetaria agensi sebelum pulang. Di tengah keseruan obrolan, ada yang menyela dengan sopan, meski tanpa suara.

Hanya dengan kehadirannya saja, semua yang berada di ruangan mengerti.

Langsung senyap.

"Eonnie."

"Noona."

"Hm?" Jennie menoleh atas bisikan instruksi rekan dancernya.

Cukup kaget juga mendapati seorang yeoja bertopi baseball navy dengan long sleeve senada serta jeans light telah berdiri di belakangnya dengan visual yang sempurna.  Meski tanpa senyum merekah. "Kajja."

Jennie menurut meski masih kesal dalam hati. Ya, urusan 'Audi' belum selesai.

Meski begitu, satu tangan dari masing-masing langsung terkait seperti terikat.

"Totally official." Ghibah rekan dancer.

Masih mencoba ikhlas.

JENSOO, What Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang