05. Berkas Kematian

18 2 6
                                    

Note!

Jika ada kesalahan dalam penggunaan bahasa asing, mohon bantu diperbaiki. Dan jangan lupa juga untuk follow, vote dan komen! Terima kasih.

• • ✧ • •

Saat ini, Doh Hyun dan kedua partner-nya tengah sibuk mengutak-atik lemari penuh memori kasus, mencari sebuah file berisi keterangan para korban dari empat puluh kasus yang pernah terjadi sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini, Doh Hyun dan kedua partner-nya tengah sibuk mengutak-atik lemari penuh memori kasus, mencari sebuah file berisi keterangan para korban dari empat puluh kasus yang pernah terjadi sebelumnya.

Katanya, kasus yang mereka tangani saat ini memiliki kemiripan dengan kasus yang terjadi 5 tahun yang lalu. Sebab, pagi hari tadi, sang detektif tiba-tiba mendapat sebuah pesan dari nomor yang tak kenal, yang menyindir dan mengungkit perihal tragedi mengerikan; kasus beruntun selama empat tahun.

Akan tetapi, mereka masih belum menemukan file tersebut walau jam di dinding sudah menunjukkan pukul 11.20 KST. Sudah hampir 4 jam mereka di sana tanpa berpindah atau terganggu sama sekali.

Wah ... jinjja! (Wah ... benar-benar!) Ini sangat menyulitkan!” gumam Dong-Min yang mulai kesal dan tidak sabaran. Pria emosional itu memang tidak tahan terhadap hal yang terlalu bertele-tele.

“Apa berkas itu sebuah harta karun sampai sulit sekali untuk ditemukan?” Ia berceloteh dengan tangan yang terus mengulah-alih tumpukan file di depannya, dan menggeleng-geleng kesal.

Minjee yang lelah mendengar keluh kesal sang rekan langsung menatap Dong-Min dengan sinis. “Apa mulutmu itu tidak bisa diam sebentar? Berisik!” omelnya menghentikan kegiatannya sejenak.

Dong-Min pun menatap Minjee dengan mimik masam. “Jangan salahkan aku! Salahkan file-nya yang tidak bisa ditemukan!” balasnya tidak terima.

Minjee lantas berdecak. “Bisa-bisanya ada pria sepertimu ... Terlalu cerewet!” gumamnya yang masih bisa didengar oleh sang empu, sebab sedari tadi pria emosional itu tidak henti-hentinya menggerutu.

Lagi dan lagi Dong-Min menatap kesal sang rekan dengan posisi yang kini sepenuhnya menongkrong, kedua tangan bertumpu pada paha, juga arah hadapnya yang menyerong ke arah Minjee. Pria dengan kesabaran setipis tisu di bagi seratus itu lantas menghela napas.

“Ya! Kau tidak suka?! Lebih baik diam saja! Tidak usah protes!”

Yang diajak berdebat pun menyipitkan mata dengan dahi bertaut. “Bagaimana aku bisa diam dan tidak protes jika kau berisik terus?! Kau mengganggu ketenangan dan fokusku, Babo! (bodoh!)”

Dong-Min semakin dibuat naik pitam.

Sementara Doh Hyun, wanita bersurai cokelat itu memilih tetap fokus pada apa yang saat ini tengah dirinya lakukan, dan hanya mendengarkan. Ia tidak peduli sejauh mana perdebatan di antara keduanya berlangsung. Ia sudah terlalu lelah dan muak mendengar kedua partner-nya itu bertengkar.

[TERBIT] Crime (대구 17'22)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang